06ㅤ STRANGE?

3K 404 38
                                    

Jeo cuma melongo bodoh selama menunggu Haru selesai. Dia sama sekali tak mengerti tentang basket atau dimana letak keren nya hal itu.

Sedari dulu Jeo memang agak bermusuhan dengan yang namanya olahraga. Dia terlalu malas untuk semua itu dan hanya menghabiskan waktunya untuk membaca novel, komik dan berbagai fiksi lainnya.

Setiap hari menghabiskan waktu didalam kamar dan sangat jarang main keluar. Sebut saja dia introvert, nolep or else. Karna Jeo memang cinta menyendiri dan tidak terlalu suka melakukan hal-hal melelahkan serta berinteraksi dengan orang lain.

Jeo memang tidak mengerti tentang sepak bola atau basket sedikitpun. Tapi sekarang, matanya terfokus pada lelaki berambut blonde yang tengah mendominasi permainan disana. Menatap sosok yang tak lain adalah Haru itu dengan kagum.

Haru terlihat sangat lihai, cowok itu tak pernah meleset melemparkan bola kedalam ring. Dia benar-benar mendominasi seluruh lapangan. Bahkan tim lawan terlihat kesulitan merebut bola darinya.

Fyi, Sean berada di tim lawan. Sehingga sekarang tim nya melawan tim Haru dan mereka kalah poin tentu saja.

Rafael yang duduk di samping Jeo sedari tadi meneriaki nama Sean dengan suara nyaring. Menyemangati kekasihnya yang terlihat emosi di sana.

Jujur saja Jeo benar-benar terganggu dengan teriakan cempreng cowok itu. Pengen rasanya dia pindah tempat duduk. Tapi terlalu mager buat lakuin itu.

'bentar lagi Jeo, tahan...' batin Jeo meyakinkan dirinya sendiri.

Ia berusaha mengabaikan suara nyaring Rafael dan fokus menatap Haru disana. Membatin iri melihat ketampanan cowok itu yang bahkan terlihat lebih ketika ia berkeringat. Dunia memang kadang tidak adil.

Pertandingan itu berakhir cukup cepat, ditutup oleh satu poin terakhir yang dicetak oleh Jian.

Para penonton mulai bersorak girang dan dengan cepat mengambil foto maupun video. Merekam momen kemenangan tim Haru dan Jian, serta mengabadikan visual cowok-cowok tampan yang tersuguh dengan gratis itu.

Sean melemparkan bola yang ada di tangannya ke sembarang arah dengan marah. Ia menyalahkan teman se timnya atas kekalahan mereka.

"Lo pada main ga becus!" ujar Sean setengah berteriak.

"Lo sendiri main ga fokus bego." sahut Cani salah satu teman setim Sean.

"Udah santai aja kali, lagian cuma latih tanding." tukas Eric, yang tadinya se tim dengan Haru.

Sean hanya mendengus kesal, lalu pergi dari sana meninggalkan teman-temannya yang dibuat tak habis pikir dengan tingkah cowok itu.

Sean memang orang yang cukup egois dan benci kekalahan dalam bentuk apapun. Cani paham betul akan hal itu sehingga ia cukup memakluminya ketika Sean marah dan menyalahkan anggota tim lain. Walaupun ia juga sedikit kesal setiap Sean bertingkah seperti itu.

Disaat Sean pergi dengan penuh emosi, beda lagi Haru yang hanya berjalan santai sambil menyugar rambutnya yang basah Karena keringat. Tindakannya itu tentu membuat para gadis berteriak kegirangan.

"Gila lo jago banget Har, kenapa gak gabung tim resmi aja?" tanya Cani setelah Haru menghampiri mereka.

Haru hanya melirik Cani sekilas lalu menjawab dengan malas, "gak minat." ujarnya.

Jawaban singkat yang cukup pedas. Berhasil membuat Cani bungkam sambil memasang raut canggung. Begitulah tabiat Haru, sangat tidak ramah. Beda lagi kalau sama Jeo.

"Gak bakal mau dia mah." timpal Jian yang ikut nimbrung disana. "Dia ikut latihan kali ini juga gara-gara dipaksa sama pak Alex." jelas Jian meringis.

Ya, ini pertama kalinya Haru ikut latihan basket. Itupun paksaan dari guru olahraganya, pak Alex. Ia sempat di omeli tentang menyia-nyiakan bakat atau semacamnya oleh guru olahraganya itu sehingga membuat Haru mau tak mau mengiyakan saja, takut kualat sama orang tua.

KISMET 《HJW🦋🐺》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang