Deon terbangun dari tidur nyenyaknya. selama pelajaran bahasa inggris tadi, dia tertidur pulas. untungnya tidak mendengkur. kelas ramai, seperti tidak ada guru.
"gak ada guru?" tanya Deon ke Ricky yang duduk disebelahnya. Ricky hanya menggeleng, wajahnya terlihat pucat. "kok muka lu pucat?" Deon buru buru merogoh isi tasnya, mengeluarkan sebotol air merah-darah-dari tasnya.
Ricky, sepupu Deon menerima uluran botol itu menegaknya hingga sisa setengah. "udah gue bilang kalo belum fit gak usah balik sama gue dulu!" kata Deon.
aduh untung aja gue bangun, kalo enggak udah pingsan kali tu anak, batinnya.
Ricky punya saudara kembar, namanya Luca. sama sama tampan, cuma beda otak aja. nalar Ricky untuk membaca dan berhitung lebih cepat dibanding nalar Luca yang lebih cepat untuk berperang.
"ah males, Luca rusuh."
"kayak lu gak aja sih." Ricky mendengus, Deon cuma nyengir.
"by the way, cewek yang lu bilang kemarin yang mana?" bisik Ricky, matanya menatap seisi kelas. maklum, Ricky baru masuk sekolah setelah sekian lama.
Deon mengernyit, "yang mana?" Ricky memutar bola matanya malas. "anak Ares."
"ooh, coba liat arah jam 7." Ricky menoleh kebelakang, melihat Adara sedang mengobrol dengan Vanya, teman sebangkunya.
"ih jangan langsung diliat tolol." dengus Deon. Ricky memasang muka datarnya. "oh yang itu."
"ah tapi gua naksirnya sama Melody anak kelas sebelah." kata Deon. "oke?? gue gak nanya." jawab Ricky.
"tapi kayaknya si Melody kalo liat gue pasti naksirnya sama gue." kata Ricky yang dihadiahi pukulan oleh Deon.
Deon gak tau aja sebenarnya kalau Ricky itu... ah bahasnya nanti aja biar kaget.
tidak lama, bel berdering. semua murid yang ada didalam kelas berlari keluar kelas.
"ke kantin gak?" tanya Deon. Ricky menggeleng, "gue masih lemes, tapi kalo lu mau kesana gue nitip." cengirnya.
Deon mendengus pelan, "yaudah, mau nitip apa?"
"sandwich aja, tapi yang dagingnya ayam terus harus bagian dada." kata Ricky.
"banyak mau anjing." sungut Deon. Ricky terkekeh.
"ah lu mah gitu, yaudah gue nitip Adara aja." Ricky menoleh, "Dar, mau ke kantin?"
Adara mengangguk, dia bangun dari kursinya, "mau nitip apa?"
"sandwich aja, minta gak pake bawang ya."
"belinya di penjual yang paling ujung, ikutin Deon aja. biasanya dia kesana." Deon yang mendengar ucapan Ricky mendengus pelan. begitupun dengan Adara.
"ck. yaudah, mana uangnya?"
Ricky menyerahkan dua lembar uang, Adara mengangguk dan segera berjalan keluar kelas.
langkah Adara terhenti saat mendengar namanya dipanggil.
ah, Melody Maeve.
"Ada-ra! kita harus segera kembali ke perkemahan!" seru Melody. Adara membekap mulut Melody, "bicaralah dengan pelan, bodoh."
seperti itulah gaya berbicara anak perkemahan, formal tapi mengumpat.
"i'll talk to you later, in library." bisik Melody, tersadar karena Deon mulai menunjukkan ekspresi 'terganggu'.
Adara melirik sebentar kearah Deon, lalu mengangguk kepada Melody.
Deon dan Adara kembali berjalan menuju kantin, menyusuri berbagai stan makanan sampai akhirnya berhenti di stan sandwich yang paling ujung. bau darah sudah menusuk hidung Adara sejak berhenti didepan stan tersebut.
"two sandwiches, please." kata Deon. dia berjalan menuju meja yang kosong, sementara Adara pergi membeli soda favoritnya.
tidak berselang lama, dua roti lapis sudah tersaji didepan mereka. Adara menegak sodanya, lalu melontarkan beberapa pertanyaan ke Deon.
"kok ekspresi lu gitu sih ke Melody?" tanya Adara.
Deon mengernyit, "gitu gimana?"
"yaaa, kayak gasuka gitu. lu beneran suka sama dia kan?"
Deon tergelak, "gue gak suka kalo ada orang yang ganggu waktu gue sama orang yang menurut gue spesial."
"hadah." Adara mengambil satu roti lapis dan bangkit dari duduknya, pergi meninggalkan Deon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break The Rules
Fantasyft. Jihan of Weeekly and Haruto of Treasure. "what if.... kita ditakdirkan bersama?" 'demigod' Adara and 'vampire' Deon. an alternative universe, written by tershanbin.