Namaku Shanum Almahyra. Umurku kini sudah 24 tahun. Aku dikenal gadis yang buta. Karena, sejak kecelakaan yang merenggut saudara kandungku, membuat aku menjadi kehilangan mata keduanya. Aku selalu direndahkan oleh orang sekitar. Pembunuh, pembawa sial, aku dikatakan dengan ucapan yang membuat hatiku patah berkali-kali. Aku bukanlah pembunuh, dan aku yakin, saudara kandungku masih hidup. Namun, aku tidak tahu keberadaannya. Tongkat kecil yang selalu menemani langkahku, kutemui Ibu dan Ayah yang tak pernah mengatakan bahwa aku pembunuh dan pembawa sial. Mereka selalu mendukungku dan aku bersyukur berada di sana.
Di Rumah, pukul 06:00 Wib
Saat jamku berbunyi, memberitahu bahwa sudah pagi, aku meraba-raba jamku, namun, tak sengaja, aku menyentuh gelas dan gelas itu pecah. Hingga jariku terluka.
"Ibu!" ucapku.
Seketika, Ibuku datang ke kamar, dan melihat jariku terluka. Ibuku mengelus jilbabku dan menghapus air mataku.
"Bu, andai Abang ada di sini. Dia yang terlebih dulu datang kepadaku." Ucapku sambil bersandar di dekat Ibu.
"Sudahlah nak, ikhlaskan saja dia." Ucap Ibuku sambil mengoleskan obat di jariku.
"Tapi, Bu? Apakah Ibu mengiyakan ucapan tetangga, bahwa aku pembunuh?" Ucapku dengan menangis.
"Ibu keluar dulu ya, Shanum. Mandi, setelah itu ke bawah, ya." Ucap Ibuku sambil membereskan tempat tidurku.
Aku tahu, hati Ibu sangat sedih setelah kehilangan Abangku, Shariq Mahdi Shahram di saat kecelakaan malam Minggu itu, membuat hati kedua orang tuaku sangat terpukul.
"Bang Shahram, Shanum rindu." Ucapku sambil menangis dan meraba-raba foto yang ada di dekat meja disamping tempat tidur.
Sedih rasanya, bila rindu, tak bisa memandang wajah Bang Shahram di foto, hanya bisa merabanya, dulu, saat beliau pergi ke Sabang untuk bertugas, aku selalu dapat melihat wajahnya yang berseragam itu. Kini, doa yang bisa kuberikan. Asaku selalu ada, bahwa dirimu belum tiada, Bang Shahram, Shanum rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANUM ALMAHYRA
RomanceOrang-orang akan selalu menilai apa yang mereka dengar, sedangkan apa yang kita lakukan, dianggap tidak ada. -Shanum Almahyra