OBSESSION PT.3 [LAST CHAP]

788 34 17
                                    

Slight Fred x Xav !!!
Happy Reading

Xavier terbangun, entah mengapa perasaan tak enak menyelimuti hatinya, gelisah. Tentu saja. Ia meraba samping kasurnya, tidak ada siapapun!

Pria itu sontak terbangun, panik? Tentu. Ia takut kehilangan Aamon, belum lagi karena omega itu tengah mengandung buah hatinya. Ia mengecek pintu depan.

Terkunci!

Jelas jika Aamon tidak bisa keluar, kunci pintu kamar masih Xavier simpan di saku celananya. Lalu kemana perginya Aamon? Xavier panik bukan kepalang.

Netranya mulai tertuju ke sebuah ruangan dan ja yakin pria kecilnya itu ada di dalam sana. Kamar mandi, pasti Aamon ada disana!!

'pintunya terkunci?' batin Xavier.

"Aamon buka pintunya!!! Kau di dalam?! Jawab aku!!!!" Teriak Xavier sambil berusaha mendobrak pintu itu. Air matanya mulai mengalir, perasaan takut mulai menerjang lebih keras lagi. Jantungnya berdegup kencang karena tak ada jawaban dari dalam kamar mandi.

Pintu kamar mandi berhasil di dobrak, Xavier membulatkan matanya, berteriak histeris dengan apa yang di lihatnya. Aamon, hendak mengakhiri hidupnya dengan menggantung dirinya sendiri. Xavier lantas mencoba menurunkan tubuh itu, entah-entah memang masih ada harapan yang tersisa untuknya.

Melepaskan talis ikatan yang ada di leher sang omega dan memberinya napas buatan, "kumohon bangunlah...maafkan aku, maafkan aku!"

"Aamon bangunlah!!! Aku berjanji akan berubah!! Aku berjanji akan melepaskanmu!!"

.

.

.

Deru ombak terdengar, angin sepoi-sepoi dari pantai terasa begitu nikmat. Cahaya sunrise yang mulai menyinari semakin membuat indah pemandangan mata.

"Kakak!!" Pemuda itu memeluk kakaknya dari belakang. Sang kakak tersenyum lebar dan mengecup pipi adiknya dengan sayang.

"Gusion, aku sangat merindukanmu"  Gusion duduk di samping kakaknya yang tengah memandangi lautan luas.

"Aku juga merindukan Kak Aamon..."

Aamon menoleh, memeluk sang adik dengan erat. Menumpahkan seluru air matanya yang ia pendam selama ini, ia sangat merindukan adiknya. Tak peduli jika memang saatnya ia bertemu dengan adiknya di sini, selama ia bisa bertemu adiknya lagi itu tidak akan jadi masalah.

Gusion membalas peluka kakaknya, mengelus punggungnya dengan lembut. Berbisik pelan di telinga kakaknya, "kakak, belum saatnya kau ada di sini..."

Sontak Aamon melepaskan pelukannya, "mengapa? aku sudah benar ada di sini..."

Raut ceria Gusion berubah menjadi sedih, "kau melupakan dia..." tangannya menunjuk ke arah perut Aamon.

Gusion memberi jeda sebentar, lalu melanjutkan apa yang hendak dia katakan.

"Bayi itu tidak bersalah, lagipula Xavier berhasil menyelamatkanmu. Kembali lah kak, tempatmu bukan di sini..."

"Tidak! Tidak mau!!" Aamon memegang tangan adiknya dengan erat menahan pemuda itu untuk pergi meninggalkannya.

"Aku selalu bersamamu kak. Aku menyayangimu!!"

Gelombang laut yang mengganas menerjang tubuh Aamon dengan dashyatnya. Terseret hingga ke tengah laut hingga tubuhnya terasa tenggelam. Hitam....

Pandangannya menghitam.

.

.

.

Aamon berhasil membuka matanya. Secercah cahaya masuk ke dalam pandangannya sedikit kabur, pusing rasanya kepalanya pusing hingga terasa berputar.

"AAMON KAU SADAR?!"

Suara yang tak asing bagi Aamon, orang itu pasti Xavier. Pria itu muncul tepat di depan wajahnya menampakkan dirinya yang lusuh berbanding terbalik dengan orang yang ia kenal dahulu.

Aamon kini sepenuhnya sadar bahwa dirinya berada di rumah sakit. Seorang dokter masuk ke dalam ruangannya meminta agar Xavier keluar ruangan terlebih dahulu untuk mengecek keadaan Aamon.

.

.

.

Pintu ruangan Aamon terbuka, dokter yang tadi mengecek keadaan Aamon sudah keluar. Dokter itu menghampiri Xavier yang duduk di kursi tunggu.

"Kau nampak sangat mengenaskan. Sebaiknya kau pulang saja." ucapnya sambil terkekeh.

"Aku tidak ingin. Aku ingin melihatnya"

"Oh ayolah...kau bilang sendiri akan melepaskannya" katanya sambil berbisik.

Xavier berdiri, memegang kerah sang dokter dengan penuh amarah. Emosinya memuncak namun sang dokter hanya tersenyum santai.

"Tutup mulutmu Fredrinn!"

"Easy man...melihatmu marah membuatku merinding. Menakutkan sekali~" Fredrinn melepaskan cengkraman tangan Xavier pada kerah kemejanya. Mengacak-acak surai pria yang lebih pendek itu.

"Kau bisa menemuinya nanti sore, semuanya sudah ku urus. Kau pulanglah, aku sudah menelpon bawahanmu untuk menjemputmu. Kau akan berterima kasih padaku nanti..." Fredrinn pergi meninggalkan Xavier setelahnya mengangkat telepon yang sepertinya penting.

Xavier telah di jemput tepat setelah Fredrinn memberitahunya. Mau tak mau dia harus pulang sebentar sebelum akhirnya menjenguk Aamon.

.

"Halo Natan, kau bisa membawa Aamon pergi sekarang. Tak perlu mengkhawatirkan Xavier, dia bisa kutangani"

.

.

Flashback Fredrinn POV.

Aku mendapat kabar kalau Xavier melakukan kegilaannya lagi. Baru saja aku di beri tahu kalau pria itu baru saja mengamuk karena Aamon berhasil pergi. Sungguh pria yang malang....

Beruntung sekali aku sangat berhutang budi pada keluarga Paxley.

Xavier benar-benar tidak tahu siapa yang akan dia hadapi.

Aku tersenyum di ruang kerjaku, anak buahku sudah mengirimkan lokasi terkini keberadaan Xavier. Yah...aku harus telat sedikit untuk menyusun rencana.

Setelah sekiranya sejam aku langsung pergi ke lokasi tersebut dan ternyata aku sampai ke kediaman Natan teman lamaku. Wah sebuah kebetulan apalagi ini??

Aku masuk ke dalam rumahnya, "hey bung!"

Bodohnya aku kataku sambil tertawa, mungkin saja dia sudah mati dihabisi sekawanan alpha yang mengamuk. Aku melihat tubuhnya tergeletak meminta para anak buahku untuk mengecek keadaannya.

"Bodonya anak buahmu Xavier...pelurunya meleset. Benar-benar gila..."

"Bawa dia ke rumah sakit. Aku akan senang permainan ini akan di mulai dan setelahnya aku bisa menunjukan pada si biru itu siapa yang harusnya di rendahkan."

Flashback end.

.

.

.

"KEMANA KAU MEMBAWA AAMON PERGI SIALAN!!" Xavier mengamuk membanting semua yang ada di ruangan Fredrinn. Sedangkan Fredrinn hanya tersenyum di kursi besarnya.

"Aku bilang kau akan berterima kasih padaku. Aku sudah membiarkannya pergi dengan Natan. Kau tidak akan bisa menemuinya lagi. Sekarang mari kita lihat siapa yang pantas di rendahkan anjing kecil..."




































END.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All x Aamon-bxb [ONE/TWOSHOOT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang