ALANA cekikikan tatkala membalas pesan dari salah satu katingnya. Hal ini membuat Akmal mengernyitkan dahinya. "Ngapain sih, aneh banget," komen Akmal.
Alana menjulurkan lidahnya, "Jomblo kepo ya," ejeknya.
"Sorry, lo juga jomblo kali. Ngenes malahan kalau gak ada gue," bela Akmal. Namun, Akmal terdiam seketika menyadari suatu hal. Alana si sableng ini biasanya setelah putus dengan pacarnya, mungkin sekitar 3 minggu kemudian udah ada gandengan baru lagi. Pengalaman Akmal dengan tiga mantan Alana sebelumnya. "Jangan bilang lo udah ada cowok lagi?!" Akmal memegang kepalanya, pusing punya temen cewek tapi modusnya minta ampun.
"Belum jadian Akmal sayang, masih pdkt. Udah, anak kecil gak boleh ikut-ikut ini urusan orang dewasa," ucap Alana dengan tengil.
"Heleh giliran beginian aja gue gak boleh ikut campur, giliran diputusin diselingkuhin larinya ke gue mulu." Akmal mencomot roti goreng di meja sembari menonton berita kembali. Minggu-minggu begini jika tidak ada kerjaan, dirinya dan Alana memang senang berdua menonton televisi di apartemen Alana. Cewek itu tidak ada satu haripun tanpa Akmal, jadwal kuliah sama semua, organisasi sama, dan kalau tidak ada kegiatan maka akan gabut bersama seperti ini.
"Astagfirullah, Mal. Jadi lo nggak ikhlas nih sediain pundak lo buat sahabat lo yang nggak berdaya ini?" Alana bergelandotan di lengan Akmal membuat si empunya risih.
"Rela sih rela aja, cuma kan kesannya sia-sia gue ngehibur lo kemarin tapi malah lo sendiri yang datangin tuh penyakit." Bukannya apa, Akmal ini kadang sampai tidak bisa dapat-dapat cewek ya karena ini nih. Cewek-cewek biasanya takut dengan Alana dan kebanyakan mengira Alana adalah pacarnya. Sementara Alana bisa dengan mudah mendapat cowok sana-sini. Sebenarnya Akmal tidak apa-apa jika dirinya tidak punya pacar, tapi yang bikin geregetan ya Alana. Capek-capek Akmal effort ini itu, dia malah datangin penyakitnya lagi.
"Unchh, Akmal lagi marah nih ceritanya. Ntarr yak, gue buatin kopi pahit kesukaan lo dulu." Setelah mengucapkan hal itu, Alana langsung ngacir ke dapur membuat kopi untuk Akmal berusaha membujuk temannya itu agar tidak marah.
~///~
Alana mempoles mukanya secantik mungkin. Malam ini dia akan pergi kencan di salah satu restaurant di kota ini. Hilang satu tumbuh seribu. Mungkin pepatah itu cukup menggambarkan kehidupan cinta seorang Alana. Baginya, selama belum ada kata SAH maka pacar bukanlah apa-apa. Ditinggal ya cari lagi hidup tuh jangan dibuat susah, prinsipnya.
"Halo, iya bentar ya 10 menit lagi selesai," ucap Alana kepada seseorang di seberang telfon.
Alana segera memberikan beberapa semprotan parfum pada tubuhnya dan segera mengenakan heelsnya. Si cowok sudah menunggu di parkiran. Karena terbiasa tepat waktu juga, Alana sungkan jika cowok itu menunggu lama-lama. "Oke, perfect." Kakinya pun melenggang menuju parkiran.
"Lan!" seru seseorang berpakaian senada dengan Alana dari seberang parkiran.
"Oh iya, hai Ken!" sapa Alana sembari berjalan menuju Kenny.
"Udah lama nunggu?" ucap Alana setelah ia duduk dan memasang sealtbelt nya.
"Nggak, 10 menitan aja. Oh iya, lo cantik."
Alana pun tersipu dipuji tiba-tiba seperti ini. Dengan malu-malu Alana berucap, "Lo juga.. keren."
"Hahaha cringe banget ya rasanya, berasa ABG aja." Tanpa menunggu lama Kenny segera menjalankan mobilnya menuju restaurant pilihan Alana tadi pagi.
Kenny ini adalah kakak tingkat Alana di Teknik Sipil. Saat ini ia semester 7 artinya kakak tingkat tepat satu tahun di atasnya. Bisa dibilang Kenny cukup terkenal di antara cewek-cewek di Fakultas Teknik. Secara dia pintar, sering menjuarai berbagai lomba ke-Tekniksipilan, ganteng iya, kaya iya, dan gokilnya lagi si Kenny ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil tahun lalu karena tahun ini sudah dipegang teman Alana. Jadi dengan kelebihan Kenny yang seperti itu, mana bisa Alana menolak ajakannya untuk pergi ngedate.
Alana dan Kenny tiba di restaurant dan entah takdir apa yang sedang terjadi. Tak berselang lama ketika Alana dan Kenny duduk, tiba-tiba Dito mantan Alana hadir bersama Ayumi. Alana sih sudah move on dari Dito, tapi tetap saja masih ada perasaan jengkelnya ketika bertemu cowok itu.
"Loh, ada Alana juga di sini. Datang sama lo, Ken?" Dito mendatangi meja mereka berdua. Mau tak mau Alana harus bersalaman dengan orang ini juga karena Kenny sempat menjabat tangan cowok itu.
"Iya nih, datang sama gue." Kenny hanya menjawab singkat pertanyaan temannya itu. Tidak mau menjelaskan secara lebih.
Dito tersenyum miring mendengar jawaban Kenny, ia pun memilih pamit dan duduk di mejanya bersama Ayumi sembari terus memperhatikan Kenny dan Alana.
Alana yang dari dulu urat malunya sudah putus dihadirkan dengan situasi seperti ini, ia tidak akan menjadi kanebo kering. Langsung saja ia pepet Kenny, berlagak manis di depan Kenny sekaligus memanas-manasi sang mantan. Rasain lo, batinnya.
~///~
Tepat jam 11 malam, Alana tiba di apartemennya. Di ruang tamunya sudah ada Akmal yang sedang mendesain rumah di laptopnya. Cowok itu memang sering bekerja secara freelance. Tidak punya capek kalau kata Alana. Masih berorganisasi dan masih bekerja. Bukannya Akmal tidak mampu, tapi memang cowok itu suka mencoba hal-hal baru.
"Habis dapat klien dimana lo?" tanya Akmal dengan matanya yang masih fokus dengan desainnya di laptop.
"Mulut lo, Mal! Gue ketemu siapa coba tadi?"
Akmal mikir sebentar, "Gatau lah gue. Mending kerjain noh tugas lo, besok udah deadline."
"Ishh, Akmal nggak seru. Gue ketemu Dito, Mall! Gilak aja tuh orang, nguntit gue apa begimana?!" ujar Alana menggebu-gebu.
"Hahaha, serius lo ketemu tuh anak. Makin keliatan jablay dong elo, baru sebentar putus udah sama cowok lain aja." Akmal ngakak nggak nyangka dengan apa yang dialami oleh temannya.
Alana manyun juga menyetujui ucapan Akmal. "Eh btw, sejak kapan lo di sini? Pulang sono ke apart lo. Ke sini mulu perasaan."
"Jam 10 tadi sih, habis acara talkshow. Gue nggak kesini 2 hari doang lo udah neror gue mulu. Ngatain gue macem-macem, punya pacar lah, gak peduli lagi sama lo. Emang drama banget lo!"
Alana cengengesan. Memang benar apa yang diucapkan Akmal. Alana itu tipe orang yang selalu butuh teman, dalam artian dia itu harus ada teman ngobrol gitu nggak bisa lama-lama sendirian. Bisa setres dia jika tidak ada teman ngobrol. Sementara Akmal adalah tipe orang yang bisa dua-duanya. Dia suka aja ngobrol sama orang tapi dia juga bisa sendirian dalam waktu yang lama. Kalau kata orang istilahnya ambivert.
"Eh, Mal. Temen lo anak hukum, kalau nggak salah namanya Theo dm gue tuh kemarin. Minta kenalan," kata Alana santai sambil merubah-rubah desain rumah Akmal.
"Si Theo ya? Jangan deh, tuh bocah agak gesrek. Pernah punya masalah sama polisi dia." Akmal merebut mousenya dari tangan Alana merubah kembali desain-desainnya seperti semula. Akmal itu aliran minimalist sementara Alana itu lebih suka classic anaknya, jadi kalau masalah desain Akmal agak kurang cocok sama Alana.
"Masalah apa?"
"Kena grebek pas lagi mabok di club."
Alana hanya ber-oh ria. Sangat anti dengan orang yang suka mabuk. Bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah.
~///~
YOU ARE READING
FRIENDSHIP OR FRIENDSHIT
AcakIni kisah Alana dan Akmal, dua manusia sableng yang bersahabat sejak semester satu kuliah.Alana yang cantik, penuh kemodusan, dan sedikit sableng itu dipertemukan dengan Akmal si cowok yang penuh talenta dan kemandirian, Akankah keduanya berakhir be...