Alina duduk bersama Maria didalam cafe dengan wajah muram. Satu minggu yang lalu kontrak kerjanya diperusahaan swasta dimana ia bekerja sudah habis. Kini ia pun sudah bingung mau mencari pekerjaan, umurnya yang sudah lumayan mungkin menjadi pertimbangan.Ingin meminta pekerjaan pada Maria tidak mungkin. Salah satu teman kuliahnya itu bekerja sebagai wanita penghibur disebuah klub malam. Berpuluh-puluh kali Maria menawarkan namun berakhir dengan penolakan.
Bagaimana tidak menolak? Ia harus tahan saat dirinya diraba oleh orang asing bahkan sampai ke hubungan intim. Membayangkannya saja membuatnya bergidik, hanya wanita yang punya mental tertentu.
Maria sudah tahu apa keluhan dari temannya ini. Ditambah Alina masih punya cicilan yang ditinggalkan oleh mendiang Ayahnya sampai rumahnya harus disita. Alina bahkan sampai harus tinggal disebuah apartemen yang biaya sewanya lumayan mahal.
Di Jakarta biaya hidup memang cukup tinggi belum perawatan tubuh dan keperluan pribadi.
" Gimana Mar, aku sudah pusing. Mana sewa apartemen tinggal dua minggu lagi " Keluh Alina pada Maria yang tengah menyeruput kopinya.
Kalau tidak bisa mendapatkan pekerjaan tetap ia akan mencari kerja serabutan. Apapun akan ia lakukan, termasuk pindah ke rumah kontrakan kecil agar hutangnya terbayar.
Makan dan tempat tinggal tidak pernah ia permasalahkan. Yang menjadi bebannya adalah hutang judi yang ditinggalkan oleh Ayahnya. Ia takut dijual ke tempat pelacuran.
" Ikut gue ke klub aja nanti malem. Siapa tahu ada yang nyangkut? " Sahutnya santai dan dihadiahi pelototan oleh Alina.
" Kamu kan tahu aku nggak mungkin ke tempat seperti itu " Maria terkekeh pelan. Walau sudah tahu responnya tentu ia akan tetap menggodanya.
Fakta lucunya adalah Alina masih bisa meresponnya dengan sopan dan lembut padahal Maria kerap melontarkan kata-kata frontal.
" Hm! Ada sih tapi jadi suster, ngerawat orang sakit gitu. Lo mau? " Alina mengerutkan keningnya. Merawat orang sakit? Siapa yang sakit?
" Siapa yang sakit Mar? Saudara kamu? " Maria menjitak kepalanya keras. Kepolosan anak ini bisa saja dimanfaatkan oleh pria tidak bertanggung jawab seperti Aiden, mantan kekasihnya saat kuliah dulu.
Keperawanan Alina direnggut hanya sebagai bahan taruhan. Dan bodohnya Alina tidak sadar.
" Ck! Mau atau nggak? Kalo mau nanti gue kasih nomer telfonnya " Wanita cantik berambut panjang itu mengangguk walaupun ragu-ragu.
" Bukan yang aneh-aneh kan Mar? "
Maria yakin pria itu akan cocok. Alina adalah sosok yang penyayang, santun dan lembut. Para Smith itu pasti suka dengan karakternya. Ditambah Alina sangat cantik dan seksi, syukur-syukur bisa memacari keduanya.
" Ini pria kaya tapi lumpuh, dia kakak beradik dari Corridel Group. Kamu kan cantik, siapa tahu Garry sama Damian mau bayarin hutang kamu. Gajinya juga lumayan "
Corridel Group, perusahaan properti yang sangat terkenal. Ia menonton beritanya yang sampai sekarang masih ramai, soal kecelakaan beruntun yang menewaskan dua orang juga empat orang luka-luka.
" Hah! Yang ganteng itu. Yang belum lama kecelakaan mobil? " Maria mengangguk dan memberikan kartu nama milik Damian.
" Nanti sore dateng aja ke alamat ini. Ini nomer aistennya Damian, kemaren malem gue ketemu asistennya diklub. Karena lo butuh mending buruan ambil. Lumayan kan gue dapet komisi "
Alina merengut karena ucapan Maria. Komisi? Jadi Maria ini sengaja menyuruhnya bekerja disini untuk menjualnya?
" Kamu mau ceburin temen kamu sendiri? " Tawa pun tak terhindarkan. Maria mengedipkan matanya, Alina ini tidak bisa kena bujuk rayu sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Sexy Nurse (Sexy Series #1)✔
Romance❗Mature For Language Content❗ 25+ (foursome Alert) Sudah terbit pembelian bisa ke shopee Pure Publishing Alina butuh uang Damian dan Damian butuh tenaga Alina. Keduanya pun bekerja sama demi kesembuhan Garry, juga untuk melunasi hutang keluarga Alin...