Kotak Biru

223 20 0
                                    

Jung Jaehyun itu idola sekolah. Dia tampan, pintar, kapten basket dan baik hati. Setiap yang menyapanya selalu dibalas oleh senyuman. Dan jangan lupakan jika dia seorang mutan, aku pernah baca jika manusia yang memiliki lesung pipi adalah seorang mutan. Kemampuan mutannya ialah memikat semua gadis-gadis di sekolah.

Hari ini Valentine, aku, seperti halnya gadis yang lain, ingin memberinya cokelat. Selain karena Valentine, 14 Februari juga adalah hari lahirnya. Lihatlah, dia bahkan dilahirkan di hari kasih sayang. Tentu saja akan banyak yang mengasihi dan menyayanginya.

Lokernya saja sudah penuh dengan berbagai macam hadiah dan bunga. Aku menatap kotak biru yang terus kubawa dari pagi untuk diberikan padanya. Rasanya kotak ini tidak akan sampai padanya jika hanya kuletakkan bersama milik yang lain di lokernya.

Aku ingin hadiah yang susah payah kukerjakan dini hari tadi sampai padanya. Ini adalah cokelat yang kubuat sendiri untuknya. Setidaknya aku ingin cokelat ini sampai langsung ke tangannya.

Oh, tentu saja.

Aku punya orang dalam. Orang yang kenal dengan Jung Jaehyun, yang sekelas dengannya dan sering berinteraksi dengannya.

Kakak laki-lakiku, Kim Doyoung harus mau menyampaikan kotak ini pada Jung Jaehyun. Hehe.

"Kak!" aku menghampiri Kak Doyoung yang sedang di perpustakaan. Sepertinya mengerjakan tugas atau mungkin hanya belajar karena tahun ini dia akan ujian.

"Apa?" dia masih saja sibuk menulis. Mengabaikanku yang sudah berdiri di sini. Tapi tidak apa, aku yang butuh bantuannya.

"Mau minta tolong.."

"Minta tolong apa?"

"Ih, makanya berhenti dulu nulisnya. Lihat aku, Kak"

Kak Doyoung menghela nafas, "Iya, iya.. Kenapa?" ia meletakkan pulpennya dan memberi atensi yang kuinginkan.

"Ini!"

"Apa ini?" keningnya berkerut melihat kotak yang kusodorkan padanya.

"Cokelat. Hadiah."

"Buat Kakak? Makasih yaa..."

"Bukan, Kak!" aku menarik kotakku menjauh.

"Lalu apa?"

Aku tersenyum, "Mau minta tolong".

Kak Doyoung menaikkan kedua alisnya memintaku menjelaskan, "Tolong sampaikan pada Kak Jaehyun" ujarku tersipu malu.

Kak Doyoung terlihat jengah, "Kau juga?" serunya.

Sepertinya bukan hanya aku saja yang meminta tolong padanya hari ini. Tapi aku kan adiknya, harus dapat perlakuan lebih spesial, dong.

"Memang kenapa sih, Kak? Kak Jaehyun kan memang idola di sekolah ini. Salah memangnya kalau aku juga suka padanya? "

"Ish, idola sekolah aja dikasi cokelat. Kakaknya sendiri gak dikasi..." Kak Doyoung mengomel tapi kemudian meraih kotak biru milikku.

"Iya, nanti Kakak kasih ke Jaehyun."

Aku tersenyum lebar. Memeluknya erat, menempelkan pipi kami berdua, "Terima kasih, Kakak. Nanti aku kasih Kakak cokelat juga deh, tapi sisaan yang aku bikin buat Kak Jaehyun, ya. Hehe.."

Kak Doyoung mendorong tubuhku menjauh begitu mendengar hanya akan diberi cokelat sisa. Mengomel sebentar dan kembali menggeluti bukunya.

"Apa lagi?" Kak Doyoung mendongak menatapku yang belum mau beranjak.

"Aku mau liat Kakak kasiin ke Kak Jaehyun langsung. Biar aku yakin kalau cokelatku sampai. Tapi jangan bilang dari aku ya, Kak. Malu."

"Lalu kubilang dari siapa?"

"Bilang saja dari Kakak." aku tersenyum semanis mungkin, memohon.

"Iya, iya.. Sudah, sana pergi. Jangan ganggu Kakak."

"Gak. Aku tungguin sampai Kakak selesai. Pokoknya aku mau lihat kotakku sampai ke Kak Jaehyun" aku duduk di kursi yang berhadapan dengan Kak Doyoung. Melipat kedua lenganku di meja seperti anak manis yang menunggu dengan sabar.

Kak Doyoung memijat keningnya kemudian mulai membereskan buku-buku di hadapannya.

"Ya, Kakak nyerah deh. Ayo..." begitu semua barang di mejanya ia dekap, bersama kotak biruku, Kak Doyoung berdiri dan aku ikut berdiri, mengekorinya yang berjalan keluar dari perpustakaan.

Kak Jaehyun ada di kelasnya. Ketika kami berdua tiba di pintu kelas, Kak Doyoung menyuruhku menunggu saja di sini, sementara ia akan masuk dan memberikan kotakku pada Kak Jaehyun. Aku mengangguk patuh. Lagipula aku tidak berani masuk ke kelas senior. Aku hanya akan mengintip dari sini.

Aku melihat Kak Doyoung yang menghampiri Kak Jaehyun yang tengah sibuk menulis di bukunya. Sepertinya memang semua anak kelas 3 sibuk belajar menghadapi ujian. Maaf, Kak Jaehyun. Sudah mengganggu. Sebentar, kok. Aku merasa tidak enak.

"Hei, Jaehyun..."

"Ya?" Kak Jaehyun mendongak menatap Kak Doyoung yang berdiri di depannya.

"Selamat ulang tahun, atau selamat hari Valentine? Aku tidak tau. Ini untukmu." Kak Doyoung langsung saja mengulurkan kotak birunya. Kak Jaehyun terlihat mematung. Menatap kotak biru dan Kak Doyoung bergantian.

"I-ini.. Apa?" oh, Kak Jaehyun bisa gagap juga. Padahal dia sangat fasih berbicara saat menyampaikan pidato kemenangan tim basketnya pekan lalu.

"Hadiah, untukmu." Kak Doyoung tersenyum. Aku tau itu senyum dibuat-buat biar urusannya cepat selesai dan Kak Jaehyun menerima kotaknya.

"Da-dari si-siapa?" aku memicingkan mataku. Kak Jaehyun makin aneh. Sekarang dia terlihat gugup. Wah, telinganya memerah. Betul-betul aneh.

"Dariku. Ini, tolong diterima, ya?" Kak Doyoung kembali menyodorkan kotaknya, yang kemudian, setelah beberapa detik akhirnya diterima juga oleh kak Jaehyun.

"Te-terima kasih, Doyoung." Kak Jaehyun tersenyum. Atau kusimpulkan sebagai tersipu? Hah? Yang benar saja. Kak Jaehyun bisa berekspresi seperti itu? Kak Jaehyun yang itu? Yang Kapten Basket?

Kotak pemberian Kak Doyoung ia dekap setelah Kak Doyoung berbalik dan menuju ke meja nya. Aku melihat dengan mataku sendiri bagaimana kotak itu ia tatap dengan senyum lebar kemudian memasukkannya ke dalam tas dengan hati-hati.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, bingung. Pikiranku kini dipenuhi adegan tadi sembari berjalan menuju kelasku. Reaksi aneh Kak Jaehyun menerima kotak dari Kak Doyoung seperti reaksi orang yang biasanya mendapat hadiah dari pujaan hatinya. Kak Doyoung padahal biasa saja tadi memberikannya. Kenapa Kak Jaehyun salah tingkah?

"Hei, dari mana?" teman kelasku menyapa begitu aku memasuki pintu kelas menuju ke mejaku.

"Ketemu Kak Doyoung".

Dia mengangguk saja, aku duduk di kursiku kemudian memutuskan untuk menanyakan hal aneh yang kurasakan.

"Eh, kak Jaehyun punya pacar tidak? "

"Hm, setahuku sih belum. Tapi ya kata Kak Yuta, Kak Jaehyun itu punya seseorang yang dia suka". Kak Yuta sepupunya temanku, juga teman sekelas Kak Jaehyun dan Kak Doyoung.

"Oh ya? Kak Yuta pernah bilang tidak siapa yang Kak Jaehyun suka? " temanku menggeleng.

"Kenapa memangnya?" tanyanya penasaran.

"Sepertinya aku tau siapa yang Kak Jaehyun suka".

"Oh ya? Siapa?!" serunya bersemangat. Mendekat kearahku ketika kulambaikan tangan untuk mendekat.

"Rahasia" bisikku.

Hihihi.

-End.

Once Upon A Time in JAEDOlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang