[1/10]

818 68 1
                                    

Malam yang selalu datang yang senantiasa memberikanku rasa dingin menusuk tulang. Hari ini terjadi lagi sesuatu hal yang tidak ku inginkan.

Memikirkan semua hal yang telah aku lalui selama ini, aku cukup bangga dengan diriku yang sudah bertahan meskipun terdera luka.

Bekas luka yang terlanjur tercetak dan tidak dapat di hapuskan, membuatku berusaha keras untuk menutupinya dari semua orang.

"Baik, saya akan segera mengatur jadwal pertemuannya"

'lagi?, Sudah berapa kali ini?' batinku yang selalu bertanya tanya, kapan ini semua berakhir?.

'ayah Pasti berencana mengirimkan ke om om kaya yang sudah tua lagi, padahal aku selalu kabur setelahnya tapi ayah sama sekali tidak mau menyerah'

Aku berjalan masuk dan duduk di depan ayahku dengan wajah angkuh.

"Ayah akan melakukannya lagi? Kapan ayah akan berhenti?!"

"Kenapa ayah harus berhenti? Ayah membesarkanmu untuk mendapatkan uang, jika kamu tidak bisa mendapatkannya dengan bekerja jadi menurut dan lakukan saja perintah ayah! Dan jangan pernah berfikir untuk melarikan diri lagi (name)!"

"Bagaimana kalau kakak saja yang ayah jual! Kenapa harus aku? Lagian, kalau ayah tidak mau membuang uang untuk mengurusku, kenapa ayah harus membuatku?!"

"Diam!, jangan samakan kakakmu dengan mu dasar rendahan!"

Aku muak dengan keluarga ini, aku sudah lelah, rasa sakit, sepi, dan takut yang selalu menghantuiku tidak pernah berhenti.

Kadang aku bertanya, kenapa semua yang aku lakukan untuk ayah tidak ada artinya? Semua hal-hal yang aku usahakan hingga sakit yang menyertaiku, selalu seperti ini. Berakhir dengan bentakan dan makian.

Aku berjalan keluar untuk mencari udara segar, berusaha mendapatkan sedikit hiburan disela banyaknya penderitaan ini.

Aku adalah anak bungsu dari salah satu keluarga besar di Jepang. Meski begitu, aku bukanlah anak ayah dengan istri sahnya, aku adalah anak dari selingkuhan ayah.

Saat berumur empat tahun, ibuku menderita penyakit yang membuat ibuku tidak sanggup untuk bekerja sehingga dia mengantarku pada ayah.

Aku selalu mendapatkan kekerasan disana, meski begitu aku tidak bisa keluar dari rumah itu dan hanya menahannya.

Namaku adalah Hayashi (name), awalnya aku bahkan tidak ada marga, namun ayahku tetap tidak bisa mengabaikan keberadaan diriku karena memiliki darahnya.

~~~~~
(Name) POV

Aku terus berjalan tanpa melihat waktu, merasakan getaran di ponselku membuatku sadar bahwa ada yang menghubungiku.

Melihat nama yang tercetak di layar membuatku urung untuk menjawab panggilan ini, aku meng silent ponselku dan membiarkannya disaku.

Aku berjalan ke arah taman yang sepi dan melihat sosok pria berdiri tegak memandang ke arah sepasang kekasih bermesraan di taman.

'aaa sepertinya dia akan menciduk kekasihnya' aku memilih untuk menjauh, namun sebelum aku pergi, seseorang mendorongku dan membuat seorang pria tadi datang dan menarikku, kemudian mendatangi kekasih itu.

"Leira, ayo putus! Aku akan segera menikah dengan gadis ini, dan sepertinya kamu sudah memliki yang lain juga kan?" Pria itu berkata dengan nada dingin luar biasa, melebihi dingin dari angin malam ini.

Aku belum menyadari perkataan pemuda itu, dan aku hanya mengikuti permainan pemuda itu karena tidak memproses apa yang terjadi saat ini, badanku bergerak tanpa terfikir olehku.

Daksinapati✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang