Episode 16

521 41 15
                                    

Wendy dan Irene meluangkan waktunya sehari sebelum malam kelulusan untuk mencari cincin.

" Aku tidak masalah jika cincinnya digabung saja nanti sekalian dengan resepsi. "

" Akh, aku tidak tahan jika masih banyak orang yang mencoba menghalangi hubungan ini. Nanti beli lagi saja jika kau menginginkan model cincin yang lain untuk resepsi. "

" Selalu deh. "

" Jangan buat sesuatu yang mudah menjadi sulit, chagiya. "

Irene hanya terdiam dan perlahan bibirnya mulai tersenyum.

Tiffany & Co

Melihat kedatangan Wendy, para pegawai toko langsung sigap melayani.

" Good morning, Mr Son. "

" Apa mereka semua sudah mengenalmu ? "

" Biasa aku menemani Jennie berbelanja. Tapi terlepas dari itu, aku juga suka dengan brand ini, tidak terlalu mencolok. "

" Bukan dengan brand ambassador nya ? "

Wendy melihat ke arah belakang Irene.

" Astaga. Tidaklah. Lebih cantik yang jadi brand ambassador Prada sama Damiani. ", Wendy mengedipkan matanya.

Meski senang tapi Irene tetap menunjukkan duck face nya. Sambil memilih cincin, Wendy sesekali memperhatikan Irene dari samping. Sempat terhalang dengan rambut yang menutupi wajah, Wendy menggerakan tangannya dan menyingkap rambut Irene ke telinga. Memiliki refleks yang sensitif, Irene sempat terkejut namun tak lama ia hanya tersenyum malu.

Selesai dengan cincin yang langsung mereka pakai, kini keduanya pergi ke salah satu desainer pakaian.

" Aku tidak tahu seberapa banyak uang yang kau miliki sendiri sampai tanpa perundingan dengan orangtuamu, kau berani untuk membeli semuanya. "

" Ini bukan tentang seberapa banyak uang yang aku miliki. Tapi ini soal keyakinan dan aku tidak mau kau jadi milik orang lain. "

" Tetap saja itu semua kan butuh biaya. "

" Iya makanya aku yakin aku bisa membeli semuanya untuk orang yang tepat. Jadi seharusnya kau mengerti kalau aku sudah mempersiapkan hal ini dari lama. "

" Aku kira kau banyak keluar biaya untuk yeoja-yeoja yang kau kencani kemarin. "

" Aniyo, aku tidak sebodoh itu. Kau tenang saja, aku sudah menyimpan semua ini dan nanti akan menjadi milikmu semuanya. Aku tidak mau pusing dengan uang. "

Lagi-lagi Irene dibuat tersenyum oleh ucapan Wendy. Saat satu persatu gaun diperlihatkan, Irene mulai memilih dan tertuju pada satu gaun putih yang membuatnya terdiam sejenak.

" Kau suka ? "

Pertanyaan Wendy itu membuyarkan lamunan Irene.

" Mau coba ? "

Irene hanya mengangguk kecil sambil tersenyum. Wendy memberikan isyarat pada pegawai toko untuk membantu Irene.

A Few Moments Later

" Seungwan. "

Wendy yang sedari tadi hanya memandang keluar kaca toko, langsung menoleh saat ia dengar Irene memanggil namanya. Tak satu katapun keluar dari mulut Wendy, hanya ada tatapan kekaguman.

" Apa terlihat buruk ? "

" Your beauty is unreal. "

Selesai berdiskusi dan menentukan pilihan, Wendy langsung mengeluarkan dompetnya.

28 ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang