0.1

2 1 0
                                    

4, Februari, 2023

"Jadi kak Langit pindah sekolah ke Bandung?"

Sekarang mereka berdua tengah berada di salah satu cafe di Bandung. Mungkin awalnya Bulan ingin langsung pulang, tetapi tidak ada salahnya ngobrol sebentar dengan kakak kelas smp nya itu kan?

"Iya gue pindah sekolah kesini baru sebulan yang lalu sih, lu sendiri sekolah dimana?" ucap seorang laki-laki yang bernama Langit Praaksara.

"Gue sekolah di SMA 2 kak"

"Loh itu searah kan ya sama SMA 13? Gimana kalau pulang sekolah nanti gue yang jemput?" tawar Langit.

"Kayaknya gak bisa deh kak"

"Kenapa? "

"Takut dimarahin papa" ucap Bulan yang kini tengah mengaduk-ngaduk minumannya.

"Selagi niat nya baik, gak ada salahnya kan?"

"Ya iya sih, tapi lu gak akan ngerti kak"

"Sini handphone lu" ucap Langit

"Buat apa kak?" tanya Bulan dengan terheran.

"Mau masukin nomer gue, siapa tau suatu saat nanti lu butuh gitu"

Setelah itu Bulan memberikan ponselnya kepada Langit. Dengan cepatnya Langit memasukan nomer ponselnya itu.

"Nih, u can call me if u need something" ucap Langit sambil memberikan ponsel itu kepada sang pemiliknya.

"mmm okay... Eh kak, gue harus pulang nanti papa gue bisa marah. Gue duluan ya kak" ucap Bulan tergesa-gesa.

"Mau dianter? "

"Gausah kak, gue naik grab aja"

"Yaudah, tiati"

***

Di perjalanan pulang, Bulan menatap ke arah jendela mobil. Ia sedikit tidak menyangka dapat bertemu dengan seorang laki-laki yang dulu banyak disukai oleh teman-temannya. Selain mempunyai wajah yang tampan, Langit ini dulunya adalah seorang ketua osis di smp nya dan dia juga mempunyai sifat yang friendly terhadap siapa pun. Bulan memang tau siapa Langit itu. Tetapi dia tidak pernah sekalipun berbicara dengan nya dan ini menjadi kali pertamanya dia berbicara dengan Langit. Saat smp Langit pernah dekat dengan sahabat smp nya dulu yang bernama Cici, Bulan tau awal cerita kedekatan mereka hingga mereka akhirnya tidak dekat lagi.

"Ternyata kak Langit emang sebaik itu ya, pantes aja dulu banyak yang suka" ucapnya dalam hati.

"Neng, udah nyampe" ucap pak supir yang membuat lamunannya menjadi buyar.

"Oh iya pak, ini pak uangnya. Kembaliannya ambil aja ya pak" ucap Bulan sambil memberikan selembar uang seratus ribu kepada pak supir.

"Makasih neng"

"Iya pak" ucap Bulan yang kemudian tersenyum kepada bapak itu.

Ia berjalan ke arah rumahnya dan kemudian memencet bel rumah itu. Saat pintu terbuka terlihatlah seorang wanita yang selalu ia panggil dengan sebutan mama.

"Hey kok baru pulang sih kak"

Bulan tertawa pelan. "biasalah ma"

"Yaudah, kamu bersih-bersih dulu habis itu langsung tidur ya"

Bulan mengangguk. "oke ma"

***


Cuaca yang cerah di minggu pagi ini membuat Bulan memutuskan untuk berolahraga di sekitaran komplek dengan teman dekat nya yang bernama Mila.

Pluviophile (aku, kamu dan hujan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang