Two : Agreement

262 30 3
                                    

            Keesokan harinya, Jiyeon menunggu Jungkook di gerbang sepulang sekolah, dia sudah mengambil keputusan semalam dan dia telah yakin sepenuhnya dengan tindakannya, tidak berapa lama sosok Jungkook akhirnya muncul.

"Kau kenapa? Wajahmu sangat kusut seperti pakaian yang belum di setrika." Ujar Jungkook menghampiri Jiyeon.

"Tck—sialan. Kita pulang bersama." Jiyeon melangkah lebih dulu, di susul Jungkook di belakang. Lalu lelaki itu mensejajarkan langkahnya dengan Jiyeon. Tujuan akhir mereka adalah rumah Jungkook, lelaki itu hanya tinggal sendiri bersama beberapa pelayan di rumah tersebut sebab orang tua Jungkook memilih menetap di Kanada. Jungkook enggan ikut karena sudah nyaman di negara sendiri.

“Kau tinggal sendiri?”

“Ya, begitulah.”

“Tidak heran kau sangat kesepian.”
Jungkook menatap Jiyeon datar, “Tck—kau juga sama kan?”

Jiyeon meringis sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Hee, iya sih.”

“Mau minum?”

“Boleh.”

Jungkook bergerak mengambilkan minuman soda untuk Jiyeon, gadis itu duduk di sofa sembari melihat-lihat koleksi film Jungkook dan dia terkejut semua yang lelaki itu miliki adalah koleksi film dewasa.

“Kaget?”

Jiyeon terkejut Jungkook tiba-tiba sudah ada di sampingnya, gadis itu sampai menjatuhkan beberapa VCD di tangannya. “Aku normal, wajar menyukai hal seperti itu.” Jungkook duduk di sofa, sembari meminum soda.

Jiyeon melakukan hal yang sama. “Ah, iya. Laki-laki pasti begitu.” Jungkook menoleh, menatap Jiyeon dalam. “Kenapa melihatku begitu?”

“Sini!” Jungkook menepuk pahanya.

“Apa?”

“Duduk sini.”

“Eh?”

Jungkook menarik tangan Jiyeon agar duduk di pangkuannya, gadis itu terkejut namun juga pasrah.

“Aku pikir kau marah kemarin.” Gumam Jungkook.

“Kenapa aku harus marah?”

“Kau pergi begitu saja.”

“Ah, aku hanya sedang bingung.”

“Lalu sekarang?”

“Tidak lagi.”

“Kau setuju melanjutkan permainan kotor ini?”

Jiyeon mengangguk, “Emm.” Setelah mengatakan itu, Jungkook kembali menyatukan bibir keduanya.

"Kau—ternyata enak juga ya."

Jiyeon memerah, Jungkook bicara tidak menggunakan filter. Ayolah, Jiyeon hanya gadis polos yang belum pernah pacaran.

"Mesum."

Mereka kembali melanjutkan aktivitas yang tertunda di kamar Jungkook, lelaki itu merebahkan Jiyeon di atas kasurnya dan mencium gadis itu intim.

"Good, Oppa."

"Lee Jieun."

Jiyeon merasa nyaman dan tenang setiap kali Jungkook menyentuhnya, hatinya menghangat seketika.

•••

Jungkook memberikan ramen cup yang sudah diseduh untuk Jiyeon, mereka berdua kelaparan setelah bergulat di kasur. Tapi masih dalam batasannya, sebab Jungkook masih menghargai Jiyeon sebagai seorang wanita.

"Kau tidak punya makanan lain apa?" Ujar Jiyeon.

"Tidak ada, aku malas pergi belanja. Biasanya aku makan di luar." Terang Jungkook.

"Kan bisa delivery, Kook."

"Terlalu lama."

Suasana hening seketika sebab mereka sama-sama sibuk dengan ramen masing-masing.

"Bagaimana kalau kita pacaran?" Ujar Jungkook lagi sukses membuat Jiyeon terkejut, bahkan sampai tersedak ramennya.

"Uhuk—" Jiyeon segera meminum air mineral di dekatnya, "Hah?"

"Mau tidak? Kalau pacaran kita akan lebih mudah saling membantu satu sama lain."

Jiyeon masih berpikir. "Walaupun hanya sedikit, kau tidak akan jatuh cinta padaku kan?" Tanyanya.

"Tentu, kau bukan tipeku."

Jiyeon mengangguk mengerti. "Ya, tipemu kan ibu-ibu.”

“Heh, bukan ibu-ibu juga.” Protes Jungkook tidak terima, Jiyeon tergelak.

“Bercanda, Kook. Sensitif sekali.” Jungkook hanya mendesah. “Baiklah, ayo pacaran." Jiyeon menyodorkan jari kelingkingnya dan disambut oleh Jungkook, mereka menautkan kelingking mereka sebagai sebuah janji.

Jungkook tersenyum tampan. "Kalau begitu ayo kita buat kesepakatan."

Jiyeon menatap Jungkook penuh tanda tanya. "Kita harus sama-sama berjanji, tidak akan melanggar kesepakatan yang kita buat."

"Kesepakatan apa?"

"Pertama; kita tidak boleh saling jatuh cinta. Kedua ;  kalau  seandainya salah satu diantara kita berhasil mendapatkan orang yang kita suka, hubungan ini berakhir. Ketiga ; bersedia jadi pelampiasan kapanpun tanpa menolak."

"Tunggu—kalau  begitu hubungan kita agak—"

"Jangan khawatir, kita tidak akan pernah melakukannya."

"Melakukan apa?"

"Sex—itu mungkin tidak akan pernah terjadi."

Jiyeon paham maksud Jungkook, lelaki itu ternyata tidak sepenuhnya ingin manfaatin dia dan mengambil kesempatan. Jiyeon tersenyum.

“Aku setuju.”

Jungkook tersenyum lalu mencium Jiyeon lagi, “Ciuman itu pertanda jika kau milikku sekarang.”

“Iya.” Keduanya saling tersenyum, entahlah mereka merasa lebih ringan sekarang seolah beban sedikit berkurang.

To be continue...
Yang komen semoga selalu bahagia amin🥰🙏

DIRTY RELATIONSHIP [Repost] | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang