Chapter 4 🍈

2.5K 243 4
                                    







Di pagi hari yang cerah, Arsen terbangun di sebuah kamar yang menurutnya cukup asing. Arsen merasakan berat di perutnya dan ternyata, Ethan sedang memeluknya dari dari belakang.

Dengan perlahan Arsen melepas pelukannya, tapi bukanya terlepas malah semakin erat.

"Abangg lepasin ihh" tanpa sadar Arsen merengek.

"Ssttt diam tidur lagi, lagian sekarang hari libur

"Ihh lepas lepas lepas mau mandi"

"Mandi bareng yaa??"

"Apaan sih, engga ah"

Dengan berat hati Ethan melepaskan pelukannya. Arsen yang merasa pelukannya melonggar pun langsung bangun dan pergi ke kamarnya.

🍈🍈🍈

Sampai kamar Arsen pun mandi. Selesai mandi Arsen berkaca dengan hanya menggunakan handuk yang di lilit di pinggangnya.

"Anjir kok bisa ya dada sama pantat aku agak berisi? Tapi ga papa yang penting aku selalu ganteng ehehehh"

Arsen berpose layaknya model.sambil cekikikan melihat pantulan dirinya di kaca.

"Astaga Ciko kamu malu maluin banget sih, saya menyesal punya tuan rumah seperti kamu"

"ASTAGA sistem kamu ngagetin aja. Kamu kok baru muncul sih?"

"Karna ada misi Ciko"

"Misi apaan?"

Misi : Membuat Antagonis laki laki tidak sedih
Hadiah : pengharum tubuh vanilla cake, kecantikan 5%, daya tarik 5%

Yes / yes

"Itu kenapa pilihannya yes semua?"

"Agar estetik Ciko hehe gak lah kan misi pertama jadi harus dilakukan"

"Oke deh aku terima."

🍈🍈🍈

"Daddy aku izin keluar yaa" ucap Arsen sambil memohon.

"Ngapain?"tanya Lucas sambil bermain handphone.

"Aku mau jalan jalan"ucap Arsen

"Ya sudah hati hati, pulangnya jangan malem malem"

"Ay ay kapten" Arsen berseru sambil hormat.

🍈🍈🍈

Di malam hari yang sejuk dan langit penuh bintang, terlihat seorang pemuda berbadan mungil sedang duduk di taman sambil memakan gula kapas.

Pemuda itu yang tak lain adalah Arsen, ia hanya memakai Hoodie oversize berwarna putih yang dengan celana setengah paha dan sendal berbentuk ikan hiu.

Saat sedang asik memakan gula kapas, Arsen di kagetkan dengan seorang anak kecil laki laki yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

"Heh cil ngapain kamu di sini sendirian? Mana orang tua kamu?" Tanya Arsen yang terheran heran dengan bocah di depannya.

"Kamu nanyea? Kamu bertanya tanya?" Ucap bocah itu

"Yeuuhh aku iket di pohon beringin baru tau" ucap Arsen sambil memamerkan jari tengahnya.

"Woii lu ngapain ngajarin Adek gua yang gak bener?" Ucap lelaki yang tiba-tiba muncul di samping Arsen.

"Apaan sih lagian Adek kamu duluan yaa, terus kamu gimana sih jadi Kakak gak becus. Adek sendiri di tinggalin, di culik aja baru tau rasa" ucap Arsen sambil melotot karna di tuduh yang tidak tidak walaupun iya.

"Ck, udah ah ganggu aja" lanjut Arsen lalu pergi meninggalkan dua orang yang sedang melongo melihat kelakuan Arsen.

🍈🍈🍈

"Sistem ini si Xavier dimana sih?"batin Arsen. Lagian siapa sih yang mau ngomong sendiri di tempat umum?.

"Arah jam 3"

"Oke

1

2

3

DORR

"ANJING, apa sih cil ganggu aja Lo" ucap seorang pemuda yang tak lain adalah Xavier.

Yaa Xavier di kagetkan oleh Arsen, di saat dirinya sedang bersedih.

"Jiailah masih jaman kah sedih sedihan?" Ucap Arsen dengan wajah tengilnya.

"Pulang sono lu ganggu aja"

"Ehh gitu doang baper. Kenalin aku Arsen, kamu siapa?" Tanya Arsen yang pura-pura tidak mengenalnya.

"Gua Xavier, lu ngapain disini?"

"Aku lagi jalan jalan terus ngeliat kamu lagi nangis, yaudah aku samperin, dari pada aku biarin nanti kamu kesambet sama tuyul, soalnya aku tadi ada tuyul nyamperin aku." Ucap Arsen panjang lebar.

"Mana ada tuyul anjir" ucap Xavier tidak percaya.

"Ada bukti nya tadi ngobrol sama aku tapi aku tinggalin" ucap Arsen walaupun sebenarnya itu bukan tuyul melainkan bocah gak jelas yang tiba-tiba duduk di sebelah Arsen.

"O" ucap Xavier.

"Kok o doang sih? Oh iya kok kamu tadi nangis?"ucap Arsen.

"Itu bunda gua mau pisah soalnya setiap hari ayah gua jarang pulang, sekalinya pulang dia bawa selingkuhannya kalau engga, dia pulang mabok berakhir Bunda gua dipukulin. Mana selingkuhannya seumuran gua. Terus kalau gua mau bales perbuatan ayah gua, bunda gua selalu ngelarang. Gua kasian sama bunda gua yang selalu di kasarin. Kenapa sih bunda gua selalu ngelarang gua? Gua gak bisa kalau gua ngeliat bunda gua di sakitin di depan mata gua. Hiks andai hiks andai kalau bunda gua nggak ngelarang gua hiks hiks udah habis tu orang.

"Cup cup cup udah sini peluk." Ucap Arsen sambil merentangkan kedua tangannya. Di peluknya Arsen oleh Xavier dan di balas dengan lembut oleh Arsen sambil mengelus lembut rambut Xavier.

"Udah jangan nangis. Mau bagaimanapun dia itu ayah kamu, dari pada nangis mending kita jajan" lanjut Arsen sambil tersenyum sampai hilang kedua matanya. ( ◜‿◝ )





Transmigration | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang