Unlasting - Part 7

168 8 0
                                    

2020

"..."

"Siap laksanakan!"

Eren sudah mengabari Mikasa jikalau ia mendapatkan misi dari atasannya untuk terlibat dalam proyek penyuplaian rapid test kit, pakaian hazmat, serta masker ke beberapa negara yang menjadi pilihan negara Paradis untuk dibantu. Posisi Eren dibutuhkan karena ia adalah dokter militer.

Eren juga memberi kabar jikalau kemungkinan untuk beberapa waktu ke depan ia tidak bisa pulang ke rumah terkait dengan proyek ini, bisa berbulan-bulan.

Negara yang dikunjungi Eren pertama kali adalah negara bagian Liberio. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 7 hari di negara bagian tersebut, akhirnya Eren beserta pasukan pergi ke negara tujuan selanjutnya.

Satu bulan berlalu, Eren dan pasukannya sudah pulang-pergi dari dan ke Paradis sebanyak dua kali untuk mengangkut barang-barang yang akan disuplai.

Komunikasi Eren dan Mikasa pun terjadi setidaknya satu atau dua minggu sekali meskipun pada kenyataannya Mikasa selalu memberikan kabar setiap hari tentang aktivitasnya juga tumbuh kembang anak mereka.

Di bulan kedua kepergiannya dalam misi, Eren mulai merapikan segala dokumentasi berupa foto, atau sekadar catatan-catatan di buku hariannya. Ia menceritakan berbagai kegiatan atau pemandangan seperti apa yang ia lihat setiap kali mendarat di suatu negara.

Kebiasaan seperti ini telah melekat di diri Eren sejak masa pendidikan. Hal ini juga membantu Eren mengusir rasa bosan ketika beristirahat, apalagi jika wilayah yang ia kunjungi tidak memiliki fasilitas listrik yang memadai, susah sinyal, dan lain sebagainya. Jikalau sedang dalam misi, semua anggota pasukan memang dituntut untuk fokus pada misi yang dijalani sehingga berkomunikasi melalui radio atau HT adalah yang paling efektif karena memiliki jalur transmisi sendiri.

Saat ini Eren beserta pasukan akan mendarat di salah satu negara yang agak ekstrem karena peperangan tetap terjadi di kala pandemi. Timur Tengah, itulah sebutannya.

Eren mengamati lingkungan sekitar yang sangat tidak kondusif keadaannya. Puing-puing bangunan yang memenuhi separuh badan jalan, debu yang beterbangan, bahkan suara-suara tembakan dengan peluru otomatis terdengar di segala penjuru.

Rumah sakit yang ia pijaki lantainya saat ini, entah layak atau tidak jikalau ia sebut sebagai rumah sakit. Ini lebih seperti penampungan mayat hidup batinnya. Hampir semua fasilitas kesehatan rusak karena perang menahun. Para korban yang terkena luka tembak dan luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan dengan segala rentang usia tergeletak di mana-mana.

Para tenaga medis tampak kelelahan karena semakin tidak terkendalinya jumlah pasien yang dirujuk ke sana. Belum ditambah dengan pasien penderita virus yang harus mendapat penanganan ekstra, sedangkan perlengkapan di rumah sakit sangat terbatas.

Hati nurani Eren sebagai manusia dan juga abdi negara serta memiliki profesi sebagai tenaga medis terasa terpanggil. Eren merasa miris dan tanpa disadari ia menangis melihat kondisi yang terjadi di sini.

Di negara ini, penerapan social distancing pun percuma karena kondisi juga diperparah dengan adanya gejolak politik dan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh anak-anak muda untuk menentang korupsi, kronisme, dan menuntut reformasi. Padahal anak-anak muda adalah golongan yang sebenarnya paling berkemungkinan tidak terkena virus. Tetapi, mereka lebih memilih untuk berunjuk rasa di luar, menentang pemerintah mereka.

"Kapten Jaeger, Jendral Smith meminta Anda segera menemuinya. Laporan selesai!" ucap salah seorang prajurit.

"Kembali ke tempat!"

"Siap, kembali ke tempat!"

Eren menghampiri tempat di mana Jendral Smith berada. Raut wajahnya tampak sangat serius dan seperti sedang panik karena sedari tadi berjalan mondar-mandir tanpa menyadari keberadaannya.

Unlasting | Eremika (Attack on Titan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang