Aku membuka korden jendela apartement ku hingga sinar matahari pagi perlahan masuk menerangi apartement ku. Aku menguap sejenak.
"Haah.... Kenapa kelas harus mulai pagi ini!? Astaga aku mengantuk sekali! "Tiba tiba ponselku berbunyi. Terlihat nama Anya disana. Aku mengangkat nya.
"Ya Anya! " Ujarku.
"Ya akhirnya kau mengangkat telepon ku, queen! "
"Maafkan aku.. Aku baru saja bangun. Ada apa? "
"Apa maksudmu? Tentu saja kita harus berangkat ke kampus sekarang! "
"Ah benarkah? Tidakkah ini terlalu pagi? "
"No, queen! Ayo cepat!! Kita akan terlambat nanti"
"Baiklah... " Jawabku lesu.Namaku Queen. Queen Ainsley. Seorang Putri Tunggal dari Steve Ainsley, pemilik Apple Inc, sebuah perusahaan teknologi Amerika yang berbasis di Cupertino, yang merupakan perusahaan paling berharga di dunia dengan kapitalisasi pasar USD 2,294 Triliun.
Seluruh keluargaku tinggal di California, Amerika Serikat sedangkan aku di New York karena memutuskan kuliah di sarah lawrence college.
Meskipun masih berada di negara yang sama namun kami benar-benar jarang bertemu. Disisi lain orang tuaku sangat sibuk dengan bisnis mereka dan aku yang sangat padat dengan jadwal kuliahku.Aku memoles sedikit make-up di wajahku agar tetap terlihat natural namun menawan.
Sesampainya di rumah Anya...
Aku membunyikan klakson mobil ku dengan sangat kencang berharap agar Anya mendengarnya lalu dia akan segera keluar dan menemuiku. TINNN!!
"DIAM QUEEN! DIAM!!!!! " jerit Anya sambil berlari keluar dari rumahnya. Aku tertawa lepas.
"Jangan sentuh klaksonmu lagii ,queen!!" Kesalnya.
"Hahaha masuklah! " Ujarku.
"Aku hampir akan melepas setirmu jika kau menekan klakson mu lagi! " Kesalnya.
"Aku janji hahaha"
"Baiklah sekarang katakan padaku! Bagaimana denganmu dan veer? " Tanyanya.
"Ntahlah! Dia tidak menghubungi ku tadi malam! "
"Benarkah? Sangat tidak biasa. Seperti bukan veer! "
"Aku tidak tahu! Kau juga tidak menghubungi ku tadi malam" Ujarku meliriknya.
"Haha maafkan aku! Tadi malam aku sangat lelah! Menonton series lalu ketiduran! " Jawabnya pelan.
"Lupakan! Mungkin kita akan bertemu nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Edbert Edric
Romance"Aku benar benar Merindukanmu, Edric! " Untuk kesekian kalinya air mataku menetes. Aku berharap dia bisa kembali hadir dihadapanku. membelai lembut rambutku lalu mencium kening ku dengan penuh cinta. aku menekan dadaku yang sesak. "Aku tidak bisa...