Kamu.. adalah orang pertama yang sangat ku cintai dengan seluruh hatiku. Bahkan, semua ruang dalam hetiku telah ku penuhi dengan namamu. Namamu, telah ku patri dalam-dalam hingga aku sendiri pun tak mampu untuk melepaskannya. Aku mematrinya sungguh terlalu dalam. Tak dapat kutemukan cara untuk menghilangkannya, bahkan melepaskannya pun aku tak mampu.
Semua kenanganmu masih ku simpan rapat-rapat dalam memoriku. Aku enggan untuk menguarkan semua moment yang telah kita ukir bersama. Aku enggan membuangnya. Aku lebih memilih untuk merapikannya dalam wadah yang lebih nyaman.
Mengenai kabarmu, aku saja masih sangat mengharapkan notifikasi ponselku berdering dan muncul namamu untuk menanyakan kabarku. Atau, sekedar menyapaku di pagi hari. Terkadang, aku pun rindu dengan sapaan yang kamu khususkan untukku. Semua marahmu pun masih aku rindukan. Aku masih ingat bagaimana caramu memarahiku, memakiku, menyudutkanku, yang kamu tak ingin mengalah dariku. Namun, saat ini aku merindukannya.
Satu-satunya pemberian darimu yang masih saja ku simpan baik-baik hanyalah cincin kado ulang tahun darimu. Aku tak sanggup untuk menyingkirkannya. Bahkan, untuk menukarnya pun aku tak mau. Hanya cincin itu yang masih tersisa. Satu-satunya barang yang masih aku jaga. Aku tak ingin kehilangannya. Jika aku kehilangannya, aku pasti akan sangat kehilangan sama seperti aku kehilanganmu. Bukan kehilanganmu, namun aku melepaskanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Kehilangan
PoésieMengenalmu, menjadi bagian hal yang paling membuatku merasa bahagia. Namun, setelah kepergianku meninggalkanmu, hariku selalu menjadi tidak baik-baik saja. Aku hampa ketika tak mendapat kabar darimu. Terkadang, aku menunggu notif dimana kamu memarah...