𝚃𝚎𝚛𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚎𝚗𝚍𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗, 𝚍𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚗𝚐𝚔𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚊𝚋𝚊𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚓𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚔𝚊𝚗.🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶
•
•
•
"Hemophobia bukan? " Tanya Rainer sudah dapat menebak penyakit adiknya. Walaupun dia bukan seorang dokter ahli psikolog dia sedikit mengetahui nya, dari mendengar cerita yang sempat Jerry bicarakan ditelfon tadi.Jerry menceritakan kejadian dari awal sampai akhir tanpa ada yang terlewati, dan tanpa dikurangi ataupun ditambahi. Semua yang Jerry ceritakan real seperti yang terjadi.
"Hmm." Jawab Lane singkat, dia juga tadi mendengar pembicaraan Rainer dengan bodyguard nya itu karena Rainer memang sengaja me loud speaker nya, agar dia bisa mendiagnosis nya terlebih dahulu sebelum memeriksa nya secara langsung.
"Apakah ada pengalaman negatif atau traumatis yang berkaitan dengan darah yang pernah dialaminya?"
"Aku tidak tahu." Jawab Rainer seadanya.
"Kenapa kalian bisa tidak tau?!kalian itu keluarganya!" Marah Lane setelah mendengar jawaban temannya yang kurang memuaskan. Entah kenapa dia menjadi kesal mendengarnya.
Bagaimana bisa ada sebuah keluarga yang tidak mengetahui kondisi dari salah satu anggota keluarga nya sendiri.
"Karena kami bukan keluarga kandung nya. Kau tau sendiri kehidupan kami bagaimana selama ini. Kami baru bersamanya selama sebulan ini dan kami belum mengetahui tentang kehidupan nya, bahkan keluarga nya sekalipun tidak dapat kami lacak dan temukan. Semua informasi tentang kehidupan nya seolah sengaja disembunyikan oleh seseorang."
"Kami hanya mengetahui kalo dia dibesarkan dipanti asuhan selama 7 tahun lamanya dan hidup seorang diri selama tiga tahun terakhir ini sebelum kami mengangkat nya dan menjadikan bungsu di keluarga ini. "
"Itupun cerita dari Daffa, entah benar atau tidak kenyataan nya. Baby menceritakan padanya seperti itu. "
"Dia sebenarnya anak angkat mama dan papa, karena Daffa yang memintanya. Namun setelah pertama kali kami melihat secara langsung, kami pun langsung tertarik dan menginginkan nya menjadi bagian dari kami."
"Bahkan bang Arthur sekalipun juga menyukai nya. Dihari kami berdiskusi tentang rencana pengadopsian nya dan kami semua serempak langsung menyetujui nya, papa langsung menyuruh sekretaris pribadinya untuk langsung mengurus surat adopsinya sebelum orang lain mendahului nya. "
"Karena kami sangat yakin, banyak juga keluarga diluar sana yang menginginkan nya, termasuk kau Lane!" Ucap Rainer sambil bersmirk.
Rainer juga tadi menyadari tatapan dari sahabatnya itu pada adiknya, tatapan yang seolah ingin memiliki nya. Bukan memiliki dalam arti lain, tetapi memiliki untuk dijadikan adiknya juga. Ingin rasanya dia menegur saat itu juga, namun dia tidak ingin membuat keributan didepan adik bungsunya.
"Tapi sudah terlambat dude, sekarang key telah resmi dan sah menjadi bungsu di keluarga ini, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengenalkannya ke publik secara langsung. Jangan mencoba untuk mengambil atau merebutnya dari kami! " Jelas Rainer panjang kali lebar juga sedikit memperingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYNANDRA XAVIER ADDISON
Random"Mau main-main dengan saya?! eits,,, jangan coba-coba!!"~Keynandra Xavier Addison "Kembalilah anak nakalnya daddy!! "~Agra Luther Addison " Ututututu sayangnya mommy" ~Raina Nasution Addison "Dasar anak nakal! tunggulah hukuman dari abangmu ini"~Edw...