02ㅤ THE REALITY.

3.1K 377 26
                                    

Sudah empat hari Jeo beristirahat dirumah agar kondisi tubuhnya membaik.

Kini setelah tubuhnya sudah lumayan pulih, ia mau tak mau harus pergi ke sekolah lagi.

Sedikit yang Jeo tau, walaupun yatim piatu, ia masih di biayai oleh 'seseorang'.

Dia gak tau siapa itu karena orang itu selalu mengirimkan uang tunai dan barang-barang keperluan untuknya melalui kurir pesan antar dan merahasiakan identitasnya.

Jeo berpikir untuk mencari tahu tentang ini nanti. Yang penting untuk sekarang dia gak krisis uang. Padahal dia sudah sempat panik, mengira dirinya bakal jadi gelandangan di dunia ini.

Ngomong-ngomong, Jeovan ternyata tinggal sendirian di rumah peninggalan kedua orangtuanya.

Sebelumnya Jeo mengira kalau Jeovan itu nge kos. Ternyata tidak seperti itu. Syukurlah.

Selama beberapa hari ini Jeo berusaha berpikir jernih hingga ia sampai pada kesimpulan kalau dirinya memang benar-benar masuk ke dunia novel. Ia tak bisa menyangkalnya lagi..

Jeo hanya harus menjalaninya. Entah bagaimana caranya tapi ia yakin lama kelamaan dirinya akan bisa beradaptasi. Anggap saja ini anugerah, kesempatan hidup kedua yang diberikan untuknya.

Namun entah apakah pantas disebut anugerah atau justru kutukan, tubuh yang ditempatinya sekarang akan mati tak lama lagi.

Memikirkan itu membuat Jeo merinding bukan main. Gimanapun, dia gak mau mati dua kali. Belum saatnya.

Ia harus melakukan segala cara untuk menghindari kematiannya yang telah ditetapkan itu.

Langkah pertamanya adalah dengan tekad penuh menghindari para tokoh penting novel. Terutama kedua pemeran utama, Sean dan Rafael.

Jeo menegaskan dirinya sendiri, bagaimanapun caranya ia harus menghindari terlibat dengan kedua orang yang akan menjadi penyebab kematiannya dimasa depan itu.

ㅤㅤ
Selesai sarapan mie instan, Jeo bergegas mengambil tasnya lalu mengenakan sepatu. Sudah saatnya ia berangkat ke sekolah.

Dia juga gak bisa cuma berdiam diri menantikan kematiannya sendiri sambil berpasrah diri di kamarnya.

Setidaknya Jeo akan berusaha mencari teman ataupun sekutu. Jadi seandainya dirinya menghilang, akan ada yang mencarinya nanti. Jeo harap begitu.

Dan setidaknya dia telah berhasil mendapatkan satu orang teman yang sepertinya cukup peduli padanya.

Itu adalah Juan, yang selama beberapa hari ini mengurusnya bahkan menanggung biaya pengobatannya.

Kalau di novel, Juan hanyalah tokoh figuran biasa yang hanya muncul ketika adegan dirinya menyelamatkan Jeovan. Setelahnya Juan tak pernah disebutkan lagi dalam novel.

Kalau di komik-komik biasanya tokoh yang perannya cuma pelengkap kayak Juan ini bahkan gak dibikinin ilustrasi wajah sama artist nya, paling cuma siluet badan doang.

Tapi sekarang, Juan yang dilihatnya beberapa hari belakangan itu nyata. Benar-benar manusia dan bernafas sama sepertinya.

Parahnya lagi dia ganteng banget. Parasnya kayak bukan muka-muka figuran biasa.

Hal itu meyakinkan Jeo bahwa semua yang dialaminya sekarang benar-benar nyata.

Selama beberapa hari belakangan ketika Juan merawatnya, Jeo menyadari bahwa cowok itu sangat bawel.

Dia setiap saat selalu mengomel dan mengeluarkan nasihat-nasihat seperti orang tua yang sedang memarahi anaknya. Padahal mereka seumuran.

Juan bisa berbicara selama tigapuluh menit hanya untuk mensugesti Jeo agar tidak mencoba bunuh diri lagi.

KISMET 《HJW🦋🐺》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang