weekend

1.1K 156 11
                                    

hari sabtu ini berjalan kayak biasa aja, nggak ada rencana main maupun rencana yang lain. biasanya kalau weekend yang tugas nyiapin sarapan itu jisung, jadi hari ini dia sudah ada di dapur pagi-pagi. chenle dan ala belum ada yang bangun karena kebetulan semalem mereka berdua begadang nonton film bareng, jisungnya tidur duluan.

setelah sarapan pagi ini selesai jisung masak, laki-laki itu memutuskan buat bangunin anaknya terlebih dahulu. jisung ngetuk pintu kamar ala sebelum masuk ke ruangan itu.

"la, bangun yuk. makan dulu," kata jisung sembari berlalu ke arah jendela untuk membukanya. ac yang masih menyala juga dia matikan. "la, bangun yuk," katanya lagi sambil berjalan ke arah anaknya yang masih erat memeluk guling.

"genduke papi, bangun yuk nak. makan dulu, papi bikin senerek," kata jisung lagi kali ini sambil kecup-kecup ringan wajah serta kepala anak perempuannya.

"daddy sudah bangun?" tanya ala lirih. tangannya kemudian dikalungkan ke leher sang papi.

"belum, bangunin sana. papi mau mandi," jawab jisung sambil angkat tubuh ala ke gendongan. anaknya ini sampai besar masih suka minta gendong jisung, ikut-ikut daddy-nya.

"papi mau lari nggak hari ini?" tanya ala.

"nggak deh, mau beberes halaman belakang aja papi," jawab jisung.

sesampainya mereka di kamar jisung dan chenle, ala langsung jisung taruh di samping sang suami. "bangunin la, papi mau mandi," perintah jisung sebelum dirinya berlalu untuk mandi.

apa ala beneran bangunin chenle? nggak lah. dia akhirnya masuk ke selimut sambil meluk daddy-nya itu kemudian balik tidur.

🌼🌼🌼

"astaga..." celetuk jisung yang melihat chenle dan ala yang malah asik pelukan saat dia baru keluar kamar mandi.

"dad ngajar nggak kamu hari ini hei?" tanya jisung sambil nepuk pelan pipi suaminya.

"nggak adaaa..." jawab chenle lirih sambil eratkan pelukannya di tubuh ala.

"yaudah lah sana tidur aja kalian," ujar jisung yang akhirnya nyerah buat bangunin suami serta anaknya itu. kasian juga mereka baru tidur dini hari tadi. akhirnya jisung ninggalin mereka setelah jemur handuk basahnya dan ngebuka jendela kamar supaya angin dan cahaya matahari bisa masuk.

setelah sarapan jisung milih buat nyapu dan ngepel seisi rumah aja, bersih-bersih halaman belakangnya besok lagi. beres nyapu dan ngepel laki-laki itu beralih buat nyuci pakaian kotor mereka.

"papi!"

jisung yang lagi jemurin pakaian di halaman belakang langsung noleh ke arah rumah. "di belakang, bi!" jawabnya.

"akhirnya bangun juga," ujar jisung ketika sang suami nyusul dia ke halaman belakang. "makan dulu sana, udah siang," perintah jisung sambil numpuk ember-ember kosong yang sudah selesai dia pakai.

"entar ah," lirih chenle.

"adeknya udah bangun belum itu?" tanya jisung sambil duduk di kursi sebelah chenle.

"udah, belum turun dari kasur tapi," jawab chenle.

"makan yuk? makan dulu abis itu mandi," perintah jisung lagi kali ini sambil kecup lembut dahi chenle.

"gendong," minta chenle sambil ngulurin tangannya ke jisung.

"manja banget," keluh jisung sembari berdiri kemudian angkat chenle ke gemdongannya. "nggak perlu ke gym gue tuh, gendong kalian mulu," sungutnya.

"masak apa?" tanya chenle ngabaiin keluhan jisung.

"senerek."

"mauu..." rengek chenle sambil ngusak rambutnya di leher jisung.

"iya ini makan," jawab jisung. suaminya itu dia dudukan di kursi sesampainya mereka di ruang makan. "kamu adek kelasnya ala ya kamu?" tanya jisung gemas sambil cubit pipi chenle.

"gum ah!" seru chenle jengkel. tangan jisung yang masih asik nyubitin pipinya dia pukul lumayan keras. "awas," ujarnya kemudian sambil bangkit dari duduknya.

"galaknya."

"sakit ya dikira!"

dengar seruan kesal dari suaminya, jisung cuma bisa ketawa kecil. 

"makan yang banyak ya anak kecil," goda jisung lagi sambil ngusak rambut chenle yang baru aja kembali duduk di meja makan.

"anak kecil anak kecil! anak gue udah lapan belas taun!" seru chenle sambil ngubit tangan suaminya.

"sakit van, buset!"

"bodo. diem lo."

lagi-lagi jisung ketawa lihat ekspresi kesal sang suami. karena chenle sudah mulai makan jadi jisung nggak mau ganggu laki-laki itu lagi, jisung cuma nemanin chenle dalam diam.

"dad," celetuk ala yang tiba-tiba nyamperin orang tuanya di meja makan. "pangku," mintanya setelah sampai di samping daddy-nya itu.

"daddy lagi makan itu, nggak boleh gitu ah nak. sini sama papi aja," tegur jisung sambil narik tangan ala pelan. ala yang masih lemas nurut-nurut aja buat duduk di pangkuan papinya.

"daddy ganteng ya pap," ujar ala.

"iya kan suami papi," sahut jisung dengan bangganya.

"daddy ala."

"halah cuma daddy doang."

"dek sini makan," interupsi chenle dengan nyodorin satu sendok makanannya untuk dia suapin ke anaknya. "ambil makan sana, udah siang," perintah chenle setelah ala nerima suapannya.

"mau mandi dulu aja," ujar ala sembari turun dari pangkuan jisung.

"nah bener, udah penguk," celetuk jisung.

"papi nggih sampun penguk," balas ala. dia ngejulurin lidahnya sebelum lari ke kamarnya untuk mandi. [papi ya udah bau]

"anakmu van."

"anakmu juga itu."

🌼🌼🌼

—haii

daily life; gumvana and their child [jichen/chenji ft. hikaru kep1er]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang