Happy Reading
"Jungkook-ah, mengapa kamu duduk di depan pintu, bukankah kamu bisa menungguku di dalam?", Tanya Jin yang baru saja pulang dari Hospital.
Jungkook hanya menundukkan kepalanya sambil sesekali mengusap air matanya.
"Hei...mengapa menangis?", selidik Jin.
Jungkook tak merespon. Mulutnya seolah terkunci.
"Masuklah", Titah Jin merengkuh pundak Jungkook.
Begitu memasuki tempat tinggal Jin, Jungkook langsung memeluk erat tubuh Jin dan menumpahkan air matanya tepat pada dada bidang Kim SeokJin.
"Its ok, menangislah sepuasnya hari ini, tapi esok kamu harus sudah bisa tersenyum dan mengatakan pada masalahmu bahwa kamu baik-baik saja", nasihat Jin.
"Aku gak tau harus bagaimana, Hyung. Aku lelah dan ingin menyerah", ucap Jungkook sedih.
"Apa yang membuatmu seperti itu?", tanya Jin sambil mengusap punggung Jungkook.
"Kekasih Suamiku sedang hamil, Jin Hyung. Apa yang harus aku lakukan?",
"Itu bukan urusanmu, Jungkook-ah. Laki-laki itu yang harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah dia lakukan",
"Haruskah aku mengorbankan pernikahanku demi janin yang ada pada perut wanita itu?",
"Apa kamu mencintai suamimu?",
"Sejak pertama aku bertemu dengannya aku sudah jatuh cinta, sekalipun dia selalu bersikap dingin padaku",
"Kamu benar-benar bodoh, Jungkook-ah. Cinta yang sudah membuatmu bodoh seperti ini", sambil menyeka air mata yang jatuh ke pipi Jungkook.
"Hyung, boleh aku tidur di sini malam ini?",
"Bagaimana kalo suamimu mencari?",
"Dia pergi menemui kekasihnya",
"Come on Jungkook-ah, berhenti menyakiti diri sendiri. Kamu juga berhak bahagia",
Jungkook semakin erat memeluk tubuh Jin.
"Ayo kita Istirahat di kamar", ajak Jin.
Jungkookpun mengikuti Jin masuk ke kamar pribadinya.
"Tidurlah, Hyung akan mandi dulu",
Jungkook merebahkan tubuhnya di ranjang King size milik Jin.
Beberapa menit kemudian Jin sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Ia masih mendengar isak tangis Jungkook.
Perlahan Jin merebahkan tubuhnya di samping tubuh Jungkook dan memeluknya dari belakang.
Jungkook tiba-tiba berbalik dan memeluk tubuh Jin.
Wangi tubuh Jin seolah relaksasi bagi pikiran Jungkook yang saat ini sedang kacau.
Jin mencium kening Jungkook.
Kini keduanya saling memandang satu sama lain.
"Haruskah aku minta ijin?", tanya Jin.
Jin mencium dan melumat bibir Jungkook tanpa menunggu jawaban Jungkook.
Jungkook seolah ingin melepas beban yang sedang ia tanggung.
Perlahan ciuman itu seolah menuntut keduanya untuk lebih intim.
Ntah siapa yang memulai kini keduanya sudah saling melepas pakaian.
"Jangan pikirkan apapun Jungkook-ah", ucap Jin saat Jungkook tiba-tiba menghentikan pagutannya.
"Remukkan tubuhku malam ini, Hyung", mohon Jungkook.
"Hyung harap kamu bisa melupakan rasa sedihmu"
"Kita akan bercinta sampai pagi menjemput Hyung",
"Hyung akan membuatmu tak dapat melupakan malam panjang ini",
Jin mengulum bibir Jungkook. Keduanya saling memagut lidah lebih dalam. Mengeksplor setiap sudut rongga mulut.
Keduanya melenguh nikmat.
Jin beralih menyentuh tiap lekukan telinga Jungkook dengan lidahnya.
Turun ke bawah menyusuri leher Jungkook.
Jungkook mendesah.
Kini Jin bermain dengan nipel milik Jungkook.
Kembali Jungkook mendesah nikmat.
Jin menyelusuri setiap lekuk tubuh Jungkook.
Hingga sampai pada titik pusat milik Jungkook.
Saat Jin mulai mengulumnya Jungkook menghentikan kegiatan itu.
"Aku ingin kita saling memuaskan", ucap Jungkook.
Jungkook memposisikan tubuhnya.
Kini wajahnya tepat berada diantara ke dua kaki Jin.
Pun dengan Jin yang mulai mengulum penis Jungkook.Keduanya kini saling mengulum dan menghisap satu sama lain.
Desahan nikmat mengiringi adegan panas kedua anak manusia itu.
220723
Terima kasih
Jangan Lupa
Tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR ✔️
Fiksi PenggemarKetika rasa nyaman justru di dapat dari orang lain, haruskah memilih pergi demi kebahagiaan atau bertahan demi nama baik keluarga? #JinKook #TaeKook #TaeJinKook