Part 1

40 1 0
                                    

Happy Reading 

Di sebuah sekolah seorang guru sedang sibuk mengatur posisi letak duduk murid-muridnya.

"Semuanya berdiri didepan, ibu akan mengatur posisi duduk kalian" ucap wali kelas.

"Loh, diganti lagi bu?" tanya salah satu murid.

"Iya. Setiap bulan ibu akan mengganti posisi duduk kalian" jawab wali kelas, yang membuat seluruh murid sedikit kecewa.

Semua murid langsung berdiri didepan kelas sambil menggendong tas masing-masing, sambil menunggu nama mereka disebut oleh wali kelas.

Proses pindah duduk pun dimulai dan terlihat jika sang wali kelas mengatur agar perempuan dan laki-laki tidak sebangku.

"Zara kamu duduk dengan Rafa" kata sang wali kelas membuat murid yang di panggil pun kaget dan tidak terima.

"Loh bu, semuanya duduk perempuan sama perempuan, kok saya doang yang dudu dengan laki-laki?" tanya Zara.

"Karena jumlah siswanya ganjil Zara" jawab wali kelas.

"Udah lah zar duduk aja, Rafa gak gigit kok. Iya gak raf?" ucap salah satu murid laki-laki yang duduk tepat dibelakang bangku yang akan Zara tempati.

"Duduk Zara" perintah wali kelas membuat Zara mau tidak mau harus duduk di bangku tersebut yang posisinya berada dibagian depan.

"Gue dibagian luar, lo dalem" kata Zara meminta ganti posisi duduk dan langsung disetujui oleh Rafa.

"Okay semuanya karena ibu sudah mengatur tempat duduk kalian, jadi ibu harap tidak ada lagi yang pindah-pindah ya" jelas sang wali kelas dan langsung dijawab oleh seluruh murid yang di kelas tersebut, kecuali Zara yang masih tidak rela jika harus duduk dengan laki-laki.

"Sebelum mulai proses belajar, ibu ingin kalian mengenal teman bangku kalian masing-masing" ucap sang wali kelas.

Setelah menyiapkan peralatan yang disuruh oleh wali kelas, seluruh murid langsung menulis sifat diri masing-masing, apa yang disuka dan tidak disukai, kemudian melipat kertas tersebut dan memberikannya kepada teman sebangku.

"Okay dalam hitungan ketiga ibu suruh buka, kalian buka kertasnya dan baca. 1, 2, 3" ucap wali kelas dan semua langsung membuka serta membacanya.

"Lo susah ngobrol dengan orang baru?" tanya teman sebangku Zara yaitu Rafa. Sedangkan yang ditanya hanya memjawab dengan berdehem.

"Gue juga" kata Rafa sambil lanjut membaca tulisan dikertas tersebut.

Tidak terasa bel istirahat pun berbunyi, sehingga seluruh siswa-siswi yang berada disekolah itu berhamburan keluar dari kelas masing-masing.

"Raf kantin yuk" ajak murid laki-laki yang ada dikelas itu.

"Permisi" kata Rafa tetapi Zara masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Lo budek Zar, Rafa udah bilang permisi" ucap salah satu murid tersebut. Dengan malas Zara pun bangkit dari duduknya dan membiarkan Rafa keluar dari bangku.

"Jangan galak-galak Zar" ucap salah satu murid perempuan dikelas tersebut yang sudah berteman dengan Zara saat awal MOS.

"Gue gak galak kok" bantah Zara.

"Hati-hati loh, kalau lo benci sama laki-laki entar malah jadi sayang lagi" ucap perempuan bernama Jeslyn dengan nada menggoda Zara.

"Udah, ayo ke kantin" ajak Zara langsung meninggalkan Jeslyn.

Di kantin sudah dipenuhi dengan siswa-siswi SMA, ada yang sedang mengantri dan ada juga yang sedang duduk menikmati makanannya.

"Judes banget tuh Zara" ucap salah satu murid yang sedang bersama Rafa.

"Sok cantik" balas yang lainnya.

"Sabar, sabar aja lo Raf" ucap teman-temanya yang ternyata tidak dipedulikan oleh Rafa karena sedang asik menikmati bakso yang sedari tadi dirinya pesan.

"Eh eh yang di omongin datang tuh" ucap mereka semua tetapi sayangnya itu semua tidak membuat Rafa bergeming sedikit pun dari makanannya.

Saat sampai di kantin Zara tidak sengaja melihat segerombolan anak laki-laki dari kelasnya yang sedang menikmati makanan masing-masing.

"Zar lo mau makan apa?" tanya Jeslyn sambil menlihat-lihat menu yang tersedia di kantin sekolah.

"Gue nasi goreng aja" jawab Zara. Mereka berdua pun akhirnya maju untuk memesan makanan yang mereka inginkan.

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, seluruh siswa siswi SMA Bakti akhirnya pulang, ada yang sudah pulang bersama jemputan atau membawa kendaraan sendiri.

"Lo pulang sama siapa Zar?" tanya Jeslyn.

"Gue di jemput bokap" jawab Zara yang sudah siap untuk keluar dari kelas.

"Ayo" ajak Zara dan langsung di setujui oleh Jeslyn. Mereka berdua pun keluar dari kelas dan menuju jemputan masing-masing.

"Lo daftar ekskul basket kan Raf?" tanya salah satu murid laki-laki yang sekarang menjadi salah satu teman Rafa, karena posisi duduknya yang pas di belakang bangku Rafa dan Zara.

"Iya" jawab Rafa singkat dan sudah siap untuk keluar kelas.

"Katanya yang daftar ekskul basket disuruh kumpul di Lapangan" kata murid laki-laki yang lain.

Setelah semua selesai menyimpan barang masing-masing, murid laki-laki yang mengambil ekskul tersebut termasuk Rafa pergi menuju Lapangan.

Saat sampai di Lapangan Rafa tidak sengaja melihat Zara yang masih berdiri didekat pagar sekolah.

'Bukannya dia udah pulang' batin Rafa.

"Papa mana sih, katanya udah dekat tapi kenapa belum sampai-sampai" gerutu Zara sambil melihat kiri kanan. Saat sedang menunggu jemputan, tiba-tiba Zara mendengar suara ramai sekali dan ketika dilihatnya ternyata di Lapangan telah ramai dengan anak-anak basket, baik kakak kelas ataupun anak baru. Sedang asik melihat-lihat, tiba-tiba matanya tertuju kepada satu laki-laki yang ada di antara anak-anak basket tersebut.

'Dia ikut ekskul basket' batin Zara ketika melihat laki-laki itu yang ternyata Rafa tengah disuruh untuk menunjukkan kemampuan basketnya.

Ketika Rafa telah selesai menunjukkan kemampuan basketnya, semua orang yang berada di Lapangan takjub dan bertepuk tangan, karena memang sejak SMP Rafa telah bergabung dengan tim basket sekolahnya.

"Zara" panggil seseorang yang adalah papanya.

"Pa kenapa lama jemputnya, katanya tadi udah mau sampai" ucap Zara yang sedikit kesal.

"Maaf tadi papa sama mama singgah dulu beli sesuatu" kata papanya Zara.

Di tempat lain ternyata Rafa memperhatikan interaksi Zara dengan seorang pria yang ternyata adalah papanya Zara.

***

Buat teman-teman yang mau baca part 2 kalian bisa buka link dibawah dekat bagian vote yang bertuliskan tautan eksternal. Terima Kasih 


Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang