004

28 9 0
                                    

"Hei, kenapa kalian belum pergi juga?!"

Soobin membuka matanya, mendadak linglung saat melihat sekitarnya yang asing.

Ini bukan dirumah, bukan juga disekitar pantai. Tapi, dia ada didalam hutan, keadaan agak gelap hanya cahaya bulan yang menerangi sekitar. Apa Soobin tersesat?

Tapi kapan Soobin keluar rumah?

Pandangannya menangkap sosok yang amat sangat mirip dengan salah satu temannya, dia menyeryit bingung. Kenapa sosok itu menatapnya penuh amarah?

"Aku tanya, kenapa kalian belum pergi dari sini?" Sosok itu bertanya, nadanya terdengar frustasi. Dengan raut wajah pucat terlihat marah.

Soobin ingin sekali bertanya apa maksud perkataan temannya itu. Tapi mulutnya tidak mau terbuka, suaranya tercekat. Sesuatu tak kasat mata membekap mulutnya, yang sayangnya Soobin sendiri tidak mengetahuinya.

"Aku kasih tau sama kamu ya, tempat ini tuh bukan tempat aman buat manusia. Sebelum semuanya terlambat, lebih baik kalian pergi secepatnya."

Dan saat itu juga, Soobin langsung terbangun dari tidurnya. Dia menghela nafas lega, ternyata hanya bunga tidur.

"Kenapa Bin? Mimpi buruk ya?" Tanya Yeonjun dengan suara seraknya, dia terbangun karena terusik suara grasak grusuk disebelahnya.

Soobin mengangguk, "Mimpi aneh, gue kayak dapet peringatan gitu..."

"Peringatan apa?"

"Beomgyu, didalem mimpi gue, Beomgyu ngasih peringatan buat kita berlima tinggalin tempat ini. Katanya nggak aman, tempat ini bukan tempat aman buat manusia."

Yeonjun meneguk salivanya susah payah, bulu kuduknya merinding tiba tiba. "Pantai ini bener bener horor ya? Apa kita pulang aja besok pagi?"

"Tapi kan kita udah bayar mahal buat sewa rumah disini, masa ditinggal sih, masih satu hari juga."

"Masalah itu mah gampang, tapi nanti kalo ada apa apa kita juga yang susah, disini juga gak ada orang buat dimintain bantuan. Mending kita pulang aja daripada kejadian sesuatu."

Benar juga... Soobin setuju jika begitu, nyawa mereka berlima lebih penting ketimbang uang.

Ah, Soobin baru ingat dengan kejadian tadi siang, lebih baik menceritakannya pada Yeonjun daripada ia simpan sendiri. Jujur saja, Soobin masih sedikit takut dengan kejadian itu.

Yeonjun juga diam saja sambil mendengarkan setiap kalimat yang Soobin ceritakan. Dia menggigit bibir bawahnya gelisah.

"Yaudah, besok pagi pagi kita pulang. Tempat ini emang bener bener gak aman."

"Lanjut tidur aja, masih malem," lanjut Yeonjun.

Berdehem pelan, Soobin kembali bersiap untuk tidur.

Berbeda dengan Yeonjun, lelaki itu masih terduduk, menatap jendela kamarnya yang tertutup tirai dengan pandangan yang tak dapat dimengerti.

****

Tok... Tok... Tok...

Ketukan pintu terdengar bising di jam 02.00 WIB.

Taehyun terbangun, memandang kesal pada pintu kamarnya yang barusan diketuk seseorang. Dia melirik Beomgyu, temannya masih tertidur pulas, tidak terganggu sama sekali.

Menghela nafas pelan, Taehyun menyibak selimutnya lalu berjalan membukakan pintu. Dahinya menyeryit saat tidak mendapati kehadiran seorangpun diluar. Apa salah satu temannya sedang mengerjainya.

Masa bodo dengan itu.

Taehyun menutup pintu, berjalan pelan menuju kamar mandi untuk melakukan panggilan alam. Sudah menjadi kebiasaan ketika bangun tidur.

[•TXT•]  - Which one friend? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang