3. mintaa maaf

14.2K 254 7
                                    

Sudah terhitung 3 hari mereka saling diam, atau mungkin lebih tepatnya Rora yang terus mendiami kakaknya, gadis itu sama sekali tak menegur apapun yang dilakukan oleh kakaknya setelah pertengkaran hebat mereka pada malam itu dimana saat Rora akan menyuapi Raka makan pemuda itu dengan bengis melayangkan tamparan keras pada adiknya, cekcok mulut tak bisa terhindarkan, Rora yang sudah di liputi amarah kembali melampiaskan kekesalan pada kakaknya, bahkan tak segan-segan untuk memberikan bogeman.

Hingga semuanya berakhir ketika Rora melemparkan kunci kecil untuk Raka membuka rantai yang membelenggu kakinya sendiri.

Mereka bahkan tak bertegur sapa meskipun didalam rumah, jika Raka keluar dari kamar maka Rora yang akan masuk kedalam kamarnya, gadis itu lebih banyak menghindar dan Raka merasa tak nyaman lama-lama dengan situasi seperti ini, sungguh canggung.

Tangan Raka dengan perlahan membuka knop pintu adiknya, terlihat tak ada siapapun disana, namun suara gemericik air membuat langkah Raka terhenti, semerbak bau harum sabun mandi menandakan bahwa adiknya sedang mandi didalam sana.

Raka memutuskan untuk duduk dikursi yang mengarah pada balkon kamar.

"Untuk apa kau disini?"

Rora dengan santai berjalan ke arah meja rias, gadis itu mengaplikasikannya skincare rutin pada wajahnya.

"Gue mau minta maaf.. "

Rora diam, tak menanggapi sama sekali, gadis itu malah sibuk dengan aktivitas nya.

"Lo mau maafin gue?"

"Ra! Gue bener bener minta maaf!"

Tak terdengar seperti ucapan maaf yang tulus, Raka berucap malah seperti ngajak ribut, terlalu nyolot dan menyebalkan.

"Minta maaflah yang benar, kau terdengar seperti mengajak ribut daripada mintaa maaf kepadaku"

Rora bersidekap dada, tatapannya tampak menatap tajam pada sang kakak, hal itu membuat nyali Raka seketika menciut, kepalanya menunduk dengan tangan meremat ujung baju

"G-gue--- minta maaf-"

"Lakukan dengan benar!"

Bentakan kecil dari adiknya membuat tubuh Raka terperanjat kaget.

"G-gue---"

"BICARA DENGAN BENAR DAN TATAP WAJAHKU!"

"Raka minta maaf, Raka janji gak akan bentak bentak Rora lagi!"

Ucap Raka dengan lantang, meskipun nada bicara nya terdengar sedikit bergetar tapi hal itu mampu membuat Rora tersenyum simpul.

"Sini!" Rora menepuk pahanya, Raka menatap hal itu dengan ragu, hei, badannya tak sekecil itu untuk duduk dipangkuan adiknya.

"Tapi gue berat!"

"Berat badanmu bahkan tak lebih dari 30 kilo-"

"Gue gak sekurus itu!" Raka menghentak kakinya kesal, pemuda itu dengan terpaksa mau duduk di pangkuan adiknya, meskipun masih terlihat dongkol.

"Ada 3 syarat yang perlu lo patuhi kalau lo mau gue maafin lo!"

Tangan Rora memeluk erat pinggang ramping kakaknya

"Apa saja syaratnya?"

Kerutan didahi kakaknya membuat tampilan pemuda itu semakin terlihat imut, pipi yang memerah, bulu mata lentik dan netra boba berbinar penuh rasa penasaran.

"Pertama, lo cium gue!"

Hembusan nafas adiknya terdengar memberat, Raka memalingkan wajahnya yang bersemu merah.

STEP BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang