03. Adaptasi

725 47 19
                                    

"Kau lapar?,"

Sebuah suara bernada bass, sukses membuat Dunk merasa sedikit terkejut.

Anak itu dengan spontan menoleh kearah sumber suara, memperlihatkan seseorang yang semula diyakini bernama Archen tengah memandangi nya, tanpa ekspresi.

"Tidak," Dunk menjawab seadanya, kemudian kembali beralih memandangi jalan seperti sebelum nya.

"Kau ingin aku memperkenalkan diri?," Lagi dan lagi, suara yang sama, kembali memecah keheningan diantara keduanya.

"Aku sudah tau."

Archen yang mendengar hal itu hanya menganggukkan kepalanya, sembari kembali menatap lurus kedepan.

"Aku tidak perlu melakukan perkenalan diri bukan? Tentunya ayah ku telah menjelaskan siapa aku, sebelum dia berhasil membuat mu tertarik untuk membeli ku."

Sebuah kalimat yang sukses membuat Archen meneguk kasar liurnya. Baru kali ini, ada seseorang yang dengan berani berbicara secara gamblang seperti itu, kepadanya.

"Lakukan,"

Dunk menolehkan kembali kepalanya, menatap kearah Archen yang tengah menatap lurus kedepan, tanpa ekspresi apapun. Datar.

"Aku Dunk, hanya itu isi perkenalan yang bisa kusampaikan."

Archen menganggukkan kepalanya, tanda mengerti.

"Point yang berharga untuk hari ini adalah, aku tidak mengenal siapa dirimu, dan ayah mu tidak pernah menjual atau menjelaskan apapun mengenai kau kepadaku."

Dunk tertawa kecil.

"Ingin percaya, hanya saja semua orang yang pernah bekerjasama dengan ayahku, rata-rata adalah pembohong yang hebat."

"Ini kamar mu," Archen mengantarkan Dunk hingga depan pintu kamar, milik anak itu.

"Jika kau merasa lapar saat malam hari, kau bisa pergi menyalakan lampu disamping tangga, disana." Archen menunjuk, membuat Dunk ikut menoleh mengikuti arah yang ditujukan oleh si pemilik rumah kepadanya.

"Setelah menyalakan nya, kau bisa turun kedapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan, biasanya ada dikulkas, tinggal kau panaskan saja. Dan ya, dapur ada di sebelah kanan dari arah anak tangga."

Dunk memperhatikan tiap detail penjelasan yang disampaikan oleh Archen. Mata nya sesekali mengedip lucu, seperti anak anjing yang tengah mencoba patuh pada majikan nya yang baru.

"Hm kemudi -"

"Dimana letak kamar pribadi milik mu?," Pertanyaan spontan dari mulut Dunk, membuat Archen terdiam untuk beberapa saat.

Mata nya memandangi manik mata lucu milik Dunk, kemudian tersenyum tipis.

"Kenapa? Kau ingin pergi kesana untuk tidur bersama ku hm?,"

Dunk mendadak gugup sendiri. Jangan tanyakan mengapa, dirinya sendiri juga tidak tau. Dirinya bahkan juga tidak tau, mengapa mulutnya tiba-tiba saja bertanya perihal kamar tidur milik Archen.

"Cabul." Gumam Dunk perlahan, nyaris tidak terdengar.

"Aku hanya bercanda. Kamarku tepat berada disamping kamar pribadi milikmu, jadi jika suatu hari nanti kau ketakutan dan tidak bisa tidur sendiri, datang saja kepadaku."

Dunk memutar bola matanya malas, kemudian memilih untuk berdehem, sebagai jawaban.

"Ah iya, kau baik-baik saja dengan ruangan gelap? Biasanya tidak akan ada ruangan yang menyala diatas jam delapan malam."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Archen Mine 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang