Makan malam itu benar-benar terlaksanakan.
Taehyung yang duduknya paling pojok terus mengusap pahanya sendiri berulang-ulang lantaran suasana di ruangan tersebut sangat kaku. Oke, ia tahu jika kakek serta keluarga besarnya adalah orang-orang kolot, namun bisa tidak jika ditengah-tengah makan hidangan penutup ada beberapa percakapan yang mungkin bisa membuat mereka menjadi lebih dekat satu sama lain selain karena jalinan bisnis semata.
"Jennie," panggil sang kakek membuat semua orang yang tengah menikmati kudapan langsung menoleh. Semua alat makan langsung diletakkan secara otomatis, untuk menghormati apa orang yang paling tua di antara mereka.
Jennie yang tadinya hendak Bungeo-Ppang juga terpaksa harus menghentikan acara mari makan sebelum diet, kini gadis itu mendongak. Menatap pria baya yang selalu bersikap manis padanya.
Ia dan Taehyung selalu di manja sejak kecil oleh kakek mereka. Bahkan banyak sepupu mereka yang iri dengan perilaku itu.
"Apa kau memiliki kekasih? Ayahmu bilang kau menolak perjodohan mu dengan Jhonas, putra rekan bisnis ayahmu yang kaya raya itu. Jika kau punya, setidaknya setara dengan keluarga kita," ucap Kakek Kim dengan santai.
Bahkan pria itu masih sempat mengelap ujung bibirnya dengan tisu setelah melahap satu potong pie kecil tanpa gula yang dihidangkan
Jennie melirik Taehyung yang juga menatapnya khawatir. Jelas pemuda itu tak bisa membantunya. Kemudian pandangannya beralih ke ayah dan ibu sambungnya. Ayahnya nampak tak peduli, berbeda dengan ibu sambungnya yang khawatir tapi sudah sangat jelas tidak bisa membantu.
Jennie berdehem. Bibirnya langsung tersemat senyuman yang sudah gadis itu pastikan sebagai cadangan senyuman manis yang ia miliki.
"Ya, kakek. Aku---memiliki kekasih."
Dahi kakek Kim mengernyit. Ayah Jennie juga memandang anaknya skeptis. a tahu anaknya sering berkencan, namun tak pernah serius dan Jennie selalu menolak jika ia ingin bertemu dengan pemuda yang menjadi kekasih putrinya. Namun lihat kini, Jennie bahkan terlihat bangga ketika ia mengatakan memiliki kekasih.
Tak jauh beda dengan Taehyung, pemuda itu juga menatap penasaran dengan pemuda mana yang bisa membuat Jennie nampak bahagia sekali.
"Apa aku mengenalnya?" tanya Taehyung.
Jennie mengalihkan perhatian dan senyumannya tambah lebar.
"Kau sangat mengenalnya Tae."
Kakek Kim berdehem, menarik kembali atensi dua cucu nakalnya.
"Siapa dia, jangan sampai---"
"Kim Seok Jin, kekasih ku Kim Seok Jin. Hmm, Seok Jin member BTS teman Taehyung."
"APA!!!!"
*****
"APA KAU SUDAH GILA!!!"
Jennie berdecak, mengusap telinganya yang kebas lantaran Taehyung terus berteriak padanya. Mengatainya gila sampai membuat Jennie kesal sendiri.
Mereka tengah berada di kamar Jennie, lantai dua paling pojok di rumah utama keluarga Kim. Sudah bisa dipastikan jika mereka bertengkar dengan adu mulut, tidak ada yang bisa mendengarnya.
"Memangnya kenapa---"
"Memangnya kenapa kepalamu?! Kau kenal Jin Hyung dari mana? Kalian bahkan tak pernah saling melirik," ucap Taehyung tak habis pikir.
Taehyung hapal di luar kepala jika member tertua BTS itu memang sangat tertutup. Namun mereka sudah tinggal bersama lebih dari tujuh tahun, meskipun tertutup dan misterius, jelas Taehyung kelewat hapal dengan gadis seperti apa yang Jin sukai.