Happy reading...
_______"Iya gw janji, tapi ada syaratnya" ucap lio
"Apaan?"
"Lu harus nurutin semua kemauan gw, gimana?"
"Oke" akhirnya Yaya setuju dengan perjanjian antara ia dan adeknya. Mereka berdua tidur bersama dikamar Lio, dengan posisi Yaya dikasur Lio disofa.
00.12 Queen tak bisa tidur memikirkan Abang pertamanya. Bingung menyelimuti pikirannya saat ini, berbagai pertanyaan terbenam diotak.
Dirinya ingin mencoba tidur terlebih dahulu, agar beban dipikirannya tsb bisa hilang walaupun hanya sebentar, namun hal itu sangat susah dilakukan.
'siapa.. diaa..' batin Queen.
Merasa pusing karena banyaknya hal yang ada, Queen mengambil sebuah benda dengan ujung yang lancip, menusukkan benda itu ke nadinya. Sakit namun ia tahan hingga akhirnya Queen terjatuh tak sadarkan diri.
>>><<<
Disebuah ruangan kumuh dengan sosok berPakaian hitam topeng kelinci didepannya. Queen mendapati hanya ada dirinya sosok tsb dan orang yang lemah tak berdaya.
"Lu siapa?" Tanya queen dengan nada datar.Sosok tsb hanya diam, tak mengeluarkan suara sedikitpun. Queen merasa sedikit was-was dengan orang yang ada didepannya saat ini.
Dirinya berjalan mendekati orang yang sudah tak berdaya tadi dengan angkuh, jongkok dan mengangkat dagunya. Terkejut melihat siapa orang itu.
Muka penuh dengan sayatan, darah dari kepala yang terus mengalir kebawah dengan derasnya. Mata sayu bertatapan dengan netra Queen, menatap dengan pandangan yang sulit diartikan.
Dirinya meringis saat Queen mengusap lembut darah yang melewati matanya. Sigap dirinya mendorong tubuh Queen untuk menjauh.
JLEB. Satu tusukan dari penda pipih lancip dan panjang mengenai tepat dibagian jantungnya. Deru nafas yang tak beraturan, sesak begitu sesak, namun itu tak berlangsung lama hingga ia merasa linu dengan sekujur tubuhnya, namun masih dengan kesadaran minim.
Senyuman smrik terukir dibalik topeng sosok tersebut sembari menatap Queen dalam. Berjalan amat santai kearah Queen.
Bukannya takut, Queen malah maju, seakan juga menantang sosok tsb. Rambut panjangnya ia ikat agar tak mengganggu dirinya dan sosok tsb.
DORR DORR DORR.
"Arghs" suara rintihan keluar saat tiga tembakan melesat pada bagian dada, tangan kanan, dan kaki kiri sosok tsb. Berjalan dengan tertatih-tatih menodongkan pistol kearah dada kiri queen, namun hanya kekehan kecil yang menjadi sambutan untuk dirinya.
DORR. Satu tembakan meleset.
DORR. Tembakan keduanya juga meleset hingga...
DORR. Tembakan terakhir berbunyi dari Queen yang memposisikan pistol yang dipegangnya kearah kemaluan sosok tsb.
BRUK. Tubuh lemah tak berdaya dengan keadaan yang sangat mengenaskan dari sosok tsb. Matanya terpejam setelah melihat Queen berjalan kearahnya. Meraih pisau disaku celana dengan sedikit tenaga yang disisakan tuhan untuknya.
JLEB. Lemparan pisau tersebut mengenai tangan kiri queen, saat tangannya menutupi dada yang menjadi sasaran pisau tsb. Menoleh kearah sosok itu dengan senyuman manis terukir diwajah cantiknya.
Berjongkok didepannya, perlahan tangan kanannya meraih topeng yang dikenakan, hingga terlihatlah wajah asli dari sosok tsb.
"WTF!* umpat Queen. Ia menangkup wajah bersih dari sosok tsb, jarinya perlahan meraba setiap sisi. 4 netra yang saling memberi tatapan tajam. Hingga jari Queen berhenti disudut mata sosok itu, menekan dalam-dalam mata berwarna hijau sampai berubah menjadi merah pekat. Menurunkan jarinya dan tangannya kearah hidung dan mulut sosok tsb, Queen dengan lihai memencet dan membekapnya hingga sosok tsb tak lagi bisa bernapas.