☆° Rival to Lover °☆

483 24 2
                                    

BlaneMistID × Reader's
Req from : yorugameari

Blane, merupakan siswa unggulan di sekolah. Dan (Y/n), juga siswi unggulan di sekolah. Ya, sepasang siswa-siswi yang unggul mulai dari akademik bahkan non akademik. Siapa yang tidak mengenal anak-anak ini? Pastinya tidak ada. Banyak dari mereka yang kagum terhadap kecerdasan dan keterampilan keduanya. Namun tidak sedikit juga dari mereka yang benci pada mereka. Apalagi kalau bukan rasa iri terhadap mereka.

"(Y/n), ulangan nanti bagi contekan dong," pinta temannya. Gadis itu langsung menggeleng. Tentu saja dia tidak mau membagikan jawaban soal pada mereka. Dia sudah belajar mati-matian.

"Maaf aja nih, tapi aku udah siapin diri seminggu lalu. Jadi, gak deh," balasnya. Mendengar jawaban itu, temannya menjadi cemberut.

"Seminggu? Aku sih udah dari dua minggu yang lalu sejak diumumkan bakal ada ulangan," celetuk Blane yang kebetulan duduk di belakang kiri (Y/n). Gadis itu memutar matanya. Ia tidak butuh informasi tidak berguna itu. "Pamer. Lagian gua juga ga nanya lu belajar apa nggak,"

"Kalian kenapa, dah. Musuh banget! Gak pernah sekali aku liat kalian damai. Coba sehari aja kalian damai, temanan," timpal teman kelasnya yang lain. Pasalnya kedua anak itu tidak pernah terlihat damai di sekolah.

"Males banget aku harus damai sama orang kaya dia," kata (Y/n). Blane berdecak, dia juga tidak mau berdamai dengan gadis itu.

Begitulah keseharian mereka. Tiada kata damai antara Blane dan (Y/n). Duo rival di sekolah yang selalu memperebutkan ranking satu. Bagaimana tidak, tempat favorit mereka saja perpustakaan. Penjaga perpustakaan saja sudah sangat hafal jadwal kedua anak itu untuk datang ke sana.

Selama ulangan berlangsung, seperti biasa Blane dan (Y/n) menjawab semua soal dengan sangat mudah. Mereka dua orang pertama yang menyelesaikan ulangan di dalam kelas. Hanya butuh kurang dari 10 menit dan mereka sudah selesai. Teman-temannya saja masih kesusahan dengan soal, mereka malah sudah selesai. Memang otak encer.

"Udah selesai?! Cepat banget?!" Teman-temannya hanya bisa melongo melihat keduanya yang maju ke depan untuk mengumpulkan kertas ulangan. Mereka terkejut, tapi di satu sisi mereka juga sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Tapi tetap saja terlihat waahh.

"Seperti biasa, kalian selesai lebih dulu. Kalian boleh istirahat duluan, ya," ucap sang guru. Guru juga sudah terbiasa dengan kedua anak ini yang kepintarannya sudah di luar nalar. Keduanya mengangguk dan keluar kelas.

"Cepat juga kau selesai," ujar Blane. (Y/n) memutar matanya. Tentu saja dia cepat selesai, dia sudah hafal materi.

"Memangnya kenapa?" tanya gadis itu. Blane hanya tersenyum tipis. Nampaknya gadis ini tidak dapat diajak bicara.

"Ya, gapapa. Memangnya aku gak boleh memujimu? Terserahlah. Aku mau ke kantin, kau mau ikut?" ajak Blane.

Tumben sekali dia mengajaknya. Tapi, tidak masalah. (Y/n) mengangguk, mereka pergi ke kantin bersama. Tidak ada murid di sepanjang lorong kelas. Semuanya masih belajar di kelas mereka. Ini terlalu awal untuk (Y/n) dan Blane keluar istirahat. Bagi yang tidak mengetahui alasan mereka, pasti mengira mereka bolos pelajaran. Tapi itu mustahil, siapa di sekolah ini yang tidak mengenal dua anak pintar ini?

Saking awalnya jam istirahat mereka, kantin sangat sepi. Tidak ada orang kecuali ibu-ibu yang berjualan. Mereka datang ke salah satu gerai dan berbelanja. Ibu itu heran mengapa kedua anak ini bisa datang ke kantin secepat ini.

"Cepat banget kalian ke kantin? Gak ada guru, ya?" tanya si ibu. Keduanya menggeleng. Kalaupun tidak ada guru, mereka akan tetap di kelas.

"Ada kok, bu. Hari ini ada ulangan, terus kami berdua selesai duluan. Pak guru membolehkan kami istirahat lebih awal, jadi kami ke kantin aja," jelas (Y/n). Si ibu mengangguk paham.

☆Ytmci × Readers☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang