"Kamu sendiri kenapa? Kenapa sendirian?" Tanya Rei yang membuatku mengatupkan bibir lalu menunduk sedikit.
"Hari ini aku ulang tahun—"
"OH?! Selamat—"
"Tapi orang tua, teman, dan saudara-saudaraku sepertinya lupa..." potongku cepat sebelum Rei menyelesaikan ucapan selamatnya.
Wajah Rei berubah muram, ia terlihat ikut sedih mendengar pernyataanku barusan.
Hujan masih turun dengan deras, membasahi kami yang pada akhirnya memilih untuk kembali mendekap satu sama lain dan kini lebih erat.
"Selamat ulang tahun Liz, harusnya kita berteman dari awal dan saya berjanji tidak akan pernah melupakan hari ulang tahunmu."
Aku tertawa hambar mendengar penuturan Rei, kemudian mengusap rambutnya pelan.
"Jangan berjanji, Rei. Aku tidak butuh itu." Tuturku, yang tak dibalas apa-apa oleh Rei. Dirinya langsung melepaskan pelukan kami dan beralih menatapku.
"Liz, hari ini adalah hari yang berbahagia untukmu. Terima kasih sudah lahir, bagaimana dengan sedikit— cipratan air yang dapat membuat matamu terganggu??? Hahahaha!" Rei dengan usil menyipratkan air-air hujan pada jari-jari mungilnya ke mataku, membuat mataku memburam dan dengan cepat kuusap dengan menggunakan baju.
Rei terlihat berlari kembali menuju halte, mengambil payung bening miliknya sebelum membukanya dan memakainya untuk melarikan diri dari padaku.
Aih, gemasnya!
"Hei! Jangan lari kamu!" Ia baru saja berniat melarikan diri dari hadapanku, namun nyatanya tanganku lebih cepat dalam menangkapnya, sehingga kemudian tubuh kami bertubrukan dan pada saat itulah aku langsung ikut memegang payung miliknya.
Kami tertawa bersama, sesekali melempar canda dan membuatku semakin gemas saja akan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just an Hour | Couplez ✔ [SEDANG DIREVISI]
Short Story[SHORT STORIE] maniezz [COMPLETED] *** "Sebentar lagi saya mati, temenin saya mandi hujan, mau?" gxg, fiksi 📖