DREAM 06

101 17 3
                                    

_Kemari, akan ku perlihatkan sebuah luka dan rasakan sakit disetiap bagain cerita_∞•∞-Tujuh yang tak utuh-°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Kemari, akan ku perlihatkan sebuah luka dan rasakan sakit disetiap bagain cerita_
∞•∞
-Tujuh yang tak utuh-
°•°

Suasana sekitar yang sangat ramai dan berisik. Suara dari kendaraan dan juga orang-orang terdengar beradu saling bersahutan. Benar-benar bisa membuat sakit pendengar.

Tapi itu semua nampaknya hanya sia-sia, tidak ada gunanya sama sekali bagi keenam pemuda yang saat ini sedang duduk dengan posisi saling berhadapan yang terhalang oleh meja panjang.

Ntah kenapa keenamnya bisa berakhir dan terjebak dalam situasi menegangkan dan super canggung seperti ini. Tidak ada yang berbicara ataupun yang terlihat akan memulai membuka suara.

Kebisingan disekitarnya seolah hanya latar belakang kesunyian pada malam ini. Semuanya bungkam dengan pemikirannya masing-masing.

Sementara Langit yang dari tadi memang sudah tidak tahan dengan keheningan yang diciptakan oleh orang-orang ini.

Beberapa kali dia bergerak tak nyaman ditempatnya. Tapi sialnya tidak ada satu orangpun yang peka.

Lalu Langit segera melirik ke sebelahnya yang terdapat Jendral juga Senja. Kedua orang itu juga, ntah kenapa malah ikut-ikutan diam, yang membuatnya semakin tambah kesal. Bibirnya sudah sangat gatal ingin bicara.

"Kalian mau makan apa?" tanya Langit pada akhirnya mulai membuka suara.

Segera ucapan Langit barusan berhasil menarik lima kepala yang dari tadi hanya terdiam kaku seperti patung batu. Padahal suara Langit terdengar biasa saja, tidak keras ataupun rendah. Tapi itu cukup bisa menarik perhatian mereka.

Langit tentu sedikit kaget dengan respon mereka berlima yang kini sudah melihat kerahnya dengan ekspresi- bodoh pikir Langit.

Tidak lama dia segera menggelengkan kepalanya, dia tidak boleh mengatai orang seperti itu. Bagaimanapun juga, diantara mereka ada salah satu teman dan juga adiknya.

Walaupun kenyataannya Langit sangat ingin sekali tertawa.

Pada akhirnya Langit hanya tertawa kecil saja seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Merasa malu, padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun.

"Maaf, gue nanya mereka." Jari telunjuknya mengarah pada Jendral juga Senja. Yang kini justru kedua orang itu malah mengerutkan kening bingung kearahnya.

"Ayo mau makan apa lo berdua? Malah pada diem dari tadi. Lo kira lagi mengheningkan cipta, hah?" Langit bertanya sekali lagi, nada suaranya sudah mulai berubah tak santai.

Jendral yang berada tepat disebelah Langit mendengus kecil. Dia melirik sinis temannya ini. "Terus kenapa lo juga ikutan diem?"

"Diem lo. Tinggal jawab aja. Buruan mau makan apa? Keburu malem ntar," ulang Langit yang sudah mulai kesal.

In Your Dream [ DREAM STAR'S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang