_Kemari, akan ku perlihatkan sebuah luka dan rasakan sakit disetiap bagain cerita_
∞•∞
°•°
kalian tahu manusia yang paling hebat itu seperti apa? Mereka yang setangguh Langit, sekuat Jendral, setegar Renjana dan seikhlas Nabastala
•
•
"Kedewasaan terbentuk bukan dari bertambahnya angka. Tapi dari banyaknya peristiwa yang berhasil dilewati walau penuh dengan luka dan air mata"
•°•"Bang Langit, Bang Jendral ... Senja berangkat duluan ya," pamit seorang pemuda bernametag Senja Bumantara yang terpampang pada seragam putih sekolahnya.
Langkah kecil dua lelaki di samping Senja ikut terhenti. Sekarang mereka bertiga sudah berada di halte bus.
"Yaudah hati-hati ya. Inget, belajar yang bener jangan males apalagi kalau ketauan ngebolos. Gue potong uang jajan lo setahun nanti." Langit dengan ekspresi yang dibuat galak memberi wejangan terhadap Senja yang merupakan adiknya.
Senja mendengus kecil juga memutar bola matanya secara terang-terangan. "Yaelah Bang, kapan coba Senja pernah bolos sekolah? Terus, kapan nilai Senja juga jelek? Nggak pernah, kan ...?"
"jadi Bang Langit tenang aja, percaya deh sama Senja. Senja nggak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, Bang. Senja nggak akan ngecewain Abang. Pokoknya Senja bakal buat Bang Langit sama Ibu bangga. Janji." Senja berucap dengan penuh tekad, serta jari kelingkingnya sudah terangkat pasti tepat di depan wajah Langit.
Langit tersenyum kecil, ia menatap bangga pada adik kandungnya ini. Selama ini Senja memang tidak pernah mengecewakan nya, justru sebaliknya. Tidak juga banyak menuntut ini itu padanya dan juga ibunya seperti kebanyakan teman seusianya.
Langit segera menyambut jari kecil itu dan menautkannya dengan jari kelingkingnya. "Abang percaya sama kamu."
Kedua kakak beradik itu sama-sama terbawa suasana untuk beberapa detik. Hingga keduanya tidak menyadari sosok lain yang terus memperhatikan interaksi manis mereka dengan tatapan sendu.
"Yaudah Bang, Senja sekolah dulu." Senja segera menaiki bus yang sudah terhenti didepannya, tentu setelah ia berpamitan pada kedua pemuda itu.
Itulah rutinitas sehari-hari Senja. Dia akan pulang dan pergi ke sekolah dengan menaiki transportasi umum ini. Mungkin terlihat membosankan dan melelahkan bagi sebagian orang, tapi bagi Senja inilah salah satu momen yang paling menyenangkan. Karena dari sini Senja belajar, bahwa hidup memang butuh perjuangan.
"Lo pasti bangga banget ya Lang sama adek lo itu?" tanya Jendral pada akhirnya, sedari tadi dia hanya diam membisu dan menyimak semuanya.
Langit menolehkan kepalanya pada keberadaan Jendral. Dia menganggukkan kepalanya satu kali dengan tegas. "Sangat."
"Keliatan dari tatapan lo." Jendral terkekeh pelan. Lalu ia menepuk-nepuk pundak Langit. "Lo juga Abang yang hebat. Senja juga pasti bangga punya Abang kaya lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Dream [ DREAM STAR'S ]
RandomDi bawah langit sore bersama dengan suara deburan ombak laut yang membentang luas di depan. Sekelompok pemuda sedang mendongakkan kepala mereka dengan menatap sendu kearah langit berwana jingga di atasnya. "LANGIT ... KITA BERHASIL ...!" Teriaknya...