[•••]
Leon, antagonis itu? Astaga baru kemarin. Tapi, tunggu!
Namanya Artaleon. Lachero Artaleon kan?
Nggak mungkin dia kan?
Dera menerka dengan was-was. Tak ada pilihan lain. Ia harus pergi mengeceknya sendiri.
Cewek bermata hazel itu bergegas bangkit dan berlari menuju entah mana. Hal itu membuat Lusi menatapnya heran namun kembali acuh
Di koridor dekat kelasnya banyak berkumpul siswa-siswi yang menonton. Tidakkah mereka berniat melerai.
By the way yang kemarin, Si Leon dapat hukuman atau tidak ya?
Saking banyaknya pelajar dan koridor yang lebih sempit dari lapangan kemarin, membuat Dera kesulitan mendapat akses untuk melihat perkelahian itu.
Usahanya membelah kerumunan sia-sia. Saking tebalnya membuat cewek itu terpental.
Melihat sekeliling mencari sesuatu yang mungkin mampu membantunya, dan dapat. Sebuah pilar yang tak jauh darinya.
Dera menaiki pilar itu. Beruntung design pilarnya dapat dipanjat.
Dengan memeluk pilar yang sebesar pelukannya itu Dera berhasil melihat dengan cukup jelas penampakan di depan sana.
Di sana Leon memukul habis-habisan cowok yang menjadi lawannya. Lawannya juga tak kalah, cowok itu meninju rahang bawah Leon kala cowok itu lengah.
Leon terhuyung ke belakang. Kesempatan itu digunakan lawannya untuk membalas pukulan yang Leon layangkan padanya.
Dengan menduduki perut Leon, cowok itu memukul wajah dan kepala Leon. Tak tinggal diam, Leon melakukan rol belakang sehingga keadaan berbalik.
Leon meninju, menonjok bahkan nyerempet lawannya menuju dinding dan membenturkan kepalanya pada dinding itu.
Sungguh keadaan lawan Leon itu sudah tak berdaya. Pelipisnya robek, tulang pipinya membiru juga mengeluarkan darah. Apalagi sudut bibir dan hidungnya. Darah mengalir hingga bercampur dengan ludah.
Di ruas-ruas jari tangannya juga tak berbeda jauh.
Sebenarnya Leon juga tak jauh berbeda. Kurang lebih luka yang ia miliki juga sama. Tetapi, karena Leon lebih unggul membuatnya menang.
Tanpa banyak orang ketahui namun Dera sadar. Leon mengeluarkan benda mengkilap yang di katakan di novelnya jika itu tak pernah jauh barang setengah meter dengan pemiliknya. Pisau lipat atau juga dikenal sebagai Jack-knife.
Tanpa banyak orang sadari Leon mengeluarkan benda itu untuk menghabisi lawannya. Entah apa yang menjadi pemicu ini semua, tapi yang pasti Leon nampak begitu marah.
Apa yang harus Dera lakukan di situasi genting seperti ini?
Mengabarkan ada guru yang datang pun tak ada guna. Suara riuh para penonton meredam suara Dera pastinya. Lagipula guru tak membuat Leon berhenti. Cowok itu berhenti ketika ia ingin.
Pikirkan Dera, pikirkan...
Aha! Tahu!
Dera menarik napas dalam dalam dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Script [Upload Ulang]
Teen Fiction[Transmigrasi Story] [Slow Updet/sesuai mood] Bukan terjemahan! Karya pribadi dan bukan jiplakan! Belum revisi. ------------------------------------------------------------------------ Menjadi penggemar salah satu novel best seller adalah status A...