3. Jeno Tahu?

1K 107 12
                                    

"Bisa Om," pria itu mengernyitkan kening mendengar jawaban Jaemin. Karena sadar salah memanggil, Jaemin mengulangi jawabannya.

"Bisa Pah."

"Bagus, ayo habiskan makananmu nanti kita jalan-jalan."

Dan sugar daddy-nya ini tidak berbohong jika dia hanya menginginkan Jaemin menjadi puterinya. Saat ini mereka memang seperti menjalankan peran ayah dan anak.

Pria dewasa itu membawa Jaemin berbelanja barang dan terus memanggil dirinya dengan sebutan 'Papa' ketika menawari Jaemin sesuatu. Tidak terlihat canggung sama sekali, bahkan matanya berbinar ketika Jaemin terus memanggil 'Papa'. Kasian, pria ini benar-benar rindu dipanggil begitu.

"Kita makan malam bareng teman-teman Papa ya?"

"Iya Pah," memangnya Jaemin bisa menolak? Ingatkan kalau Jaemin ini dibayar untuk waktunya ini?

Jaemin bersyukur pengalaman pertama melakukan ini tidak seburuk yang ia bayangkan atau seperti cerita teman Doyoung.

*****

Baju, sepatu, bahkan uang sudah Jaemin miliki. Tapi, entah kenapa perasaannya tidak puas. Deretan paper bag berlogo brand terkenal tidak lagi menggoda baginya mengingat bagaimana cara ia mendapatkan itu.

"Gue nggak jual diri tapi kok gini amat sih rasanya?"

Jaehyun memang tidak tertarik pada Jaemin secara seksual, bahkan memperlakukannya seperti puteri kandung. Kenapa rasanya aneh?

Mengesampingkan semua pemikiran itu, Jaemin melangkahkan kaki cepat dan terkesan buru-buru ke arah kos. Sekarang sudah jam sepuluh malam dan penghuni kos sudah di kamar masing-masing. Biasanya Doyoung dan Jungwoo masih di depan televisi menyaksikan episode drakor terbaru di Netflix. Apa Doyoung memilih mengamankan diri sendiri di kamar?

Jaemin tadi sedang menikmati makan malam bersama Jaehyun, tapi tiba-tiba teleponnya berdering yang ternyata dari Doyoung. Akhirnya dia minta izin ke Jaehyun untuk menerima panggilan itu, eh setelah diterima yang terdengar teriakan Doyoung yang mengatakan Jeno berada di kos mereka mencari Jaemin.

Mendengar nama itu membuat jantung Jaemin tidak karuan, bahkan rasanya mendadak terkena serangan jantung sebab Doyoung bilang jika sang sahabat tengah mengintrogasi seluruh penghuni kos yang ada. Mereka minta Jaemin cepat kembali sebelum Jeno membuat mereka mati.

"Dari mana lo?" Suara Jeno langsung menyambut Jaemin begitu pintu kamar terbuka.

"Anjir! Lo ngagetin aja," Jaemin sampai mundur ke belakang menabrak pintu yang baru tertutup lalu mengusap dada.

"Lo ngapain di kamar gue?" Yang ditanya tengah duduk santai di kasur miliknya.

"Gue yang duluan nanya," suara Jeno terdengar sangat dingin. Kalau diingat-ingat Jeno tidak pernah sedingin ini pada Jaemin.

"Dari luar, main." Jaemin tidak bohong kan? Dia memang main dengan Jaehyun tapi ke mall.

"Sama siapa lo?"

"Temen," nggak mungkin kan dia jujur?

Jeno menyunggingkan sebelah sudut bibirnya, semakin gugup Jaemin melihat senyuman itu.

"Temen yang mana?" Jeno sangat tau siapa saja teman dekat Jaemin.

"Ya biasa, Jisung sama Chenle." Maafkan Jaemin mendadak menjual nama kalian.

"Lo nggak main sama mereka"

Jeno berjalan santai mendekati Jaemin. Aura Jeno mampu membuat Jaemin bergetar dan merapatkan diri ke pintu kamar. Hatinya terus menggumamkan doa agar Jeno tak terlalu dekat dengannya yang sudah terpojok kaku.

Pak Presma! || Nomin gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang