16

115 18 0
                                    

Leaving Yujin didn't get any easier the second time around. Pagi² sekali di rumah itu sudah ribut dengan rengekan Yujin. Mungkin kerana gadis jangkung itu sudah mulai memahami situasi ini

"aku mau pergi bersama Minmin!" rengek Yujin kepada Yena apabila dia ditahan untuk mengikuti Minju yang ingin keluar karna dia ada kelas pagi. Minju melihatnya, dia menggigit bibirnya, dia tidak mahu meninggalkan Yujin tapi dia perlu karna dia perlu menghadiri kelasnya

" tidak, kau akan ikut dengan kami. Kita akan pergi ke mall untuk membeli pakaian mu, Yujin" kali ini Hyewon membantu Yena. "Percayalah Minju akan segera kembali" Yena memberi kode kepada Minju untuk segera pergi meninggalkan Yujin sementara mereka berdua mengurus gadis jangkung itu

"Minminnnn!!" Yujin menangis, cuba untuk melepaskan dirinya dari genggaman Yena. Beruntung saja gadis bebek itu memegangnya dengan erat. Dia melihat ke arah Hyewon

"aku berasa seperti menjaga sepupu ku" kata Hyewon. Yujin masih saja mencuba untuk lari ke arah pintu rumah itu, Yena juga bersusah payah menahannya

"Minju sudah pergi, Yujin" tegas Yena. Semakin lama dia berasa kesal kerana Yujin yang hanya ingin dekat bersama Minju. Gadis jangkung itu berbalik dan menatap Yena dengan tatapan marah

Dia memberontak, Yena memegang erat tangannya jadi dia menggunakan kakinya untuk menendang apa sahaja yang berada di hadapannya. Secara tidak sengaja Yujin menendang meja dan pasu bunga di atas meja itu jatuh membuatkan bunyi kaca pecah terdengar di seluruh ruangan itu. Hyewon dan Yena menutup mulut mereka karna terkejut. Yujin dengan segera menangis dan menutup telinganya menggunakan tangannya yang terlepas dari genggaman Yena

"Why the hell would you do that?!" Teriak Yena. Dia mendelik ke arah Yujin. Gadis jangkung itu memundurkan dirinya perlahan dengan tangannya di hadapan wajahnya. Dia menggelengkan kepalanya dengan air mata bercucuran di pipinya

"Tolong..." gelengnya, Yena dan Hyewon bertukar pandangan. Mereka berdua bingung.

"Jahat" gumam Yujin. Memukul kepalanya dengan tangannya. "Jahat. Bodoh" dia menggelengkan kepalanya sambil memukulnya tapi kali ini terlihat lebih kuat

"Bodoh" Yujin berkata. "Bodoh. Bodoh. Bodoh" suaranya semakin kuat, begitu juga dengan pukulannya. Akhirnya punggungnya terlanggar dinding rumah mereka, dia masih saja memukul dirinya sambil mengucapkan perkataan itu

"Yujin, jangan lakukan itu" perasaan rasa bersalah perlahan memakan diri Yena. Dia mendekat ke arah Yujin "Hey, hey, kau tidak bodoh, Yujin-ah" dia memegang kedua-dua tangan Yujin, menghentikan perbuatannya

Yujin melihat ke arah Yena. Bibirnya gemetaran. Yena menyesal telah teriak kepadanya tadi. Dia melirik ke arah Hyewon yang sedang membersihkan serpihan kaca

"Bodoh" Ulang Yujin, cuba untuk memukul semula dirinya sebelum Yena menahan tangannya. Yujin merengek sambil tetap berkata "Bodoh. Jahat. Yujin jahat"

Yena menggigit bibir bawahnya dan duduk di sebelah Yujin "kau tidak jahat atau... bodoh, Yujin-ah" tidak tahu bagaimana caranya ingin membujuk Yujin

"aku membunuhnya" rintih Yujin, menunjuk ke arah pasu bunga yang sudah pecah itu. Dia menangis sekali lagi, air matanya jatuh bercucuran dan Yena sama sekali tidak menyukainya. Dia rasa bersalah dengan perbuatannya

"Tidak apa Yujin, cuma pasu bunga. Kita boleh menggantinya" bujuk Yena "it's okay, aku berjanji. Apa kau mau makan sesuatu?" Yena coba untuk mengalihkan perhatian Yujin dari perihal pasu bunga itu, berharap Yujin akan berhenti

Yujin menggelengkan kepalanya, tangisannya semakin kuat. Dia menyembunyikan wajahnya di antara kakinya sebelum menutup wajahnya menggunakan tangannya

"Yujin, kau tidak perlu menangis seperti ini" kali ini Hyewon mencela. Dia duduk sebelah Yena. "semuanya sudah bersih, see?" bujuk Hyewon, mengarahkan tangannya ke arah di mana pasu bunga itu pecah yang kini sudah tidak ada lagi. Yujin mengabaikan mereka, dia masih saja terisak

yellow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang