005. Pesta Sore Itu

24 9 3
                                    

raksakuma
.

Entah sejak kapan asap rokok dan bisingnya suara kendaraan dengan kepulan asap polusinya sudah menjadi teman dalam keseharian seorang Satria. Lelaki paruh baya dengan umur setengah abad itu sekarang hanya bisa menyeruput kopi hitamnya yang kini kian mendikit.

Hanya sepuntung rokok serta kepulan asapnya didampingi dengan secangkir kopi, namun setidaknya Satria merasa hidup kembali, setidaknya sejenak. Nikotin memang sudah menjadi temannya sejak dahulu, sejak pertama kali Satria mendekati Nirmala, saat lelaki itu mendatangi rumah dan meminang gadis itu, hingga sampai rumah tangga mereka yang sederhana sudah terbangun, dan sampai akhirnya saat Nirmala, istri terkasihnya itu meninggalkan mereka semua dengan pedihnya.

Dan Satria, dengan bodoh dan dungunya sibuk berjudi dengan gaya hidup bermalas-malasannya.

Bukan, bukan kata cinta Satria kepada Nirmala berkurang, karna nyatanya itu tak berkurang, bahkan sedikitpun. Namun rasanya, seiring waktu berjalan, bagaimana jatuh bangunnya dia yang merupakan lulusan SMA saja yang berusaha keras mengadu nasib mencari pekerjaan di Jakarta lambat laun membuatnya semakin stress dan lama kelamaan membuatnya menyerah.

Dahulu sosok Satria merupakan sosok yang rajin dan tekun, entah berapa kalipun ia ditolak kerja sana sini, setidaknya masih ada Nirmala dan anak mereka- Windra yang berada di perut yang menunggunya di rumah, siap memberikan pelukan hangat tiap kali bahunya merosot dan merasa lelah. Tapi semua itu tak cukup, karna Satria, dengan mental pengecut dan bodohnya itu membiarkan rasa rendah diri menguasainya.

Saat Nirmala hanya bisa tersenyum getir kala teman-temannya dapat berlibur ke luar kota, saat teman-temannya bisa membeli tas bermerk dan mahal, atau saat teman-temannya digerayangi oleh harta dan kebahagiaan, sedangkan kondisi mereka saat itu, bisa makan 3 kali sehari tanpa mengutang saja sudah sujud syukur rasanya.

Apalagi tatkala merasakan tekanan dari pihak keluarga Nirmala yang terus menerus meremehkannya bahkan juga merendahkan anak mereka yang bahkan belum lahir ke dunia ini. Rasanya begitu banyak penderitaan mereka, dan Satria yang tak mampu menahannya lagi akhirnya membiarkan rasa bersalah dan rendah diri mendominasinya kala melihat Nirmala yang tulus bersabar selalu berada di sisinya

Jadi semuanya hancur, begitu saja, bersamaan dengan terputusnya asa Satria yang lalu membuat pria itu mencoba cara-cara yang mudah untuk mendapatkan uang, apapun itu caranya. Entah itu berjudi, mencuri, taruhan, atau hal lainnya yang bisa membuatnya mendapatkan uang. Satria sudah masuk ke dalam dunia itu, hingga tanpa lelaki itu sadari, ia sudah terlalu jauh. Punggungnya sudah tak dapat Nirmala gapai lagi, dan mata Satria seolah telah terkunci rapat disana. Meninggalkan Nirmala serta kedua anaknya dalam keterpurukan hidup, dan memberikan beban bagi ketiganya melalui sikapnya yang berubah bertolak belakang seperti dahulu kala.

Satria membiarkan dirinya kalah, membuat hidupnya hancur beserta kesuraman yang menanti di depan keluarganya. Namun Nirmala tak mau menyerah, walau mengidap penyakit lambung kronis, tak henti-hentinya wanita itu tetap berjuang mencari nafkah menggantikan Satria yang sudah tak ia kenali lagi. Dan tiba-tiba, seperti yang orang-orang sebutkan, mengenai nasi telah menjadi bubur, rasa penyesalan mulai menyerbu Satria tatkala Nirmala pergi meninggalkan dunia ini.

Lalu dengan kesadarannya yang perlahan mulai kembali, kala melihat kedua anaknya beserta tatapan kosong mereka usai beberapa hari sepeninggalan Nirmala, Satria sadar bahwa kehidupan keduanya sekarang harus benar-benar ia jaga. Tak boleh ada yang seperti dirinya, maka dengan secercah harapan, ia mulai membangkitkan dirinya lagi. Hingga kini, ia menjadi seorang supir taksi.

Heather | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang