1.Pertemuan

19.8K 362 10
                                    

Namanya Gisella Aurora seorang gadis berumur 17 tahun kerap di panggil Rora, banyak orang yang selalu mengira kalau Aurora adalah gadis yang judes, sombong dan cuek itu terlihat dari wajahnya yang jarang sekali senyum dan selalu menampilkan ekspresi datar.

Sebenarnya dulu Rora adalah gadis yang sangat riang dan selalu menebarkan senyum di mana saja, namun semua itu pudar ketika usianya menginjak 12 tahun, orangtuanya berpisah dan ibunya pergi bersama laki-laki lain bisa dibilang ibunya mengkhianati mereka padahal pada saat itu ayah sedang dalam masa terpuruknya itu semua karena ulah ibu yang sering menghambur-hamburkan uang dengan tak jelas, perekonomian mereka benar-benar diambang kebangkrutan, ayah bahkan sampai menjual beberapa sertifikat tanah, mobil bahkan rumah dan seisinya, hanya menyisakan satu rumah yang mereka tempati. Kehidupannya benar-benar memburuk, namun ayah tak pernah patah semangat, hanya membutuhkan waktu 3 tahun semuanya kembali membaik, mereka bisa mendapatkan kembali fasilitas mewah tapi tidak dengan kepribadian Rora, gadis itu benar-benar tumbuh menjadi pribadi yang dingin dan tak tersentuh.

Rora tak memiliki teman sama sekali, satupun tak ada. Banyak sebenarnya perempuan ataupun laki-laki yang ingin berteman dengannya namun Rora sendiri yang selalu menarik dirinya dari lingkaran pertemanan, cukup menjenuhkan menurutnya.

Semuanya tampak begitu damai, kehidupannya berjalan selalu datar sampai 1 bulan yang lalu ayah membawa seorang wanita memperkenalkan wanita itu padanya dan hal yang membuat Rora semakin terkejut adalah wanita itu calon ibu tirinya.

Rora tentu saja menentang ia tak ingin ayahnya kembali terluka, meskipun ia tak tahu bagaimana sikap ibu tirinya, tapi selama beberapa minggu ini, sikap ibu tirinya baik, Rora yang awalnya begitu bengis mulai luluh, namun ia belum menunjukkan rasa kepedulian pada ibu tirinya.

Sampai hari yang ditunggu tiba, ayah dan ibu tirinya menikah tapi satu hal yang baru Rora tau kalau ibu tirinya memiliki seorang anak laki-laki yang hanya berjarak 1 tahun dengannya

Dia Raka Winata, seperti dunia begitu sempit ternyata kakak tirinya sendiri adalah kakak kelasnya di sekolah, yang selalu di cap sebagai Baby boy.

Tubuh Raka tergolong mungil untuk ukuran anak berusia 18 tahun, bahkan mungkin lebih tinggi 10-15 centi darinya, karena meskipun perempuan Rora memiliki tinggi yang lumayan menjulang turunan dari ayahnya.

"Lo lagi apa?"

Raka berusaha mencairkan suasana, rumah begitu sepi, mereka ditinggal berlibur selama 1 minggu oleh orangtua mereka, lebih tepatnya honeymoon.

Raka datang membawa satu mangkuk sereal, pemuda itu duduk disamping Rora yang masih sibuk memandangi televisi.

"Mau?" Tawarnya namun tak mendapatkan respon sama sekali

Rora hanya menatap kakak tirinya dengan tatapan datar, seluruh siswi di sekolah pasti selalu menjerit gemas ketika bertemu dengan Raka, mereka selalu menyebut Raka dengan sebutan bayi.

Pipi Raka mengembung gemas, wajahnya begitu putih dan bibirnya tampak begitu mungil, pantas saja sering di juluki baby boy ternyata seimut ini.

"Lo kenapa liatin gue terus? Mau?"

Rora memalingkan wajahnya, gadis itu berdehem pelan.

"Tidur!"

Perintahnya kemudian berlalu pergi meninggalkan Raka sendirian, sedangkan Raka hanya mengerjap penuh kebingungan, bagaimana? Kenapa dia yang disuruh tidur?  Harusnya Raka sebagai kakak yang menyuruh Rora untuk tidur.

"Nyebelin!"










**********












STEP BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang