☆° Ladang Bunga °☆

912 47 1
                                    

☆BeaconCream × Reader's☆

Sebuah postingan di instagram temannya, tempat rekreasi taman bunga yang indah. Berbagai macam bunga ada di sana. Nelson cukup tertarik untuk mengunjungi tempat itu. Taman itu terlihat cukup sepi, seperti itu adalah hidden spot untuk berelaksasi yang cocok untuknya. Secara, ia merupakan seorang introvert.

"Night, aku mau ke sana juga! Kirim sharelok dong, hehe."

"Dih, maunya yang udah ditemuin orang. Ya udah, nih."

"Makasih, Night."

Sebuah taman bunga tersembunyi. Nelson pergi ke sana sesuai dengan lokasi yang telah dikirimkan oleh temannya. Benar saja, sesuai sekali dengan apa yang ada di postingan temannya itu. Begitu banyak bunga di sana. Lebih membuatnya senang adalah, hanya dirinya sendiri yang ada di sana.

Nelson sangat menikmati suasana hening dan sunyi itu. Adem sekali pikirannya. Ada sebuah pondok dengan tanaman menjalar di tiang-tiangnya. Ia duduk di sana dan bersantai menikmati pemandangan yang indah ini. Taman ini sepertinya sangat terawat. Bunga-bunganya yang berwarna-warni dan segar sekali. Banyak serangga-serangga kecil seperti kupu-kupu, lebah, bahkan beberapa burung.

Ia perhatikan setiap sudut taman itu. Terlihat sebuah rumah kecil di sana. Rumah itu juga di penuhi beberapa bunga hias serta tanaman menjalar di atapnya. Penasaran, Nelson pergi menuju rumah itu. Di dalamnya terdapat dapur, ruang bersantai, kamar mandi, serta ranjang. Ia pun duduk di sofa di ruang bersantai. Nyaman sekali.

"Heh?! Kamu siapa?!" Nelson terkejut dan langsung berdiri dari duduknya. Seorang gadis berdiri di ambang pintu menatapnya yang sama terkejutnya.

Tunggu, taman itu milik seseorang. Dan gadis itulah pemiliknya. Jadi, ini rumah gadis itu! Nelson benar-benar terkejut. Keduanya sama-sama diam membeku, memproses apa yang sedang terjadi.

"E-eh? I-ini rumahmu?" Nelson bertanya terbata-bata. Gadis itu masih diam menatapnya.

"I-iya. Kamu siapa?!" Raut wajahnya langsung berubah drastis ketika bertanya pada Nelson.

"Eh! A-anu.. Aku.. T-tidak bermaksud.. A-aku kira ini termasuk salah satu p-properti t-taman..." Nelson berusaha menjelaskan apa yang terjadi padanya. Gadis itu terus menatapnya dengan tajam, berpikir jika lelaki itu, penguntit?

"Benarkah?" Ketusnya. Perempuan itu masih tak bisa mempercayainya. Seorang lelaki yang diam-diam masuk ke rumahnya. Bukankah itu mencurigakan?

"Sungguh! A-aku tak bermaksud, oke..? Aku kira, ini bagian dari properti dari taman ini yang bisa dikunjungi." Jelasnya. Gadis itu tak merespon. Wajahnya masih saja datar, tatapannya menyimpan rasa curiga padanya.

"Kalau begitu, aku minta maaf..." Setelah meminta maaf, Nelson langsung keluar dari rumah itu. Gadis itu hanya memandanginya yang berjalan menjauh dari rumahnya.

Nelson kembali ke pondok. Ia duduk di sana, menyimpan rasa bersalah serta malu. Bagaimana bisa ia masuk ke rumah orang tanpa izin, ditambah lagi mereka tidak saling kenal satu sama lain. Itu sangat memalukan. Mungkin setelah ini, Nelson tidak akan pernah lagi datang ke taman ini. Kejadian tadi hanya akan menjadi rahasia antara dia dan gadis itu.

Ia melipat kedua tangannya di atas meja, lalu menumpukkan kepalanya. Malu sekali. Ia berusaha untuk melupakan kejadian tadi yang terus berputar di kepalanya. Dan gadis tadi, terlihat sekali marah ketika ia mendapati Nelson yang ada di rumahnya.

"Ini." Nelson mengangkat kepalanya, dua cangkir teh tersaji di meja. Ia lihat orang yang berdiri di hadapannya. Itu gadis tadi. Ia memberikan Nelson secangkir, teh?

☆Ytmci × Readers☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang