Aku menutup notebookku pelan setelah dosen keluar dari kelasku. Kejadian tadi benar benar Terngiang-ngiang di pikiranku. Rasanya memang benar-benar ada yang sengaja mengikutiku."Queen? " Ujar Anya membuyarkan lamunanku.
"Oh, astaga! Jangan tiba-tiba! "Kesalku.
Anya menegakkan kedua bahuku. Aku mendengus kesal.
" Aku tau kau sedang memikirkan sesuatu, Queen? "Tebalnya.Aku menepis tangannya yang memegang bahuku.
" Tidak! "
"Kenapa? Kau bukan Queen yang aku kenal! Akhir2 ini kau Aneh. Kau tidak menceritakan sesuatu padaku! Biasanya walau ipadmu bergeser sedikit saja kau akan bercerita"katanya pelan.
"Aku sedang tidak ingin... "
"Kenapa? Kau tidak percaya padaku lagi? "
"AKU BILANG AKU TIDAK INGIN! TENTU KAU PAHAM BAHASAKU! " sentakku lalu keluar dari kelas.Akhir Akhir ini moodku benar-
benar buruk. Walau hanya hal kecil jika aku tidak menyukainya maka aku spontan akan langsung membencinya.
Aku melihat Veer berjalan kearahku.
Sudah pasti dia akan menghampiriku. Dengan cepat aku merubah langkahku.
"Tunggu, sayang! Tunggu! " Ujarnya menahan tanganku.
"Lepas, Veer! Aku sedang tidak ingin bicara dengan siapapun! " Kesalku.
"Tidak, sayang! Ada apa? "Ujarnya menangkup wajahku khawatir.
" Veer tolong... "Ujarku menepis tangannya.
" Katakan padaku jika kau butuh apapun"
"Terimakasih.. "
Aku tersenyum lalu meninggalkannya.
Maaf veer..
KAMU SEDANG MEMBACA
Edbert Edric
Romance"Aku benar benar Merindukanmu, Edric! " Untuk kesekian kalinya air mataku menetes. Aku berharap dia bisa kembali hadir dihadapanku. membelai lembut rambutku lalu mencium kening ku dengan penuh cinta. aku menekan dadaku yang sesak. "Aku tidak bisa...