Dunk Natachai

2.2K 62 4
                                    

"Shia Dunk!,"

Seseorang berjalan dengan langkah terburu-buru, menuju kearah Dunk yang sudah terkapar lemas tak berdaya karena mabuk berat.

"Shia Dunk, kau menghabiskan empat botol sekaligus huh?!,"

Dunk hanya diam, tak merespon. Dirinya hanya bisa mendengar beberapa dari makian demi makian, yang terus keluar dari mulut teman-teman nya itu.

"Gem, cepat bawa dia pulang ke asrama. Sebentar lagi pengawas akan memeriksa kamar kita!,"

Yang diberikan perintah segera mengangguk, sebagai jawaban. Kemudian dengan gesit bergerak untuk memapah tubuh yang lebih kecil dari dirinya itu, menuju ke arah parkiran.

✦ ✦ ✦

Dunk mengerjapkan matanya berkali-kali, kepalanya masih terasa sangat pusing efek mabuk berat malam tadi.

"Gem?,"
"Phu?,"

Dunk mencoba sekuat tenaga untuk mengambil posisi duduk, kemudian mengulang panggilan untuk memastikan keberadaan kedua roomate nya itu.

"Gemini,"

Masih tidak ada jawaban. Mungkin keduanya sudah berangkat lebih dulu ke kampus, karna memang seharusnya mereka bertiga memiliki jadwal kelas pagi yang sama hari ini.

Dunk segera mengambil handphone nya yang tergeletak asal, diatas meja. Kemudian mencoba untuk menghubungi kedua roomate nya itu, lewat grub chat milik mereka bertiga.

Dunk Natachai 💬
"Aisatt, mengapa tidak membangunkanku
terlebih dahulu?!,"

Phuwin 💬
"Siapa bilang kami tidak datang
untuk membangunkan mu, bodoh?!,"

Gemini 💬
"Kau harus khawatir sekarang Dunk,
karna baru saja prof menanyakan
tentang keberadaan mu, pada kami."

Dunk Natachai 💬
"Tamatlah riwayatku!!,"

Gemini 💬
"Aku rasa tidak untuk kali ini,
karna phuwin baru saja mengatakan
bahwa kau sakit keras dan hampir
mati. Berdoa saja agar prof mau untuk
merasa kasihan pada keadaan mu. :)"

Dunk Natachai 💬
"Sialan Phuwin! Kau berharap
agar aku mati sekarang huh?!,"

Phuwin 💬
"Berterimakasih lah bodoh.
setidaknya kau tidak akan mati ditangan
professor gila itu sekarang."

Dunk menghela nafas panjang setelah membaca jawaban tak masuk akal, dari Phuwin. Namun disisi lain, dirinya juga merasa sangat bersyukur karna memiliki teman yang sigap dan selalu ada dalam setiap kondisi sulit dan senang dihidupnya.

Tok.
Tok.
Tok.

Dunk menoleh kearah sumber suara, seseorang baru saja mengetuk pintu kamar asrama miliknya.

Dunk dengan segera berdiri dari duduknya, kemudian berjalan menuju pintu. Tanpa basa basi, anak itu dengan cepat membuka pintu kamar untuk memastikan siapa yang baru saja datang dan mengetuk pintu kamar nya itu.

"Kalian, siapa?." Dunk bertanya, dengan nada kikuk karena merasa sedikit terkejut bercampur takut setelah melihat beberapa orang dengan tubuh tegap, tengah berdiri memandangi nya dengan tatapan mengintimidasi.

"Selamat sore khun, atas perintah dari kediaman Khun Earth Pirapat kami datang untuk menjemput Khun Dunk agar bisa pulang bersama dengan kami hari ini." Salah satu dari beberapa orang yang tengah berdiri dihadapan Dunk, membuka suara.

Archen Mine 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang