chapter 6

10 1 0
                                    

*Mungkin akan ada perubahan biodata pada Ako dan perubahan gaya bahasa

*Kalian juga bisa anggep Ako sebagai (name) yaa. Soalnya kadang author suka sedikit ... Kagok—apa ya bahasa Indonesianya?— kalau nulis-nya pake 'y/n' atau '(name)' tapi semoga kalian suka :D
___________________________________________

Fajar terbit mengiringi sang baskara yang berseri menyambut langitnya terkasih. Cahaya matahari mulai menerobos masuk jendela para penghuninya. Sama halnya menghangatkan relung hati setiap atma. Menjadi pengecualian bagi Ako. Komuknya kacau sudah karena sebuah kotak di hadapannya.

"... Dia itu ... Dasar!" Ocehan demi ocehan menjadi semakin pekat seperti kantung teh yang menetap lama pada gelasnya. Tak mau ambil pusing, Ako lebih memilih membantingkan dirinya di sofa sembari menonton acara komedi bapak bapak yang membuat mood-nya semakin jatuh ke dasar jurang. Seperti tak ada acara lain saja. Tapi saluran televisi memang sudah terjadwal semestinya.

"Dahlah, kesal juga gak guna. Lebih enak langsung pukul nanti. Bola voli kayaknya enak banget. Biar tahu rasa." Lelah hati membuat bekal dengan bangun pagi pagi sekali. Tau tau ditinggal oleh sang pemilik. Sungguh, Ako ingin sekali menggampar manusia terkasih yang bernama Miya Atsumu.

Haruskah ia berterima kasih? Mood-nya di pagi hari sudah rusak karena mahkluk bermarga Miya satu ini.

"Dahlah... Anter aja nanti." Lagipula ia membuatnya untuk makan sorenya. Siapa tahu mahkluk kuning satu ini lapar saat latihan, bukan?

Tapi seketika atensinya teralihkan pada meja televisi. "AAKHH— MIYA ATSUMUUU." Dompetnya pun tertinggal. Jam juga sudah menunjukan pukul 11.54 siang. Mau tidak mau Ako harus segera bersiap mengantar makan siang. Mana ia belum mandi lagi. Sedang mager magernya, tapi perihal Atsumu tidak mengindahkannya.

▨▨▨▨▨

"Please ... Sam, aku beneran gak bawa," ucapnya memelas. Mengundang tatapan jijik saudara abunya. "Suruh siapa gak bawa? Gak. Duit minjem bulan lalu juga belum kau balikin." sinis Osamu. Sedangkan Suna hanya menatap datar keduanya, tak lupa kamera handphone-nya yang setia merekam. Bagus, pikirnya, nanti ia posting di menfess sekolah dengan hashtag '#Atsumubokek'. Sungguh kepuasan sendiri bagi Suna si lambe turah.

"Makan aja bekel. Ako kam bawain." Final Osamu. Atsumu semakin memelas, "itu masalah juga Sam, aku gak bawa. Baru inget ketinggalan ..." Osamu gatal sekali ingin meninju saudaranya. Tapi ia tidak ingin mood yang ia dapatkan dari bekal buatan adik manisnya, rusak oleh mahkluk ini.

"Pulang pulang habis kau."

"Hiiih ... Jangan gitu dong ... Aku yakin Ako gak marah ...?" Ngeri ngeri sedap membayangkannya. Pasalnya ia tahu bagaimana kelakuan adik sepupu kalau sudah marah. Sakit sudah badan dan telinganya nanti. Osamu mengangkat bahu tak acuh, "Bukan urusanku."

"Ako?" tanya Suna. "Iya, adik sepupuku. Datang ke sini gara gara mama gak percaya Tsumu. Gak bisa ditinggal dia kalau gak diawasin pawang." Osamu sengaja menyulut api. "Haahh!? Kau kali yang gak bisa diandalkan jadi Ako disuruh dateng!" Atsumu tak terima, bisa bisanya ia dikambing hitamkan oleh kembarannya. Walau memang kenyataannya berbalik.

"Pfft— bukannya sama? Yang lebih muda ngurusin yang lebih tua itu sih kalian payah banget ..."

"Diam kau, Suna!" Jika urusan begini si kembar serentak melakukannya. Menyulut nyulut sebal pada Suna yang sudah bergetar menahan tawa. Jangan lupakan wajahnya yang sekarang sangat cocok untuk ditampol.

▨▨▨▨▨

Haiii
Maaf author udah lama gak ulpoad 😭
Gak kerasa ih udah setahun lebih
Tahun lalu author beneran sibuk sekali
Baru sekarang sekarang leluasa jadi nyempetin upload 🥲

Semoga kalian suka yaa :D
Walau author gak tau masih ada yang mantengin ini cerita atau tidak sih ...
╥﹏╥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Knb x OC x A3 x haikyuu [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang