✎ - 10

137 42 29
                                    

“tokoh sentral agama buddha bukanlah dewa melainkan seorang manusia— siddhartha gautama. dia adalah pewaris kerajaan kecil di Himalaya. suatu waktu 500 SM pangeran muda itu terpukul oleh penderitaan yang ada sekelilingnya. gautama melihat laki-laki dan perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia— semuanya menderita bukan perkara bencana yang terkadang terjadi seperti perang dan wabah penyakit.”

di hari pertamanya dalam kelas seminari, changbin sengaja datang cukup terlambat. tentu saja untuk menuai sensasi.

dengan kikuk, pemuda itu memasuki kelas tanpa permisi, lagipula— pastur yang berceloteh disana tidak melirik kedatangannya. santai, changbin langsung duduk di kursi paling belakang.

“baiklah, mari simak saja untuk hari ini” gumam changbin sambil mencari posisi nyaman diatas salah satu bangku.



























“tapi penderitaan yang mereka alami tak lain seperti kecemasan, frustrasi, dan ketidakpuasan, yang semuanya merupakan rasa tak terpisahkan dari kondisi manusiawi.”

“orang-orang mengejar kekayaan dan kekuasaan. memperoleh ilmu dan harta. menghasilkan anak. serta membangun berbagai rumah dan istana. namun apa pun yang mereka capai, tidak pernah muncul kepuasan.

“yang hidup dalam kemiskinan mengimpikan kekayaan. yang punya 1 juta mengidamkan 2 juta. yang punya 2 juta mengidamkan 10 juta. Bahkan yang kaya dan terkenal pun jarang merasa puas. Semua dihantui oleh tamaknya kekhawatiran yang tiada henti, hingga— penyakit, usia tua, dan kematian memberikan akhir palat kepada mereka.”

















penerangan tak seberapa itu membuat changbin secara tak sadar pula merenung kalut.

apa yang disampaikan pastur tersebut begitu pas dengan statment dalam pikirannya, yaitu;

segala sesuatu yang pernah dikumpulkan oleh seseorang lenyap bagaikan asap. kehidupan adalah kejar-kejaran tak berguna. tapi bagaimana meloloskan diri darinya?






























“gautama memutuskan untuk menyelidiki sendiri penderitaan itu sampai dia menemukan metode pembebasan sepenuhnya. ia menghabiskan 6 tahun bermeditasi, mrenungkan esensi, penyebab, dan penawar penderitaan manusia. hingga akhirnya dia menyadari bahwa penderitaan itu bukan disebabkan oleh nasib buruk, ketidakadilan sosial, ataupun kehendak ilahi. penderitaan— justru disebabkan oleh pola perilaku akalbudi manusia sendiri.

hening. jeda sejenak, penyampaian itu terhenti manakala sang pastur kini menatap changbin tiba-tiba.

“siapa kiranya yang tiba-tiba hadir di kelas suciku ini?”

(...)

secara reflek, tubuh changbin merespon berdiri— enggan menuai banyak atensi seisi kelas.

“perkenalkan saya changbin. seperti yang anda lihat, saya adalah orang baru dini. maka dari itu, mohon bimbingannya ...”

pegenalan yang cukup sopan. namun, sayang respon yang ia terima dari pastur selepasnya malah kurang mengenakkan.



























“oh ya, kau si pembangkang Tuhan itu. seo changbin, famili dari mr. seo”

“maaf?”

sama sekali tidak changbin duga, perlahan orang yang dijuluki suci itu tersenyum seperti mengejeknya.

“kakekmu tipikal einstein, ayahmu marxisme, lalu apakah dirimu ini?”

haruskah ia mengatakan hal ini sekarang? maksudnya di hadapan semua orang. yang benar sajalah.

“tuan seo, percayakah kau entitas ilahi dan iblis?” changbin hanya diam, bungkam. sungguh, apa-apaan dia. “tunjukkan siapa dirimu di hadapanku.”

“maksudnya?” jujur changbin hanya bisa berdiri canggung. apa sebenarnya yang pastur sialan ini inginkan darinya?

































“buatlah satu hal yang bisa membuatku terkesan dalam waktu dua hari. agar aku bisa tahu, seperti apa jiwa yang kau miliki.”

“jika kau menyanggupinya. maka tidak hanya akan aku membimbingmu, tapi juga menjadi orang yang selalu ada di sisimu.”

— • —

— • —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
5. ola, ma diarie - seo changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang