2.39

266 52 14
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Bunyi ketukan kening pada pintu semakin menebal seiring berjalannya waktu. Lelaki tampan yang tengah asyik mengembara di dunia pikiran pun merasa terganggu. Pikiran hancur menjadi kepingan kecil yang menyebar di udara. Ye Mi tidak tahu kapan Xiao Sa keluar dari kamar mandi, juga tidak tahu alasan yang mendasari tindakan tersebut. Yang jelas, beragam jenis perasaan mulai bermekaran meski tidak diekspresikan secara langsung. Aura dingin dan datar yang terpampang di wajah sangat bertolak belakang dengan perasaan yang terlukis di hati.

Ye Mi berjalan dengan langkah ringan, tidak menciptakan gerakan yang menimbulkan suara, membuat Xiao Sa nyaris mati terkejut ketika merasakan tangan hangat yang bergantung di pinggangnya. Dengan cepat kening berhenti bergerak, bahkan sekujur tubuh membeku di tempat sebab tidak dapat menampung keterkejutan lebih lama lagi.

Dari arah belakang, Xiao Sa mendengarkan suara parau yang membelai sisi telinganya. Begitu parau hingga mampu menenggelamkan akal sehat. Pikiran yang berada di ambang kejernihan menjadi kotor seketika, mulai menampilkan bayangan-bayangan kotor yang tidak boleh dipikirkan oleh anak kecil seperti dirinya.

Tiba-tiba, bisikan menggoda mengalir tanpa beban dari celah bibir tebal, "Kamu sangat harum."

Bersamaan dengan berakhirnya kalimat tersebut, Xiao Sa merasakan panas di daerah leher yang dijilat basah. Lidah Ye Mi bergerak ke sana kemari tanpa mempedulikan perasaan sang terkasih atas tindakan nakal itu. Sementara tangan mulai bergerilya, menyentuh secara acak, tetapi selalu tepat sasaran pada titik-titik sensitif. Xiao Sa tidak dapat menahan gejolak nafsu yang naik ke permukaan. Sedikit lagi adik kecilnya akan terbangun, beruntung Ye Mi memiliki tingkat kepekaan yang tinggi. Pergerakan nakal mulai dihentikan dalam sekejap, berhasil menekan gairah yang sebentar lagi akan membangkitkan jiwa agresif Xiao Sa.

Xiao Sa mendorong Ye Mi sekuat tenaga sebelum akhirnya melompat ke atas ranjang demi mengubur diri di dalam balutan selimut tebal. Sekujur tubuh disembunyikan dengan sebaik mungkin hingga menyisakan bagian mata yang berkedip lucu dan menatap tajam ke arah Ye Mi. Dia memprotes segala tindakan nakal lelaki tampan itu melalui tatapan mata, tidak berani berbicara terang-terangan. Kening mengerut secara perlahan, bersamaan dengan alis kembar yang sudah menukik tajam seperti bilah pedang yang siap berperang satu sama lain.

Ketika Ye Mi berjalan mendekat, Xiao Sa menggeleng secara cepat. Menolak berdekatan sebelum ketenangan diri diraih seutuhnya. Getaran semakin melahap jiwa yang tersembunyi di balik selimut, mengalirkan perlawanan terakhir berupa sindiran yang sudah jelas dapat memengaruhi diri Ye Mi, "Tuan Ye sangat bau! Jangan mendekat sebelum kamu selesai mandi."

Dengan begitu, Ye Mi berjalan ke belakang satu langkah. Dia tidak ingin mendapatkan lebih banyak gelar yang terdengar sangat menyebalkan. Dia telah mendapatkan gelar lelaki tua, kemudian juga disebut bau. Apa lagi gelar yang akan Xiao Sa berikan untuknya?

Ye Mi menyelesaikan acara mandi secepat kilat sebab tidak tahan untuk segera berbaring dengan tangan melingkar pada pinggang ramping sang kekasih. Dia tampak sangat tenang saat melakukan kegiatan tersebut meski keadaan di dalam tubuh bisa dikatakan jauh dari kata tenang. Jantung yang berdetak secara kuat hingga nyaris meledakkan isi di dalam dada, seakan-akan sedang mengetuk punggung Xiao Sa sepanjang waktu. Tidak dapat dipungkiri, lelaki manis itu dapat merasakan dengan jelas setiap ketukan yang berasal dari dada Ye Mi, menyebabkan hal itu menular pada dirinya. Dada Xiao Sa berdebar tak karuan. Dia ingin membangun percakapan agar keheningan di sekitar tidak menimbulkan aura yang semakin mencekam. Dia tahu jika Ye Mi adalah tipikal orang yang tidak pandai memulai percakapan. Namun, setiap kali dia membuka bibir untuk memecah keheningan, hanya ada dorongan angin yang keluar tanpa suara.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang