TIDAK terasa sudah dua tahun lamanya Alana menjadi Mahasiswa di jurusan Teknik Sipil. Sebenarnya alasannya dulu mengambil jurusan ini sangat simple, yaitu karena kakaknya ada di jurusan ini juga. Kan enak gue tinggal nyontek tugas dia aja, pikirnya. Namun, setelah menjalani selama ini tidak semudah yang ia bayangkan dulu yang hanya meniru tugas kakaknya semua akan beres. Ternyata dosen selalu memperbarui tingkatan soal tiap tahunnya sehingga tidak bisa sepenuhnya ia meniru pekerjaan kakaknya. Jadi, dapat dipastikan tingkatan materinya juga akan lebih susah dari tahun sebelumnya.
Alana menghembuskan nafasnya kasar, di sekitar matanya menghitam akibat tidak tidur semalaman karena mengerjakan Tugas Besar Analisis Struktur Tak Tentu atau yang biasa disebut oleh mahasiswa adalah Anstruk Tak Tentu. Berupa perhitungan dan analisa pada suatu struktur bangunan yang memiliki reaksi atau gaya lebih dari tiga di setiap tumpuannya. Hal ini cukup membuat Alana ingin muntah di setiap mengerjakan tugas ini.
Alana mendongakkan kepalanya saat merasa ada tangan yang mengusap rambutnya, dipandangnya ternyata Akmal yang baru saja tiba. Yap, selama dua tahun itu pula, ia dan Akmal bersahabat. Kemana-mana selalu bersama, mengerjakan tugas, mengantarkannya belanja bulanan, bahkan membantunya membersihkan kamar kosnya. Akmal selalu setia menemaninya susah dan senang.
"Setres banget lo keliatannya," ucap Akmal dengan tangan yang terus mengelus pelan rambut Alana.
Alana membuka sedikit matanya, dan mulai mengeluh ke Akmal seperti biasanya. "Malll, gimana gue gak keliatan kaya orang stres coba, gue gak tidur Mall semalemm gara-gara ngejar deadline Anstruk."
"Itu mah salah lo sendiri, gue kan udah ngingetin dari kemarin bahkan ngajakin lo ngerjain tuh tugas. Lo nya malah sibuk pacaran sama si kampret onoh!" jawab Akmal.
"Ishhh, kok lo gitu sii Mall. Temen lagi stres malah diomelin, harusnya lo itu bantuin guee semalem," tutur Alana masih tidak mau disalahkan.
"Ya kan gue udah bilang gue lagi rapat BEM, sampe jam 2 juga semalem. Mana gue tau lo masih melek jam segitu."
Alana merem lagi, malas mendengarkan penjelasan Akmal yang menurut Alana selalu menyalahkan Alana. "Gue gak terima penjelasan lo, Mall. Mending tangan lo pindah di jidat gue nih, pijit yang ini Mal, pusing banget gue," ucap Alana dan Akmal hanya menurut.
Bryan datang bersama teman-temannya yang lain. "Buset tuan putri enak banget dipijitin Wapres BEM gini! Mau aja lo Mal jadi pelayannya si Alana."
Alana mendelik, "Enak aja lo, Yan! Akmal ni bukan pelayan, tapii..," Alana sengaja menggantung kalimatnya. Akmal menunggu dengan seksama begitupun lainnya.
"Tapi apa?" ujar Jingga.
"Kacung gue hahaha..." jawaban Alana membuat Akmal menonyor kecil kepala perempuan itu. Sudah ia duga jawabannya seperti itu, karena memang jika ada yang meledeknya menjadi pelayan Alana cewek itu pasti akan meralatnya bahwa ia kacungnya. Akmal tidak marah, karena ia pun sama jika ditanya mengapa Alana selalu mau menemaninya kemana pun ia juga menjawab bahwa Alana kacungnya. Tapi tidak kepada semua orang ia menjawab seperti itu, hanya untuk orang-orang yang sudah kenal baik dengan mereka berdua. Tidak lucu jika ada orang yang beneran mengira ia memaksa si primadona jurusan Sipil itu menjadi kacungnya.
"Yee, gue kira apaan!" Bryan misuh-misuh sendiri berasa ditipu, Padahal ia sudah berharap sekali mendengar bahwa kedua temannya itu menjalin hubungan spesial.
"Kaya gatau aja lo model pertemanan bangsatnya si Alana sama Akmal. Sering bareng kemana-mana bahkan Akmal mau juga disuruh jemurin bajunya ni cewek, dan Alana mau nginep di rumah sakit pas ni cowok sakit. Tapi tetep aja hubungannya cuma antara majikan dan kacung," ucap Safa yang sudah hafal dengan kelakukan kedua temannya itu.
