Dia hanya orang asing
Ya, benar. Dia hanyalah orang asing.
Bahkan sama sekali tak berperan penting dalam hidupku.
Lantas, jika aku bergeming saat mendengar ucapannya, apakah aku salah?
Tapi tak lama, aku memilih untuk menatapnya. Kutaruh seluruh atensiku padanya, sebelum kulihat bahwa dirinya ikut membalas tatapanku.
Mata kami kembali bertemu, ia menatapku dengan tatapan kosong, benar-benar memperlihatkan padaku bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.
"Apa?" Tanyaku, memintanya mengulangi pertanyaannya.
Ia membenarkan posisi rambutnya, kini wajahnya terlihat dengan sempurna dan reflek membuatku mendecak kagum melihat wajahnya yang begitu kecil dan menggemaskan.
"Temenin saya mandi hujan." Ulangnya. Aku kembali bergeming.
Kepala ini kutolehkan ke arah aspal yang telah basah karena tumpahnya air hujan, lalu tak lama aku berdiri dan mengulurkan tangan kiriku di depan wajahnya, menunjuk sebuah payung bening yang terlipat rapi di sebelahnya.
"Terus ngapain bawa payung?" Tanyaku. Ia mendongak.
"Jaga-jaga, kalau aja kamu nggak mau mandi hujan sama saya, saya akan pulang menggunakan payung ini." Jawabnya cepat, membuatku kembali membuang nafas pelan dan mengangguk-anggukan kepala.
"Yaudah, sini." Aku membuka jemari tangan kiriku, mempersilahkan perempuan itu untuk menggenggamnya.
Ia tak menjawab, namun langsung meletakan telapak tangannya pada tangan kiriku.
Memang bukan ide yang bagus untuk terguyur dalam hujan bersama orang asing, namun setidaknya, perempuan ini... Berbeda (?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just an Hour | Couplez ✔ [SEDANG DIREVISI]
Short Story[SHORT STORIE] maniezz [COMPLETED] *** "Sebentar lagi saya mati, temenin saya mandi hujan, mau?" gxg, fiksi 📖