Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan akhir dari kegiatan belajar mengajar di hari Senin cerah ini. Suasana kelas mulai ramai dengan suara siswa-siswi yang membereskan buku dan bersiap pulang.
Sean masih duduk di kursinya, memasukkan buku ke dalam tas dengan santai. Ia menunggu Arjuna yang akan kemari untuk mengajaknya berkeliling.
Tak lama kemudian, sebuah ketukan pelan terdengar di pintu kelas. Arjuna muncul di sana, melangkah masuk dengan senyum hangat yang khas. Bersamaan dengan itu, Reyki juga datang menghampiri Juan untuk pulang bersama.
"Sean, sudah siap?" tanya Arjuna.
Sean menoleh dan mengangguk. "Iya, Kak."
Juan yang masih berada di kelas ikut melirik. "Oh, Kak Juna, kalian mau berangkat sekarang?"
"Iya, karena para siswa juga sudah pulang," jawab Arjuna santai.
"Semangat, Sean. Next kita pulang bareng!" seru Reyki.
"Semangat, Sean. Hati-hati. Kalau ada apa-apa, kasih tahu aku," ujar Juan sambil mengacungkan jempol.
Sean mengangguk pelan, lalu mengikuti Arjuna keluar dari kelas.
"Kita mulai dari mana dulu, Kak?" tanya Sean sambil menyesuaikan langkahnya dengan Arjuna.
"Kita mulai dari tempat-tempat yang sering dikunjungi siswa. Aku juga mau kamu lihat fasilitas sekolah ini. Biar nanti kalau butuh sesuatu, kamu tidak bingung," jawab Arjuna sambil berjalan menyusuri koridor.
Mereka melewati lorong yang dihiasi papan pengumuman dan poster-poster kegiatan sekolah.
"Ini lorong utama. Biasanya tempat ini paling ramai saat ada acara sekolah. Nah, di sebelah kanan itu ruang guru. Kalau ada keperluan, kamu bisa langsung ke sana," jelas Arjuna sambil menunjuk ke arah sebuah ruangan dengan pintu kaca besar.
Sean memperhatikan dengan seksama, mencatat dalam pikirannya setiap detail yang disebutkan Arjuna.
Mereka kemudian berbelok ke arah perpustakaan. Arjuna membuka pintu dan mengajak Sean masuk. Suasana tenang dan nyaman langsung menyambut mereka.
"Ini perpustakaan sekolah. Koleksi bukunya cukup lengkap. Kalau kamu suka baca, tempat ini bisa jadi favorit kamu," ujar Arjuna.
Sean melihat deretan rak yang dipenuhi buku, dan beberapa siswa yang tampak sibuk membaca di sudut ruangan.
"Aku suka tempat ini," komentar Sean singkat.
Arjuna tersenyum. "Bagus. Nanti kalau ada waktu, kita bisa baca bareng di sini."
Setelah keluar dari perpustakaan, mereka melanjutkan perjalanan ke lapangan olahraga. Lapangan itu luas, dengan tribun kecil di salah satu sisinya. Beberapa siswa terlihat bermain basket meski jam sekolah sudah selesai. Disebelahnya juga terdapat lapangan yang luas, dengan bendera merah putih yang berkibar di atas tiang yang tinggi.
"Lapangan ini sering dipakai untuk kegiatan olahraga, dan lapangan satu nya untuk upacara. Kalau kamu suka olahraga, kamu bisa gabung klub di sini," kata Arjuna.
"Aku tidak terlalu pandai olahraga," balas Sean jujur.
"Tidak masalah. Tapi, kalau mau coba, bilang saja. Aku bisa bantu," tawar Arjuna sambil menepuk bahu Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories Arsean
Fanfiction[ The Memories Arsean ft. ENHYPEN ] Arsean Arnesh Williams, putra tunggal dari keluarga Williams, menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Namun, saat ia memasuki sekolah menengah atas, satu per satu hal yang berkaitan dengan masa lalunya mulai m...