"Iya nih, mana Akmal mau-mau aja lagi jadi pelariannya ni cewek pas diselingkuhin sama si Dito!" tambah Anggi.
"Dito sapa btw? Waitt, jangan bilang Dito TS 19 itu?" tanya Vera.
"Sapa lagii emang? Cowok yang b aja tapi tetep dikejar-kejar sama ni cewek," ucap Akmal akhirnya. Karena ia yang paling dongkol dengan kakak tingkatnya yang bernama Dito itu.
"Dihh, kok lo gitu sih Mal. Gue kan cinta sama Dito, lagian dia udah minta maaf dan janji gak bakal ngulangin lagi," bela Alana tidak terima Dito pacarnya dibully oleh Akmal.
Akmal memutar bola matanya malas, "Serah lo deh, asal nanti kalau disakitin gak nangis-nangis ke gue aja."
Bryan geleng-geleng melihat kedua temannya itu. Yang satu cantik, incerannya cowok-cowok 4 angkatan tapi agak sableng dan bloon. Yang satu lagi, Wakil Presiden BEM dan diincer sama cewek-cewek dari Fakultas lain juga tapi malah mau-mau aja jadi kacung dan tempat pelarian. "Nikah aja lo berdua!" serapahnya kepada Akmal dan Alana.
"OGAHH!!!" seru Alana dan Akmal bebarengan.
~///~
Seperti biasa setelah pulang dari rapat BEM, Alana akan langsung pergi ke warung makan bersama Akmal. Ya, Alana adalah bendahara ormawa satu ini. Tetapi saat malam tadi ia memang sengaja izin karena tugasnya cukup banyak yang terlewat. Bisa bahaya jika sampai ia tidak lulus matkul, karena pasti akan berimbas pada semester berikutnya.
"Malll, makan yuuuk!" ajaknya pada Akmal. Akmal yang sedang mengenakan jaketnya di atas motor pun terhenti, "Dimana? Bu Jutek lagi?" tanya-nya.
"Iyaa, laperr banget," ujarnya manja pada Akmal. Kelakuan Alana yang seperti ini nih yang menurut Akmal membuat Dito selingkuh. Habisnya Alana jika manja suka kelewatan juga, contohnya pada dirinya. Ia tidak mengelak bisa dipastikan jika Dito pasti menyimpan dendam kesumat padanya. Tapi yang namanya Alana dan Akmal sulit untuk dipisahkan. Akmal pun pasti akan langsung menuruti semua permintaan cewek ini asal tidak aneh-aneh.
"Yaudah, cepet naik! Gue ke apart lo ya, Lan, abis dari Bu Jutek. Kita ngerjain tugasnya Pak Bagas," ucap Akmal.
"Yee, rajin amat sih lu! Tapi iyadeh daripada gue ngedrakor mulu," jawab Alana sambil menaiki motor besar Akmal.
Perjalanan dari kampus ke warung Bu Jutek hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit. Kondisi warung pun ramai seperti biasanya. Karena harganya yang murah di kantong mahasiswa membuat warung ini tak pernah sepi setiap harinya.
"Lan, arah jam 9," titah Akmal kepada Alana yang sedang melepas helmnya.
Alana menoleh ke kiri. Jantungnya berhenti berdetak rasanya. Pikirannya kalut hingga tak terasa membuat air matanya menetes. "Loh kok nangiss?" tanya Akmal kalang kabut melihat Alana menangis.
"Mall, itu Dito sama Ayumi ngapain makan berdua?" Tangis Alana semakin pecah. Air matanya tak berhenti menetes. Dito yang katanya berjanji tidak akan selingkuh lagi ternyata bohong.
Akmal pengen ketawa rasanya liat wajah ngenesnya Alana, tapi ia tahan. Takut tiba-tiba Alana membanting dirinya karena cewek itu pernah menjuarai pertandingan Taekwondo. "Udah deh Lan, kan gue bilang juga apa. Lo sih ngenyel, yuk pulang aja, kita gofood." Akmal memakaikan secara paksa helm ke Alana saat melihat cewek itu hendak menghampiri Dito dan Ayumi.
"Ishh, sakitt Mall hidung gue kejepit helm, bego!" Akmal ngakak, nggak tahan dia liat penderitaannya Alana.
"Tega lo, Mall! Tega banget, ngett!!"
~///~
Halo, semoga suka sama part ini ya!
Kalian suka Alana putus atau tetep sama Dito nih? Komen yaa wkwk
YOU ARE READING
FRIENDSHIP OR FRIENDSHIT
RandomIni kisah Alana dan Akmal, dua manusia sableng yang bersahabat sejak semester satu kuliah.Alana yang cantik, penuh kemodusan, dan sedikit sableng itu dipertemukan dengan Akmal si cowok yang penuh talenta dan kemandirian, Akankah keduanya berakhir be...