PART 2. MALAM JUGA GANTENG

1K 326 214
                                    

vote woy vote!
sekalian komennya!
gak marah, cuma ngegas aja 🤌🏻

***

"GEEES AING DEPRESOT GESSSS!!!"

Teriakan yang menggema didalam GOR, membuat seluruh anggota voli yang tengah latihan di buat tersentak berjamaah.

Kapten mereka terlihat histeris di sudut lapangan sembari menyeret-nyeret tubuhnya layaknya cacing kepanasan.

Atensi semua orang langsung terpecah saat pintu GOR terbuka lebar, yang memperlihatkan beberapa anggota club basket masuk dengan santainya.

Ketiga pemuda dengan bandana merah dan hitam di keningnya, tampak mengerut melihat penampilan Alkaezar yang menyatu dengan lantai vinyl.

* Lantai vinyl dapat digunakan untuk lantai lapangan serbaguna, lapangan bulu tangkis, voli, futsal, bahkan lapangan basket. Salah satu keunggulan lantai vinyl selain anti slip adalah sifatnya yang elastis sehingga tidak mudah rusak karena perubahan suhu atau gesekan.

"Lu kenapa brother?" Tanya Ricky berlari kecil mendekati Alkaezar yang sudah terduduk di tempatnya.

Bak drama, pemuda itu membentuk mimik wajah yang terkesan menjijikan.

"Najis anjg." Sarkas Enza lalu berjalan menghampiri bola yang nganggur.

"Kenapa? Di cuekin Ruby lagi?" Terka Elvano yang membuat mata Alkaezar berbinar. Tapi, kepalanya menggeleng.

"Karena Ruby siih~ tapi bukan di cuekin." Adunya yang membuat ketiga— tidak, seluruh anggota mendengar dengan seksama.

"Hari ini gue dapat kata-kata penyemangat." Histeris pemuda itu sambil memainkan rambut kelamnya. "Terus terus.. dia bilang 'semangat latihannya ganteng'.."

Begitu mendengar kata di akhir kalimat Alkaezar, semua orang spontan memutar bola mata malas. Pasalnya, itu adalah kalimat keramat yang mustahil terucap di bibir Ruby Asnamira.

"Akal-akalan lu doang itu." Sahut Enza melempar bola biru kuning di tangannya kearah anggota voli yang berada di seberang net.

Seorang libero dengan baju khususnya, tampak berhasil menahan bola Enza yang di pukul dengan kuat. Senyuman puas tentu terukir di bibir Enza.

"Btw, kalian ngapain di sini? Lapangan basket kebanjiran?" Sindir Alkaezar.

"Iya nih. Mana banyak lagi ikannya." Sahut Ricky ikut masuk kedalam candaan. "Mancing nyok, gue jadi kailnya, lu jadi timahnya." Sambung Ricky.

"Lah, terus yang jadi umpannya siapa?" Tambah Alkaezar, Ricky pun tampak berpikir.

"Noh, si Enza." Tunjuk Ricky yang membuat si pemilik nama menoleh cepat.

"Kalau dia yang jadi umpan, bukannya banyak yang datang, ikannya malah kabur semua. Bukan cuma satu dua ekor doang, tapi satu sungai."

Celetukan Elvano berhasil membuat orang-orang mendengarnya terkekeh bersama.

Si pemilik nama terlihat dendam. Bola yang baru saja dia kutip di dekatnya langsung di servis kuat kearah kumpulan tungau yang menggatal.

"Jangan libatkan gue."

•••

"Terus gue harus libatkan siapa lagi, kalau bukan elu."

Ruby berteriak nyaring yang membuat Leonardo menjauhkan sedikit kepalanya.

"Gue di dekat lu bocah, ngapain teriak-teriak nggak jelas." Sungut Leonardo meremat kesal wajah Ruby.

"Bundaaa~ kakak KDRT!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALKAEZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang