Terror

397 44 1
                                    

Aldo nampaknya tidak sedang main-main terhadap keluarganya sendiri.

Pasalnya, studio yang biasa Iori pakai untuk bandnya berlatih kini tampak sangat kacau balau.

Gitar dan bass dengan senar yang putus akibat kedua alat musik tersebut patah terbelah dua, satu set alat musik drum yang robek, sound system yang juga tampaknya sengaja di sobekan, sofa tempat bersantai yang hancur karena sobekan yang sepertinya juga disengaja, serta dengan dinding yang dicoret dengan menggunakan cat pilox dengan bertuliskan sebuah ancaman yang sangat Iori tau itu berasal dari siapa.



SELAMANYA KITA AKAN MENJADI SAUDARA KAN, MAS? 

XXXX


"Mas?" ucap Vero yang ikut membaca tulisan yang ditulis oleh Aldo, "Mas siapa? Ini orang nulis buat siapa?"

"Anjing!" amuk Patrick, "orang mana yang berani ngehancuri drum kesayangan gua?!"

"Rekamanan CCTV sudah di sabotase" ucap Genta secara tiba-tiba, "cuma nyisahin-- what the hell?!"

"Ada apa Gen?" tanya Aleeya

Iori masih berdiri di tempatnya tanpa bergeming. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah hanya mengepalkan kedua telapak tangannya menjadi buku-buku jari yang telah siap untuk melayangkan tinju ke Aldo. 

"Look, sebelum dia keluar dari studio, dia lihatin sebagian wajahnya dulu ke kamera" ucap Genta

"Dia ngomong apa?" tanya Vero, "emang ga ada suaranya ya Bang?"

"Kayaknya dia emang sengaja ga ngomong apapun, cuma isyarat bibir aja" jawab Genta

"Apa sih yang dia omongin?" tanya Vero

"Orang gila mana yang di bebasin berkeliaran di area kampus kayak gini?!" ucap Patrick semakin marah

"Kita harus lapor ke pihak kampus" ucap Aleeya, "setidaknya pihak BEMU tau akan musibah ini"

"Jangan" sahut Iori secara tiba-tiba

"Kenapa pula jangan?! Lu ga lihat ini seluruh instrumen band kita hancur bahkan sampai ke sound system?!"

"Ini bukan sesuatu hal yang bisa diselesaikan dengan kita cuma buat laporan ke BEMU dengan harapan untuk diteruskan ke pihak univ" jawab Iori, "ini lebih dari itu"

Yang berada di sana menatap Iori dengan tatapan bingung dan berganti menatap ke seluruh isi studio yang sudah kacau balau.

"Yang bakal dihadapi ini bukan sekedar orang iseng aja Pat, he's got a mental illness" ucap Iori, "bukan kalian yang dia mau, tapi gue"

"Kenapa kok kamu Yang?" tanya Aleeya dengan tatapan khawatir

"Genta bilang isyarat bibir kan?" tanya Iori yang dijawab dengan anggukan kepala, "sini gue lihat" ucap Iori dan mengambil handphone milik Genta yang tersambung dengan CCTV di studio band milik mereka.

Hallo Mas Iori, ik kom eraan.

Iori tersenyum sinis ketika ia mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Aldo. Rahangnya mengeras, emosinya secara mendadak meluap begitu saja ketika ia dapat membaca kalimat terakhir yang disyaratkan oleh Aldo.


Volgens onze belofte zullen we altijd samen zijn zonder iemand anders.


💠

Studio band musik Iori kini mendadak ramai di datangi oleh banyak pihak. Sebabnya setelah mereka berdiskusi dengan sangat alot pada akhirnya Genta menghubungi pihak BEMU yang berakhir dengan diteruskannya laporan ke pihak universitas.

Azalea's Angels | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang