🌹🌹🌹
"Jennie!"
Gadis itu tersentak ketika Jisoo menepuk pundaknya. Pandangan terkejutnya membuat semua orang yang ada di sana malah mantapnya bingung.
"Eonnie, Jisoo Eonnie sudah memanggilmu berulang kali. Tapi kau tak menyahuti, kau kenapa, sakit?" Tanya Lisa sembari menyuap makanan ke dalam mulut.
Jennie tak langsung menjawab, ia langsung perhatiannya ke sekeliling dan yang ia temukan adalah meja makan dengan penuh makanan.
Makan siang.
Jennie mengingatnya, setelah latihan mereka memutuskan makan siang.
Ia menghela nafas.
"Kau sakit?"
Kini Jisoo yang bertanya, pandangannya terarah pada Jennie yang tengah memijit pelipis.
"Tidak Eonnie, hanya sedikit pusing. Kemungkinan memikirkan banyak jadwal yang berbenturan."
Jisoo mengagguk. Ia bisa merasakan apa yang Jennie rasakan. Bukan hanya dirinya, Lisa dan Rose juga. Kini mereka bukan hanya idol, tapi juga 4 wanita karir yang memiliki pencapaian gemilang di dunia mode.
"Eonnie, aku lupa memberi tahumu. Ada artikel yang membicarakan hubunganmu dengan Taehyung Oppa, tapi kali ini lebih gila."
Jennie menatap Jisoo, dan gadis itu menatapnya prihatin sekaligus merasa bersalah.
Jennie berdehem dan meraih sumpit. Ia juga tak mengindahkan Lisa yang tengah menunjukkan artikel tentangnya.
"Sudahlah, aku bosan membaca omong kosong semacam itu. Lagi pula Taehyung juga tidak memikirkannya, iyakan Eonnie?".
"Kami khawatir denganmu, Jen. Bagaimanapun di antara kami, kaulah yang sering mendapatkan hal semacam ini," ucap Jisoo dengan suara pelan sembari mengelus lengan kawannya.
Jennie tersenyum simpul dengan mengatakan jika ia tak masalah. Kemudian perhatiannya teralihkan ke ponsel dan nama ayahnya ada di sana.
Dengan segera gadis itu beranjak setelah memberikan kode pada ke tiga temannya.
"Ada apa ayah?"
'Pulanglah, kakek ingin mengadakan makan malam.'
Tatapan Jennie yang tadi terarah ke luar jendela kini menunduk dan menghela nafas.
"Aku akan pulang Minggu depan, ayah."
*****
"Astaga astaga!!!"
Kegaduhan yang ditimbulkan Taehyung membuat semua member menatapnya.
Mereka hari ini memang berkumpul untuk mendiskusikan beberapa hal yang akan mereka lakukan selama masa istirahat dan Taehyung setangah berantakan berteriak tak karuan setelah mengangkat telepon dari keluarganya.
"Ada apa, Tae?" Tanya Hoseok.
Taehyung menunjukan sikunya ke tembok, sementara tangannya memijat pelipis.
Terlihat sangat frustasi.
"Minggu depan acara keluarga dan aku yakin ini adalah acara yang akan diselenggarakan keluarga Jennie."
"Lalu apa masalahnya?" Tanya Yoongi, pemuda itu tengah membuka kotak berisi puluhan jeruk yang ia dapat dari staf. Jimin segera ikut sang kakak menikmati jeruk manis tersebut sembari menunggu cerita dari Taehyung.
"Ini masalah besar, Hyung. Ini sudah pasti acara lamaran Jennie dan bocah itu jelas tidak akan bisa menolak kalau kakek juga bertindak. Orang-orang tua di keluargaku kolot sekali. Kau tahu---"
Penjelasan Taehyung sudah tidak dihiraukan oleh salah satu anggota yang memilih keluar ruangan.
Ia berdecak dan meraih ponselnya. Menulis beberapa pesan dan kemudian panggilan telepon ia terima.
'Berhenti mengirimiku pesan!'
"Temui aku di tempat sebelumnya."
'Aku tidak mau!!'
Tangan pemuda itu terkepal dan wajahnya yang biasa terlihat ramah itu menjadi dingin.
"Menemui ku atau---rumor tentang kita juga akan ku sebar?"
'Kim Seok jin, apa kau sudah gila!!! Berhenti bersikap bajingan!'
Jin terkekeh dan bersandar.
"Kau tinggal pilih, Nona. Bertemu denganku atau---'
'Oke-oke!! Aku akan datang!'
Click
"Jin Hyung!"
Seok jin menoleh dan mendapati Taehyung yang menatapnya.
"Menelpon siapa?"
Jin dengan wajahnya yang memang sudah biasa berkamuflase mengedikkan bahu.
"Kenalanku, sesuatu yang penting tentang bisnis keluarga. Ngomong-ngomong kau sudah tahu jika rumor mu dan Jennie kembali merebak?"
Raut wajah Taehyung yang tadinya sudah kalem kembali kecut.
"Benar, aku sudah membacanya dan ujaran kebencian terlontar padaku dan Jennie. Huh, siapa orang gila yang melakukan ini!!" Ucapnya dengan nada frustasi.
Jin tersenyum kecil dan menepuk pundak adiknya.
"Sudahlah, ayo minum. Aku bawa beberapa minuman buatan ayahku."
"Ah, terimaksih Jin Hyung."