02- A Lonely Lady

79 10 1
                                    

A Lonely Lady

Railyn mengikuti langkah lebar Ethan sambil menggerutu dalam hati. Mengutuk adik kelebihan kalsiumnya yang berjalan terlampau cepat—menurutnya. Yah, karena nyatanya Ethan hanya melangkahkan kakinya dengan kecepatan normal dan santai. Salahkan kaki mungil sang kakak yang tidak bisa mengimbangi jalannya.

Ibunya tadi lebih dulu pergi ke tenda untuk lekas menemui ayah katanya. Membiarkan Railyn yang memilih diam dulu di kereta kuda yang membawa mereka ke Festival Berburu untuk mengatur kadar kegugupannya ditemani oleh Ethan yang berbaik hati menunggu.

"Ethan Hubert! Tunggu aku?!"

Suara melengking Railyn setidaknya cukup untuk membuat para Lady yang berada di sana, yang sebelumnya berbisik mengagumi betapa menawannya Archduke muda Selatan alias Ethan sendiri, menoleh, menatap bertanya-tanya. Membuat raut wajah Railyn pias seketika. Terburu gadis cantik kesayangan Selatan itu berlari menghampiri Ethan yang pada akhirnya berhenti untuk menoleh, menunggu dan terkekeh gemas melihat Railyn yang berlari ke arahnya.

"Huft, baiklah, tunggu, ugh, biarkan aku bernapas sebentar." Railyn tumpukan sebelah tanganya untuk memegang lengan Ethan. Mengatur napas dan mendelik sinis, mendongak menatap pada Ethan yang menjulang tinggi. "Oh astaga! Kenapa kau berjalan begitu cepat?! Setidaknya pelankan langkahmu! Kau tahu akutidak bisa mengikutimu!"

Protes akhirnya meluncur mulus dari bibir mungilnya.

Merengut sebal, berkacak pinggang pada Ethan yang lagi-lagi menanggapi dengan mengangkat bahu acuh. "Kurasa akusudah berjalan sesantai mungkin," katanya.

Oh, jangan mulai. Dalam hati Railyn menggerutu, memutar hazelnya malas. Ethan dan mulut menyebalkanya.

"Coba katakan itu pada hidungku!" Sambil menunjuk hidung bangirnya, Railyn mendesis. Memalingkan muka dan memilih untuk melanjutkan langkah lebar-lebar begitu melihat tenda merah besar dengan bendera Selatan yang berkibar di atasnya. Meninggalkan Ethan yang menghela napas pasrah.

Padahal jarak di mana Railyn memanggilnya tadi tidaklah lebih dari satu meter. Yang mana seharusnya Railyn tak perlu berteriak sekencang itu untuk memanggilnya. Tapi dengan hiperbola, Railyn berkata seolah Ethan meninggalkannya dalam langkah berjarak seribu meter.

Railyn dan hiperbolanya.

Memang tidak bisa dipisahkan. Kadang Ethan heran sendiri, mau menanggapi salah, tapi tidak menanggapi juga dapat ceramah. Rasa-rasanya jika diingat, sifat Railyn yang satu itu semakin menjadi setelah berteman dengan putri Marquess Ashley. Yang merupakan teman pertama dan salah satu tiga teman yang Railyn punya sejak debutante.

Ah, siapa namanya? Duh, sama seperti Railyn, Ethan kadang kesulitan menghapal nama seseorang jika tidak penting.

"Tidak berburu, Archduke Ethan?"

Suara itu membuat Ethan menoleh dan membungkuk hormat. "Akubaru kembali dari menjemput ibu dan kakakku," ujarnya, "dan aku katakan untuk tidak memanggilku dengan embel-embel itu bukan, My Prince."

Alis serupa camar terangkat dan tertawa jenak, "Astaga! Seperti biasa, kaku! Bahkan Elliot kalah kaku jika denganmu!" serunya sambil menepak main-main bahu Ethan dan tertawa keras. Yang mana mendapat kernyitan dahi dari yang lebih muda.

"Lalu? Kausendiri kenapa tidak berburu?"

"Nah akubaru mau memulai ketika tidak sengaja melihatmu berbincang dengan Lady Railyn. Kupikir, ia tak akan datang, lagi, kali ini?"

"Yah, ibu kami memaksanya. Entah bagaimana berhasil."

Noah mengangguk paham. "Pantas Helcia girang. Ternyata kawan tersayangnya akhirnya mau keluar kandang."

ETHE;REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang