08

53 11 1
                                    

"Berangkat bareng gue yuk manis!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berangkat bareng gue yuk manis!". Kata Arsa saat melihat Barra membuka pintu rumahnya. Arsa sudah berangkat dari jam 06.00, dia sengaja berangkat pagi sekali untuk mencari rumah Barra.

Barra terkejut melihat Arsa yang sudah di depan rumahnya, Arsa tidak turun dari motor ninja warna hitam miliknya. "Gak mau! Nanti gue ngejungkel lagi naik motor lo". Tolak Barra. "Tapi gue udah berangkat dari jam 6 lho buat nyari rumah lo!". Arsa berharap Barra mau berangkat bareng setelah mendengar usaha nya.

"Supir bus lebih pagi dari lo! Terus gue juga gak bakal ngejungkel kalo naik bus". Ucap Barra menolak ajakan Arsa. Sedari tadi Devano senyum melihat Barra yang menolak ajakan Arsa.

"Udah ah gue mau ke halte". Barra melenggang pergi meninggalkan Arsa. "Sabar yaa! Si manis maunya sama gue". Devano menepuk pundak Arsa, dia juga membuat ekspresi wajah menghina. Lalu Devano juga meninggalkan Arsa.  "Sialan! Tuh cowok siapanya Barra sih! Belagu banget dah". Kesal Arsa.

.
.
.

Barra dan Devano kini sudah berada di kelas. Pagi ini mereka di sambut oleh pelajaran matematika. Mereka di ajarkan oleh wali kelasnya sendiri. Bu Rani menjelaskan soal matematika di papan tulis, sedangkan Barra hanya melihat ke papan tulis.

Dari gayanya dia sudah seperti anak pintar yang suka matematika, padahal dia hanya melamun sambil melihat ke papan tulis. "Sekarang ibu minta satu dari kalian maju ke depan, untuk mengerjakan soal berikutnya!". Titah bu Rani. Semua murid hanya terdiam, bahkan sampai keringat dingin.

"Kenapa gak ada yang maju? Apa mau ibu tunjuk saja?". Murid nya hanya diam, tidak ada yang membuka mulut sama sekali. "Yaudah, ibu akan tunjuk!. Sedari tadi ibu lihat dia sangat memperhatikan papan tulis ya, Barra kamu maju ke depan!". Barra sontak berdiri dari tempat duduknya. Dia tidak ingin maju, hanya saja dia terkejut. "Pfftt mampus!". Bisik Cakra dari belakang.

"S-saya bu?". Barra ingin memastikannya. "Iyaa, kan yang namanya Barra cuma kamu!". Bu Rani memperjelasnya. "Cepat maju dan selesaikan soal berikutnya!". Lanjut bu Rani. "Bu, katanya Cakra mau maju bu!". Barra mencoba melemparnya kepada Cakra. "Ibu nyuruhnya kamu yaa!". Tegas bu Rani.

Dengan langkah yang gemetar dia memberanikan diri untuk maju ke depan. Dia mengambil sepidol yang di berikan bu Rani.

Apakah kalian pikir Barra mengerjakannya?. Barra tidak mengerjakannya, dia hanya mematung di depan sambil melihat ke soal yang ada di papan tulis. "Kenapa gak di kerjain? Kamu gak bisa?". Tanya bu Rani. Barra melihat ke arah bu Rani dan menganggukan kepalanya. "Hadeuh, terus tadi kamu ngapain aja ganteng?". Barra hanya menundukan kepalanya.

"Yaudah, kamu boleh tunjuk teman kamu untuk bantu kamu di depan!". Lanjut bu Rani. Barra melihat ke arah Almira dan Cakra, mereka berdua menunjukan kepalan tangan yang mengisyaratkan Barra akan dipukul jika menunjuknya.

Only You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang