ala sakit

1.1K 113 36
                                    

sudah dua hari ini ala sakit. ala itu kalau lagi sakit pasti bakal manja banget sama papinya. apa-apa mau sama papinya. biasanya dia suka rebutan chenle sama jisung, tapi kalau lagi sakit bakal otomatis nempelnya ke jisung. dari kecil selalu kayak gitu. bukan berarti nggak mau sama chenle juga, tapi kalau bisa ada papinya ya sama papinya.

sekarang ala dan chenle lagi nonton tv di ruang keluarga sambil nunggu jisung pulang. hari ini mereka makan malam tanpa jisung karena laki-laki itu harus lembur hari ini. berbanding terbalik sama chenle yang seharian ini diam di rumah nemenin ala istirahat.

"papi kok lama..." celetuk ala di tengah acara nonton mereka.

"sabar ya sayang, papi masih di jalan," jawab chenle sembari rengkuh kepala anaknya untuk dia kecup.

"aku ngantuk, dad," keluh ala. wajahnya dia tenggelamkan di dada chenle.

"ya ayo bobok," ajak chenle. tubuh anaknya itu dia angkat ke pangkuan.

ala lengkungkan bibirnya, "mau nunggu papi..."

"yaudah," ucap chenle final. dia berakhir nepuk-nepuk punggung ala sambil bersenandung halus. sebenarnya dia kepikiran pengen ngajak ala ke taman belakang, tapi jam yang sudah nunjukin hampir jam delapan malam ngebuat chenle ngurungin niatnya.

"papi! papi!" seru ala antusias ngebuat chenle yang lagi ngalamun kaget sendiri. suara mobil jisung terdengar nandain laki-laki itu baru sampai di rumah.

"kaget la, astaga," keluh chenle sambil bangkit dari duduknya. kakinya ngebawa mereka ke teras, nyambut jisung yang baru pulang kerja.

"papiii!" seru ala riang saat jisung keluar dari mobil.

"halo cintaa!" balas jisung. laki-laki baru ngehampiri anak dan suaminya setelah nutup pintu garasi.

"mandi dulu," perintah chenle tegas saat jisung berusaha buat nyium ala. "mandi dulu, gumelar," kata chenle lagi ketika suaminya kembali berusaha untuk ngeraih anaknya.

"iya iyaa," kata jisung. dia akhirnya lari kecil ke kamarnya untuk bersih-bersih badan.

"galak banget daddy," ujar ala. dia ketawa pelan lihat interaksi orang tuanya itu.

"bandel papimu tuh."

"ke studio yuk?" ajak chenle basa-basi karena dia sekarang sudah jalan ke arah studionya.

"eh dad, anak lesnya daddy ternyata ada yang satu sekolah sama aku," kata ala.

"siapa namanya deh?" tanya chenle. dia buka pintu studionya kemudian duduk di depan keyboard-nya.

"davin, kemarin dia tanyain aku waktu lihat daddy ke sekolah," jawab ala. ruang kosong di sebelah chenle itu ala isi setelah turun dari pangkuan sang daddy.

"ohh, les gitar dia," kata chenle. "temenmu la?" tanyanya.

"nggak juga sih, cuma kenal doang. nggak satu kelas soalnya," jelas ala.

"la, ada yang pernah suka sama kamu terus berani nembak nggak si?" tanya chenle penasaran.

"nggak ada sih, seringnya tuh pada ngasih jajan di laci meja gitu," kata ala.

ala ini termasuk siswa yang lumayan terkenal karena jabatannya di osis yang lumayan tinggi, jadi nggak kaget kalau banyak yang kenal dia.

"kamu sama papimu tuh mirip banget. dulu juga papi banyak yang kenal, sampe sekarang sih. pinter juga, banyak guru yang akrab sama papi," kata chenle nyeritain masa muda suaminya.

"emang dad nggak gitu?" tanya ala.

"sama sih, tapi papi lebih-lebih," jawab chenle sambil ketawa pelan.

"tidur yuk," celetuk seseorang dari pintu.

"gendong pap," minta ala sambil ngulurin tangannya.

"kamu masih panas nggak tadi?" tanya jisung sembari jalan nyamperin ala.

"tadi siang panas lagi," jawab chenle ngasih tau kondisi ala seharian ini.

"makannya habis nggak?" tanya jisung lagi. pipi dan rambut ala dia kecup setelah anaknya sudah ada digendongan.

"habiss," jawab ala.

"kereenn," puji jisung.

"kalian bobok duluan aja ya, daddy mau beresin dapur," pamit chenle.

"okee, good night daddy," balas ala sambil rentangkan tangan ke arah chenle. laki-laki manis itu terima rengkuhan tangan ala kemudian kecup lembut dahi perempuan itu.

"good night, ala and papi," ujar chenle sembari ngelepas pelukan dari tubuh ala.

ala goyangkan tangannya bersamaan dengan sang papi yang melangkah keluar, "dadahh."

"tadi ngapain aja sama daddy?" tanya jisung.

"nggak ngapa-ngapain. aku seharian bobok, tadi sempet panas lagi. sekarang udah enakan. besok kalau udah kuat aku masuk sekolah ya pap?" jawab ala.

"iyaa, makannya yang banyak biar cepet kuat," kata jisung.

sampai di lantai dua dia langsung jalan ke kamar anaknya itu. jisung ngerebahin tubuhnya dan ala ke kasur setibanya mereka di kamar ala. laki-lami itu langsung benahi posisinya, bersiap untuk tidur. kening anak satu-satunya itu dia usap-usap lembut.

"pengen lengser," celetuk ala mecah hening.

dengar celetukan anaknya itu jisung ketawa kencang. lihat papinya malah ngetawain, ala akhirnya mukul dada jisung lumayan keras.

"ngeselin banget!" seru ala kesal.

"maaf maaff!" balas jisung masih dengan sisa tawanya. "udah nggak papa, rasain aja stresnya sekarang, capeknya sekarang. besok kamu lengser juga kangen sendiri," lanjut jisung setelah tawanya selesai.

"nggak. nggak mau ngurus-ngurus propo lagi," ujar ala sambil sembunyikan wajahnya di dada papinya.

"iya, besok kalau masuk organisasi ambil jabatan lain aja," kata jisung. rambut legam anaknya dia usap lembut.

"emangnya aku aura sekre banget ya sampe angkatan sebelumnya milih aku?" tanya ala.

"iya, muka-muka ms. word," ejek jisung.

"DADDY! PAPI NGESELIN!"

"udah malem teriak-teriak! istirahat kalian tuh!" seru chenle yang tadi langsung naik ke atas waktu dengar teriakan ala.

"papi ngeselin dadd," rengek ala.

"yaudah tidur sama daddy aja," putus chenle.

"nggak mau," jawab ala dan jisung kompak.

"aneh kalian. daddy tinggal."

🌼🌼🌼

—haii

🎉 Kamu telah selesai membaca daily life; gumvana and their child [jichen/chenji ft. hikaru kep1er] 🎉
daily life; gumvana and their child [jichen/chenji ft. hikaru kep1er]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang