02. Bukan Manusia.

460 47 4
                                    

feedback please!!!
(like & comment).

• • •

"Berhenti menatap Hyungwon dengan mata busukmu itu." komentar Seungcheol risih.

Jeonghan mendengus, hidup dua tahun bersama Seungcheol masih belum juga membuat Jeonghan terbiasa dengan kata kata pedas iblis itu.

Jeonghan mengabaikannya, memilih kembali memandang Hyungwon yang tengah sibuk pada buku diujung meja perpustakaan, pria itu duduk sendirian mengabaikan semua keramaian.

"Terserahmu saja, lanjutkan menatapnya jika kau mau kedua bola mata itu aku congkel nanti." ancaman Seungcheol membuat Jeonghan langsung mengalihkan tatapannya pada jendela samping, menuju halaman.

Seungcheol tersenyum saat Jeonghan menurut padanya.

Sepertinya Jeonghan jera karena Seungcheol baru saja membuat tangannya patah minggu lalu hanya gara-gara bergandengan dengan Hyungwon saat menyebrang jalan. Meski malamnya Seungcheol menyembuhkannya dengan magis yang dia punya tapi tetap saja rasa menyakitkan itu masih ada.

"Berhenti mengancamku seperti itu, dasar iblis tidak punya perasaan." ujar Jeonghan.

"Memangnya apa yang mau kau banggakan dari mempunyai perasaan? Itu hanya hal fana yang menjijikan, kenapa bicara seolah itu luar biasa?" sahut Seungcheol mengejek.

"Itu memang luar biasa, kau tidak akan paham sebelum merasakannya." jawab Jeonghan menimpali.

"Luar biasa apanya? Hati dan perasaan menjijikan itu hanya membuatmu terlihat seperti seorang pecundang, menangis seharian karena cinta seperti orang sakit jiwa." Seungcheol makin gencar melayangkan kalimat sarkasnya.

"Apa gunanya punya kekuatan memindahkan gunung dan lautan kalau hanya nafsu hewanmu saja yang kau gunakan?" maki Jeonghan balik.

Jeonghan membanting buku tebal ditangannya ke atas meja, membuat suara yang cukup gaduh untuk ukuran perpustakaan dengan tulisan dilarang berbicara terlalu berisik didinding yang ditempel pada papan besar.

Lalu setelahnya, pria cantik itu pergi meninggalkan Seungcheol yang masih terduduk tampan di kursinya.

"Jiwanya memang makin lezat, tapi tingkahnya benar benar membuatku kesal ingin meremukan seseorang." geram Seungcheol, mata tajam itu menatap Hyungwon yang juga tengah memandangnya.

Hyungwon terkekeh dari ujung meja dan Seungcheol makin dibuat kesal karenanya.

"Menjengkelkan." gumam Seungcheol sebelum pergi dari perpustakaan untuk menyusul Jeonghan.

Meski sejauh apapun manusia itu pergi, Seungcheol akan tetap menemukan nya lagi. Karena mereka sudah terikat oleh sumpah hidup dan mati, jiwa Jeonghan yang lemah itu terlalu mudah untuk lari dari radar penciuman Seungcheol, yang jelas jelas adalah makhluk dengan derajat tertinggi di neraka.

Langkah Seungcheol mendekat pada Jeonghan, dia menemukan pria cantik itu tengah duduk disalah satu kursi taman, memegang es cream yang entah kapan Jeonghan beli.

"Memakan itu akan membuat gigimu sakit malam nanti." ucap Seungcheol, menduduki ruang kosong disebelah Jeonghan.

Jeonghan tak perlu repot untuk menatap kesamping memastikan siapa, dia tau itu suara Seungcheol.

"Hanya sakit gigi? Aku bahkan masih bisa tetap hidup saat merasakan tulang tanganku remuk." sindir Jeonghan membuat Seungcheol mendengus.

"Aku hanya tidak menyukai Hyungwon, baumu saat berdekatan dengannya berubah menjadi busuk." ujar Seungcheol membuat Jeonghan melolot, tak terima kakak tingkatnya itu dihina.

"Bisakah kau lebih menghargai orang lain? Jangan memaki orang orang semaumu." kelah Jeonghan.

Seungcheol mengambil es cream milik Jeonghan dengan gerakan cepat tanpa disadari pria itu, lalu mulai menjilatinya merasakan.

Jeonghan mengepalkan jarinya tepat dimuka Seungcheol, tapi dia tidak benar-benar menonjok iblis itu.

"Kata siapa kesayanganmu itu manusia? Dia punya tiga kepala, kau tidak melihatnya?" ucap Seungcheol.

Jeonghan mengernyit, "Jangan menebar rumor sembarangan." katanya.

Seungcheol terkekeh geli,
"Kepala yang kau lihat itu hanya salah satunya, dua lagi dia sembunyikan dipundaknya. Terserahmu ingin percaya atau tidak. " es cream Jeonghan habis dalam kokopan ketiga.

Seungcheol memandang Jeonghan yang sedang terdiam, namun pikirannya terlalu berisik untuk Seungcheol dengarkan.

"Kalau dia bukan manusia, lalu apa?" tanya Jeonghan pada akhirnya.

"Asmodeus."

Devilish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang